Bab 6

1543 Words
Akhirnya Zella bisa tertidur dengan nyenyak setelah Brian pamit pulang kerumahnya sendiri. Wanita ini sangat merasa terlindungi saat dekat dengan orang tuanya. "Sayang, kamu wisudanya masih lama kan? Lagi pula kamu nggak ada kegiatan lagi. Mending kamu di sini aja sampai nanti wisuda ya?" Pinta Vanya. "Iya mamah," jawab Zella. Begitulah percakapan Zella dengan mamahnya sebelum dia tertidur setelah meminum obat miliknya. Walau memang badannya sudah enakan tapi dia harus tetap minum obat agar keadaannya segera membaik seperti sedia kala. *** Zella dibangunkan oleh Vanya ketika waktunya makan malam, memang wanita itu menyuruh anaknya istirahat agar kondisi tubuhnya cepat pulih seperti sedia kala. "Kakak" panggil Zella kepada kakaknya yang datang kerumah. Semenjak menikah kakaknya memilih untuk membeli rumah sendiri karena ingin mandiri selama membangun rumah tangga dengan istrinya. "Katanya kamu sakit? Udah mendingan?" Tanya Arion. "Mendingan, istri kakak mana? Aku pengen ketemu" pinta Zella. "Dia lagi pulang ke rumah mamahnya, katanya kangen makanya mumpung kamu pulang kakak mampir kesini, temen kamu labil banget katanya mau manja manja sama mamahnya dulu sebelum ketemu kamu" ujar Arion. "Selalu menyebalkan memang, awas aja kalau ketemu" ancam Zella. "Dia lagi hamil mudah Zell, jangan apa apain" peringat Arion. "Ahemm ahemm cinta banget ya pakk tok cer banget udah hamil" baru kali ini Zella tertawa dengan tulus senyuman nya manis dan terlihat sangat natural. Tidak seperti biasanya yang memasang topeng di setiap kegiatan yang dia lakukan. Wanita ini banyak menyimpan rahasia dan kesakitan di dalam hidupnya. Dia hanya menyimpannya sendiri tanpa seorangpun mengerti. Zella yang periang hanyalah topeng dari segala kesengsaraan yang wanita itu alami. "Mamah buatkan cemilan," ucap Vanya menghentikan tawa kedua anaknya. "Makasih Mah," jawab Zella. "Mamah larang adik kamu balik ke Bandung sebelum badannya seperti sedia kala. Lihat dia terlalu kurus mamah jadi banyak pikiran lihat kamu La" curhat Vanya. Aland hanya diam mendengarkan istrinya yang sedang nyerocos ngomong terus pada kedua anaknya itu. "Iya, Mah, Pah , kakak. Zella mau ngomong serius" ujar Zella membuat keluarganya langsung terarah padanya. "Ngomong sayang, kenapa?" Tanya Aland. "Zella dapat tawaran kerja di luar, apa kalian mengijinkan?" Tanya Zella. "Tapi, sayang kamu tau sendiri kan mamah nggak bisa jauh dari kamu?" Ucap Vanya dia bahkan sudah berkaca kaca tidak sanggup ditinggalkan Zella lagi . "Papah dukung apapun yang menjadi pilihan kamu, kamu sama siapa disana ? Sama Brian?" Tanya Aland. "Pah, Mah, Kak aku minta tolong jangan bilang hal ini ke Brian aku nggak mau dia tau" ucapan Zella membuat Vanya mengerutkan dahinya. "Kenapa sayang? Kamu lagi berantem sama dia?" Tanya Vanya lagi. "Kakak akan jaga rahasia, asalkan kamu janji akan baik baik saja disana" ucapan Arion membuat adiknya tersenyum. "Zella udah suka Brian dari lama, tapi Brian sudah punya pacar. Zella pengen lepas dan lupain Brian Ma, aku rasa kalau aku masih tetap disini aku nggak bakal bisa lupain dia" Zella jujur dengan perasaannya tapi dia tidak jujur dengan apa yang dilakukan Brian padanya. "Sayang, pasti selama ini kamu sedih. Maafin mama ya, mama nggak tau" Vanya langsung memeluk anaknya itu selama ini anaknya tidak pernah jujur dengan perasaannya dan baru kali ini anak perempuannya itu jujur. "Aku sudah mengurus segala surat dan keperluan untuk bekerja disana, dan akan berangkat sehari setelah aku wisuda. Maaf ya Pah, Mah, Kak aku baru bisa ngomong sekarang" ucap Zella. "Papa percaya sayang, tiga bulan sekali kami akan menengok mu ya? Kamu hati hati nantinya. Sebelum kamu berangkat lebih baik kamu disini saja sebelum wisuda dilaksanakan. Kami ingin lebih menghabiskan waktu dengan kamu" pinta Papahnya dan langsung diangguki oleh Zella. Akhirnya Zella bisa lega, permintaan nya dia setujui oleh keluarganya. Setidaknya dia tidak ada beban lagi untuk meninggalkan keluarganya untuk sementara waktu ini. *** Baru kali ini dia merasakan tidur yang nyaman dan berkualitas seperti ini. Dia bahkan bisa terbangun di pagi hari membuatnya sangat senang. Dia langsung menuju ke dapur untung mengambil air minum. "Good morning sayang" sapa Vanya. "Pagi juga Mah. Aku pengen renang ya? Mumpung udaranya seger." Vanya yang hanya mengenakan celana pendek dan kaos pas bodynya itu. Wanita ini memang suka menggunakan baju seperti ini ketika tertidur. "Handuknya bawa sekalian sayang, jangan lupa" ucap Vanya mengingatkan. "Siap Mah" Akhirnya Zella  mengambil handuk kimononya dan dia akan bersiap berenang sekarang. Sudah lama banget dia tidak berenang karena kesibukannya itu. Apalagi dia tidak suka kalau berenang di tempat umum makanya dia tidak akan berenang kalau tidak di kolam renang miliknya sendiri. Setelah di rasa cukup akhirnya Zella naik ke atas, dia memakai kimononya dan bersantau di bangku dekat kolam itu. Ketika berenang mamahnya tadi membawakan minuman untuknya, mamahnya memang yang terbaik dan dia sangat menyayangi wanita tercantik itu. "Pantes di cari kemana mana nggak ada," Zella langsung menengok ke arah sumber suara itu. Dia Brian, laki laki itu memakai kaos dan celana pendeknya itu. Lihat hanya memakai pakaian begitu pun dia sudah sangat tampan. Zella langsung menyadarkan pikirannya agar kembali ke jalan yang benar. "Kenapa?" Tanya Zella, dia heran masih pagi aja laki laki itu sudah nongol di rumahnya. Maunya apa sih dia sebel deh. "Jalan yok?" Ajak Brian. "Lagi mager gue Bri," jawab Zella. Brian langsung mengambil duduk di samping Zella yang masih santai sambil meminum orange jus buatan mamahnya itu. "Jalan yuk? Kita udah lama nggak jalan loh" pinta Brian dia tidak menyerah dengan penolakan Zella. "Ntar ah siangan, nyari makan" jawab Zella akhirnya. "Okee," ucap Brian senang. Zella memutuskan untuk mandi, sementara Brian dia bergabung dengan Vanya yang sedang sibuk di dapur. Brian sangat suka dengan masakan mamah Zella itu apalagi Vanya sangat baik hati dengannya. Entah suatu saat nanti apakah perlakuan Vanya akan berubah pada Brian setelah tau kebenaran apa yang dilakukan oleh laki laki itu terhadap Vanya. *** Zella senang bisa melakukan hal yang sewajarnya di lakukan oleh dua sahabat, jalan makan dan nonton film bersama. Hal ini yang sangat di sukainya ketika Brian menjadi laki laki yang manis seperti ini. Sikap laki laki itu yang berubah ubah membuatnya kadang takut dengan Brian yang sekarang. Tapi dia senang setidaknya hari ini Brian sangat baik dengannya. "La, makan iga yuk?" Ajak Brian dan langsung diangguki oleh Zella. Mereka akhirnya masuk di restoran iga, tempat langganan saat mereka makan bersama. Mereka asik makan dan mengobrol hingga ada suara yang menghentikan obrolan mereka. "Baby" panggil wanita itu langsung memeluk Brian. "Hallo sayang," balas Brian memberikan kecupan di pipi wanitanya. Zella? Dia sangat sakit hati tapi dia sadar disini dia bukan siapa siapa. Dia hanya sebagai sahabat dan sudah sewajarnya dia menempatkan diri sebagai seorang sahabat yang ikut senang ketika sahabatnya senang. "Kamu kok disini ngapain?" Tanya Brian pada Lona. "Ehm, aku diajak pulang sama papa. Lagi pula di Bandung sudah nggak ada kegiatan kan? Kamu sih pulang nggak bilang bilang" ucap Lona manja. "Maaf sayang," jawab Brian. Zella pura pura mengangkat telponnya seakan akan ada yang menelponnya, dia sudah muak disini dan ingin segera pergi agar tidak melihat dua sejoli yang sedang dalam masa percintaan mereka. "Eh gue balik dulu ya, temen gue ngajak ketemu. See you" ucap Zella "Loh, Zell.. tunggu dong nanti pulang bareng aja" ucap Brian, mana bisa Zella ikut pulang bersama dengan dua pasangan yang saling cinta. "Iya,sekalian aja Zell"ucap Lona, dia wanita yang sangat baik dan Zella merasa bersalah dengan hubungan yang dilakoninya bersama Brian. "Nggak, itu temen gue dah datang . See you" pamit Zella, "btw pesenan makananku bayar ye Yan, gue ganti kapan kapan" Brian heran dengan tingkah Zella, aneh banget baginya tapi ini adalah hal yang sangat wajar dari pada hatinya terluka. Karena Zella merasa aktingnya kurang meyakinkan akhirnya dia langsung menghampiri cowok berhodie putih dan bertopi hitam itu. Dia sok akrab agar aktingnya tidak sia sia, Zella tau Brian masih melihatnya dari sana. "Maaf, tapi aku harus melakukan ini" ucap Zella. Laki laki itu hanya melihat Zella, wanita yang saat ini memeluk erat tangannya sangat cantik dan dia tau wanita ini adalah orang yang hampir celaka karena para penggemar nya. "Gue Vano" ucapan laki laki itu membuat Zella langsung mendongak melihat wajah laki laki yang menolongnya dari Brian. "Eluu? Kek nya pernah liat" ucap Zella. Mereka sudah ada di tempat parkir dan mumpung tempat ini masih sepi. "Di bioskop" clue yang diucapkan Vano. "Oh artis yang dikejar fans lu kan? Btw makasih ya? Buat tadi" ucapan Zella langsung di balas dengan senyum manis dari Vano . "Haha, mari berteman" ajak Vano, bahkan dia sudah mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Zella. "Zella," jawabnya dia juga membalas uluran tangan Vano. "Gue anterin pulang yok?" Ajak Vano wah baru kenal dah mau nganterin pulang. "Oke deh, gue percaya sama lu"jawaban Zella langsung di balas senyuman oleh Vano. "Boleh minta nomor Wa?" Ucap Vano saat mereka berada di jalan menuju tempat pulang. "Oke," Zella memberikan nomornya entah kenapa dia ngerasa suatu saat nanti akan butuh Vano, makanya dia memberikan nomornya. Padahal dia biasanya akan cuek dan bodoamat tapi ini dia malah langsung memberikannya. Setelah menempuh perjalanan hampir setengah jam akhirnya mereka sampai di rumah Zella, karena Vano terus di telpon oleh manajernya dia harus menolak ajakan Zella untuk mampir di rumahnya. "Lain kali Zell, see you" pamit Vano. "Dasar artis, sok sibuk wle" teriakan Zella membuat Vano tersenyum. Entah kenapa semenjak ketemu dengan Zella ada suatu hal yang berubah dan dia lebih sering ketawa dan bahagia sekarang. Vano merasa, mungkin Tuhan mengabulkan doanya karena sudah mempertemukan wanita secantik Zella dengannya. Bersambung....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD