Rosemary berjalan cepat meninggalkan rumah Grigory tetapi belum lagi langkah kakinya sampai di tempat mobilnya terparkir, Rosemary melihat Lev berdiri seolah dia sudah lama berada di depannya dengan niat menghalangi.
“Minggir!”
Rosemary mencoba melewati Lev tetapi tangan lelaki itu menghalanginya hingga dia tidak bisa melewatinya.
“Apa yang kau inginkan?”
“Yang aku inginkan adalah agar kau melihat dan mengunjungi makam Tiara lebih dulu!”
Suara Lev yang tegas pada saat menyuruh Rosemary mengunjungi makan Tiara membuat Rosemary tertawa.
“Apakah harus? Aku tidak tahu mengapa kau sengaja melakukannya tetapi ucapanmu semakin membuatku tidak bisa menahan tawa,” jawab Rosemary.
“Kenapa tertawa? Apakah kau pikir perintahku agar kau melihat makam Tiara hanya candaan? Kau memang sangat keterlaluan karena sebagai anak kau sama sekali tidak peduli.”
“Tidak pernahkah terpikirkan kalau tindakan Tiara karena dia putus asa?” tanya Lev.
“Aku percaya Tiara putus asa karena penyakit yang dia derita selama ini. Apakah kau berpikir semuanya berubah karena aku yang kenal denganmu?”
“Kau terlalu memandang tinggi dirimu, Lev sementara kau tahu hubungan di antara kita hanya masa lalu yang sama sekali tidak penting.”
“Kau benar. Kita memang sama sekali tidak mempunyai hubungan yang bisa dikatakan penting dan aku mencegah dirimu pergi hanya untuk mengingatkan dirimu bahwa sebagai anak, tidak seharusnya kau melupakan Tiara sebagai ibu kandungmu.”
“Jadi aku bermaksud membawamu melihat makam Tiara.”
Rosemary melihat Yuri dan Biana yang terlihat begitu lelah sehingga dia tidak akan membiarkan mereka merasakan kelelahan akibat permintaan Lev.
“Baiklah. Aku yakin kau tidak akan mengijinkan aku melewatimu. Jadi antar aku ke tempat Tiara dimakamkan agar kau puas.”
Dengan senyum yang tidak disadari keluar dari mulutnya, Lev membawa Rosemary bersama dengan anak dan pengasuhnya ke tempat mobil mewahnya menanti.
“Kau sengaja sudah menyiapkan semuanya, kan?” tuduh Rosemary yang sama sekali tidak ditanggapi oleh Lev sebagai empunya kendaraan.
Sementara itu, setelah Rosemary tidak terlihat lagi di tengah acara, Alda dan Maxim bergegas meninggalkan pesta ulang tahun mereka dan bergegas ke hotel tempat Rosemary menginap.
Maxim dan Alda berharap mereka tidak terlambat dan Rosemary tidak keburu meninggalkan kota Moskow dan kembali ke Paris karena kecewa dirinya dipermalukan oleh seorang yang sama sekali tidak mempunyai ikatan dengan mereka.
Begitu banyak penyesalan yang ada di dalam benak Alda dan semua itu terjadi karena Alda berpikir semuanya baik-baik saja.
Pesta ulang tahun Alda kali ini secara sengaja memakai jasa EO yang dimiliki oleh salah seorang putri dari rekan sosialitanya.
Alda tidak menduga, wanita yang terlihat anggun dan memiliki kesopanan yang tinggi ternyata sangat mengecewakan karena tidak memiliki attitude yang baik.
Yang pertama dilakukan Maxim pada saat mereka tiba di hotel adalah memastikan kalau Rosemary masih berada di dalam kamarnya. Dan kepastian bahwa Rosemary justru belum kembali membuat mereka bertanya-tanya.
Kemana dia dan mengapa belum kembali sementara Maxim sudah mengecek mobil yang diberikan olehnya selama Rosemary berada di kota Moskow sudah tidak ada di tempat parkir.
“Menurutmu mereka kemana?” tanya Alda cemas.
Alda sangat cemas karena dia khawatir ada pihak lain yang berusaha berbuat jahat pada Rosemary dan anaknya.
Bukan rahasia kalau keluarga Grigory adalah sasaran yang sangat empuk apabila ada yang berniat menculik Yuri dan meminta uang tebusan.
“Aku tidak tahu. Apakah kau sudah menelepon Rosemary?” tanya Maxim.
Sama seperti Alda, Maxim-pun cemas kalau keterlambatan mereka kembali ke hotel karena ada halangan yang membuat mereka khawatir. Mereka tidak tahu kalau terlambatnya Rosemary kembali ke hotel karena saat ini Lev sudah bersama Rosemary di makam Tiara.
“Terima kasih karena kau sudah melakukan tugasmu sebagai seorang lelaki yang paling dekat dengannya pada saat Tiara masih ada,” ujar Rosemary.
Lev hanya melirik Rosemary sebelum menjawab ucapan Rosemary yang menurutnya tidak tulus. Dalam hatinya Lev seperti tidak rela karena Tiara sudah meninggalkan dirinya dengan cara yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.
“Aku tidak mengira sebagai satu-satunya anak yang dimiliki Tiara, kau sama sekali tidak memiliki perhatian yang sangat tinggi. Dia adalah ibumu, apakah kau pernah menganggapnya ada saat Tiara masih ada?” sesal Lev.
“Aku memang tidak pernah memiliki perhatian padanya karena aku sendiri ragu apakah dia akan membalas perhatianku atau justru berpiki kalau aku hanya beban baginya.”
Tajam dan sangat langsung meskipun percuma bagi Rosemary mengatakannya sekarang. Tiara sudah tiada dan dia masih harus menjalani kehidupannya sesuai dengan rencana hidupnya. Jadi kenapa sekarang Lev harus mengusiknya sementara selama ini dia seperti hidup sendirian?
“Aku tidak tahu mengapa aku harus setuju dengan ucapanmu tetapi hanya pada akhir kalimatmu saja. Setelah Tiara tidak ada, aku berpiki kau hanya beban untuknya.”
“Aku tidak tahu mengapa kau sama sekali tidak merasa bersalah apalagi kehilangan setelah Tiara melakukan pengorbanan yang begitu besar dengan tindakan yang dia lakukan hanya untuk membuatmu bahagia.” Ujar Lev yang sukses membuat Rosemary tertawa.
“Apakah kau mengenal siapa Tiara, Lev? Aku tidak percaya kau berani mengatakan kalau tindakan yang dia lakukan merupakan pengorbanan yang terpaksa dia lakukan karena kau adalah masa lalu-ku,” ujar Rosemary.
Rosemary melihat Lev yang seperti tidak mendengarnya karena dia sedang menaburkan bunga kembali di atas makam Tiara seolah dia belum melakukannya.
“Menurutku kau sama sekali tidak mengenal Tiara. Tetapi aku sangat heran karena kau sengaja menuduhku sementara kau pasti tahu bahwa kau terlalu banyak menuntut waktu dan perhatiannya hanya untukmu.”
“Apakah pernah kau berpikir selama ini kalau tindakan Rosemary karena dia putus asa begitu mengetahui kau seolah tidak peduli dengan perubahan yang terjadi pada dirinya.” Serang Rosemary.
Dia tersenyum karena sesuai dugaannya Lev sama sekali tidak memiliki jawaban atas semua ucapannya tetapi Rosemary salah karena di mata Lev dia tidak lebih sebagai wanita manja yang selalu bertindak menuntut perhatian.
“Aku tidak mengira sebagai anak kau sama sekali tidak peduli. Tiara terpaksa berbuat nekad karena dia sengaja mengalah. Dia tidak mau dikatakan bersaing dengan putrinya sendiri,” jawab Lev tajam.
“Kalau begitu, bukankah pengorbanan yang dia lakukan sia-sia? Aku tidak pernah berniat bersaing dengannya. Apa yang harus kami perebutkan sehingga harus bersaing? Kau?”
Suara tawa sinis sekaligus mengejek keluar dari mulut Rosemary. Sangat memalukan bersaing demi seorang Lev. Lagipula untuk apa? Siapa yang menginginkan tindakannya dibenarkan? Rosemary tentu saja tidak.
Dia tidak pernah menginginkan hidup dengan Lev walaupun dia sudah mempunyai Yuri sementara Tiara? Rosemary tidak perlu mengatakan apa yang ibunya inginkan karena dia tidak mengenal siapa Tiara yang sebenarnya.
“Aku rasa tindakanmu membawaku kesini agar aku menyesal dan mengakui bahwa tindakan Tiara karena mengalah denganku hanya perbuatan yang sia-sia. Aku tidak akan pernah mengakui bahwa kehadiranku di sini telah membuat hubungan kalian berakhir.”
“Tetapi mengetahui Tiara memutuskan berpisah denganmu adalah tindakan yang bagus kerena aku khawatir kalau dia tidak berpisah denganmu, maka dia hanya akan menderita karena kau pasti tidak akan peduli dengan penyakitnya.”
“Sekali lagi aku ucapkan terima kasih dan berharap Tiara bisa melihat kekasih yang sudah menemaninya selama ini memiliki perhatian yang sangat luar biasa meskipun dia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Sekarang kami harus kembali ke hotel karena aku tahu Yuri sudah sangat lelah.”
Rosemary tidak perlu menunggu tanggapan dari Lev karena dia langsung berjalan menjauh dari makam Tiara menuju mobil tempat Yuri dan Biana menunggunya.
Tidak ada lagi kalimat yang keluar dari mulut keduanya tetapi bagi Lev, sikap dingin Rosemary membuatnya penasaran.
Apa yang akan dilakukan oleh Rosemary seandainya Maxim memaksa mereka menikah?
Tanpa disadari oleh Lev, dari mulutnya keluar suara tawa yang membuat Rosemary mengangkat wajahnya hanya untuk berhadapan dengan Lev yang entah sejak kapan memandangi wajahnya.
Rosemary hanya menatap sekilas ke arah Lev tanpa ada keinginan untuk bertanya. Rosemary lebih memilih memeluk Yuri yang kini mulai mengantuk sementara Biana duduk di kursi depan.
“Apakah dia nakal?” tanya Lev tiba-tiba.
“Siapa?”
Rosemary sengaja bertanya karena dia tidak menginginkan kedekatan secara khusus dengan Lev. Ucapan lelaki itu sebelumnya membuat Rosemary tidak rela kalau dirinya dikatakan sebagai wanita yang menyebabkan wanita lain kehilangan nyawanya.
“Yuri.”
“Dia selalu menjadi anak baik yang tidak pernah membuatku marah ataupun harus bersuara keras hanya untuk menegurnya. Tapi, apa pun yang dilakukan seorang anak, dia tidak akan pernah bersalah karena apa pun yang dilakukan, orang tua adalah yang paling bertanggung jawab,”
Setelah ucapan Roemary, Lev seperti kehilangan kata-kata sehingga mereka kembali diam. Bagi Rosemary tidak menjadi masalah karena keadaannya yang sedang tidak ingin bicara tetapi bagi Lev? Dia seperti kehilangan kesempatan untuk terus mendengar suara Rosemary.
Manusia memang aneh, Lev yang pada awalnya menyalahkan Rosemary, perlahan mulai memahami kalau tindakan yang dia lakukan adalah kesalahan yang tidak seharusnya dia bebankan pada Rosemary.
Dia mengenal Tiara cukup lama tanpa mengetahui kalau Rosemary adalah putrinya, apakah alasannya sangat tepat menyalahkan Rosemary sebagai anak perempuan yang baru ditemui oleh Tiara?