"Lo gak usah sok berkuasa deh. Lo sama kita sama-sama numpang di bumi tapi kok sifat dan tingkah lo kayak yang punya sertifikat bumi?"
~Airin Fernandan
Pagi sudah datang dan sang baskara pun menunjukkan wujudnya. Di sebuah kamar yang sangat luas, terlihat seorang gadis cantik—ralat--sangat cantik, sedang tertidur dengan nyenyak.
"Tok tok tok!"
Suara pintu yang diketok memenuhi ruangan kamar itu, namun kali ini si pengetuk pintu berhasil membangunkan si gadis kebo itu.
"Airin, bangun!" teriak seseorang dari luar kamar.
Airin yang merasa tidurnya terganggu segera membuka matanya, dan bergegas bangun dari tidurnya untuk membuka pintu kamarnya.
"Hnggg, iya, Mah. Kenapa?" tanya Airin malas dengan mata yang setengah terpejam.
"Bangun, kamu gak ngampus?" ucap Sandra dengan lembut.
"Iya, Mah. ini Airin mau ngampus kok tapi masuk siang," ucap Airin yang sudah berjalan menuju kamar mandi.
"Oh, yaudah Mamah siapin sarapan dulu kalau gitu," ucap Sandra sambil berlalu keluar kamar sang anak.
Setelah berlalunya Sang Mommy, Airin pun memulai akivitasnya untum membersihkan badannya, lalu setelah selesai ia turun untuk sarapan bersama-sama dengan keluarga kecilnya.
Setelah sarapan, Airin pun berangkat ke kampus menggunakan angkutan umum. Karena Airin selama di Amerika sudah terbiasa menaiki kendaraan umum dan terbiasa hidup mandiri jadi jangan heran jika Airin tidak jijik menaiki angkutan umum.
Sesampainya di depan kampus, Airin pun turun dan mendapat banyak tatapan yang beragam dari penghuni kampus, ada yang menatapnya Jijik, menatap kasihan, dan tatapan lain-lainnya.
"AIRINN!!" pekik seorang gadis yang bersuara cempreng.
Airin yang melihat gadis itu menghampirinya segera menutup mulut gadis tersebut agar tidak berteriak lebih keras lagi dan membuatnya menjadi bahan tontonan orang-orang.
"Hmpp!! Aimppp," ronta gadis itu yang tak lain adalah Natasha.
Airin yang merasa kasihan terhadap Natasha pun melepaskan bekapannya terhadap Natasha.
"DIAM GAK ATAU GUE BEKEP LO LAGI, GAK GUE LEPASIN," bisik Airin di telinga Natasha dengan seringai iblis nya.
"Iya-iya diem. Jahat amat, Neng," ucap Natasha dengan nada sedikit sinis.
"AIRINNNNNNN HUAAAAAA!!" pekik dua orang gadis lagi yang berlari menghampiri Airin dan Natasha.
Airin yang mendengar teriakan itu pun menatap tajam kepada kedua orang tadi yang tak lain adalah KEIRA DAN KEILA, dua anak kembar cantik dan blasteran itu.
“Keira, Keila, jangan teriak," peringat Airin dengan nada sinis dan tatapan tajam.
Keira dan Keila yang ditatap tajam oleh Airin pun hanya cengengesan tidak jelas dan menghampiri Airin.
"Gak Natasha, gak kalian berdua, sama-sama suka teriak. Emangnya ini hutan?" omel Airin dengan nada sinis lagi.
"Hehehe sorry," ucap Keila sambil mengangkat jarinya membentuk huruf V.
Mereka pun berjalan bersama menuju kelas yang sebentar lagi akan dimulai dan hari ini adalah mata kuliah dosen yang terkenal killer.
"Kyaaaa, Kak Petraaaaa!”
"Kak Arsii Cool bangettt wehh."
"Stefaannnn pangerankuuu."
"Leonn kyaaaa tambah gantengg."
"Apasih tuh berisik banget," ucap Airin yang sedikit penasaran.
"Itu Black Prince!!," teriak Natasha yang sudah berlari menuju kerumunan yang mengelilingi para most wanted kampus tersebut.
Black Prince? Ohhh iya, Black prince itu adalah nama geng dari Petra yang di anggotai oleh Petra, Arsi, Stefan dan Leon.
"Ehh, gue ke toilet dulu ya kalian duluan aja masuk ke kelas," pamit Airin sambil berlari ke toilet.
Sesampainya di toilet Airin melihat toilet ini begitu sepi dan segera melaksanakan kegiatannya. Setelah selesai Airin pun keluar dari bilik toilet dan melihat ada empat orang gadis di depan kaca yang dandanannya mirip tante-tante.
Mereka adalah gadis yang sama yang menyirami Airin dengan air bekas kain pel. Gladys, Ratu, Alexa, dan Naura.
"Eh, cupu sini lo," panggil Gladys yang memegang jabatan sebagai ketua geng mereka
"Kenapa, Kak?" tanya Airin dengan wajah polosnya.
"Lo gak usah kecentilan deh jadi cewek, gak usah sok mau dekatin kak Arsi. Lo tuh gak selevel," ucap Gladys sambil menjambak rambut Airin.
"Enaknya dia diapain, ya?" ucap Naura sambil memegang gunting di tangannya
"Kak, jangan, Kak" ucap Airin yang berpura-pura takut saat melihat Naura memegang gunting.
Tanpa di sangka-sangka, Naura mengiris tangan Airin dengan gunting yang dia pegang. Sehingga menimbulkan luka yang sangat perih, Airin yang merasakan di tangannya hanya menahan perih dan sesekali meringis.
Sebenarnya Airin bisa dan sangat bisa melawan Gladys dan kelompoknya, tapi Airin tidak ingin besok masuk berita "Seorang nerd membuat 4 orang mahasiswi koma di toilet" kan gak lucu gitu.
Tak puas mengiris tangan Airin, Gladys memukul punggung Airin dengan gagang pel yang dia pegang hingga membuat Airin kesakitan dan merasa tulang punggungnya akan remuk saat itu juga.
"Bukkkk!"
"Plakkkk!"
Airin yang sudah tak kuat pun jatuh pingsan dengan keadaan badan lebam-lebam dan tangan di penuhi darah serta baju yang sudah koto. gladys yang melihat itu pun tersenyum puas dan meninggalkan toilet bersama teman-temannya.
***
Sementara itu di dalam kelas, Natasha gelisah karena sudah hampir tiga puluh menit Airin meminta izin ke toilet dan tak kunjung kembali.
"Ehh Natasha, lo kenapa kok gelisah banget keliatannya?" tanya Keira yang duduk di samping Natasha.
"Gue khawatir sama Airin udah tiga puluh menit engga kembali kembali dari toilet," ucap Natasha.
"Yok kita samperin di toilet. Perasaan gue juga gak enak banget," usul Keilla yang ternyata mendengar pembicaraan Natasha dan saudara kembarnya tadi.
Natasha, Keira dan Keila pun berjalan bersama menuju toilet untuk menghampiri Airin. Tetapi saat perjalanan mereka bertemu dengan Black prince.
"Mau ke mana kalian? Bukannya udah mau masuk. ya? Kok pada keluar," tanya Stefan yang penasaran.
"Kita mau ke toilet nyari Airin. Soalnya udah tiga puluh menit Airin belum balik dari kamar mandi," ucap Natasha
"Kita ikut," ucap Arsi dengan nada dingin namun penuh kekhawatiran.
Mereka bertujuh pun berlari menuju kamar mandi dan sesampainya di sana mereka terkejut melihat kondisi Airin yang mengenaskan dan berlumuran darah yang keluar dari tangannya.
***