2

1088 Words
Perjalanan pun akhirnya sampai di Kota Yogyakarta. Kota penuh mimpi dan harapan, hingga memberikan hikmah dibalik mimpi yang tidak pernah terkejar itu. Aisyah dan Baihaqi turun dari mobilnya dan berjalan menuju halaman rumah Suci dan Zhein yang tampak asri dan elegan. Suci memang tipe wanita yang ngulik, jadi apapun dia coba termasuk bercocok tanam. Bunga yang bermekaran indah tumbuh diatas pot pot cantik berwarna warni. Sudah menjelang Maghrib tapi belum ada satu pun saudara yang datang, dan masih tampak sepi. "Assalamualaikum... Kak Suci.... " ucap Aisyah pelan sambil mengetuk pintu rumah Suci. "Waalaikumsalam.... Non Aisyah, Den Baihaqi. Mari masuk dulu." jawab Mbok Wasih sopan. "Kok sepi Mbok, memang pada kemana?" tanya Aisyah pelan. Mbok Wasih pun pura pura tidak mendengar dan tidak menjawab pertanyaan dari Aisyah. Aisyah dengan percaya dirinya masuk ke dalam diikuti Baihaqi dan Pak Amin yang membawa barang-barang serta Mbok Wasih disebelah Aisyah. Lampunya pun belum menyala, hanya lampu ruang makan yang menyala terang. Tercium aroma makanan yang sungguh menggugah selera. Masakan ini persis seperti masakan Suci yang memiliki aroma wangi yang khas. "Surprise......... " teriak seluruh keluarga besar Atmojo secara serempak. Suci langsung menghambur ke arah Aisyah dan memeluk adik kesayangannya. Satu per satu pun menampakkan wajahnya dari tempat persembunyiannya masing-masing. Aisyah pun terkejut bukan main, suprise yang benar-benar sukses membuat Aisyah terjebak pada kesunyian rumah. Baihaqi pun hanya tersenyum lebar melihat istrinya yang langsung kaget dan gugup. "Kamu sudah tahu Mas? Kok kamu biasa aja sih?" tanya Aisyah pelan ke arah Baihaqi. "Aku harus jaga rahasia mereka donk." ucap Baihaqi terkekeh dan merangkul bahu istrinya yang mulai cemberut. "Aisyah, jangan marah pada Suamimu, Kakak yang suruh agar Baihaqi diam." ucap Suci membela adik iparnya itu. "Biarkan Kak Suci, Bai suka Dek Aisyah manja seperti ini, makin gemas." ucap Baihaqi pelan. "Ekhmmmm bulan madu lagi donk Bai?" ucap Zhein yang menyela pembicaraan mereka. "Masih sibuk Mas Zhein, waktunya belum ketemu yang pas. Di saat Dek Aisyah sibuk, Bai hari tenang, giliran Bai sibuk, Dek Aisyah banyak pesanan. Jadi gak nyambung Mas." ucap Baihaqi pelan. Baihaqi pun menghampiri Zhein yang sedang menggendong Abuya, anak laki-laki pertama dan cucu pertama dari Keluarga Atmojo maupun Keluarga Bunda Jihan. Anaknya begitu tampan dan bersih bercahaya, kulitnya sawo matang, lucu dan menggemaskan. Mereka berdua melanjutkan obrolan santai mereka. Aisyah dan Suci menemui Eyang Atmojo dan Nenek Cempaka di samping rumah. "Assalamualaikum... Eyang Atmojo, Nenek Cempaka? sehat semuanya?" tanya Aisyah dengan sopan. Mencium punggung tangan kedua wanita sepuh itu secara bergantian. Aisyah pun sungkem pada kedua wanita sepuh itu mohon ampun bila memiliki salah dan mohon doanya agar cepat di beri amanah momongan lagi. "Aisyah, kamu harus sabar ya Nak. Ini ujian rumah tanggamu. Kalau ini bisa diatasi bersama maka kamu lulus ujian, ada hikmah dibalik ini semua." ucap Eyang Atomojo memberikan saran. "Iya Eyang. Aisyah sungguh paham dan mengerti dengan penjelasan Eyang." ucap Aisyah pelan. "Benar Aisyah, Allah SWT tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuannya. Berarti Allah SWT sayang padamu Nak. Jangan Kamu hiraukan perkataan orang. Lebih baik kita mensyukuri apa telah Allah SWT berikan kepada kita. Nenek yakin kamu wanita yang kuat biasa, wanita pilihan Allah SWT yang bisa mendapatkan ujian yang cukup berat. Tidak ada yang tidak mungkin, semua ada jalan keluarnya." ucap Nenek Cempaka menasehati. "Makasih ya Nek, Aisyah merasa tercharge, termotivasi lagi. Jujur Aisyah sempat terpuruk dan down dengan keadaan ini. Walaupun mertua Aisyah dan Mas Bai tidak pernah mempersalahkan masalah anak. Tetap saja, Aisyah wanita, punya perasaan yang halus dan lembut. Perasaan yang membuat Aisyah akan berpikiran buruk tentang rumah tangga Aisyah ke depannya." ucap Aisyah mulai terisak. Aisyah masih duduk bersimpuh di depan kedua wanita sepuh itu. "Ndok, kamu itu sempurna, lihat? dan bercerminlah. Kamu cantik, sholelah, pintar dan mandiri serta sabar. Hanya laki laki by beruntung yang bisa mendapatkanmu, dia adalah Baihaqi. Kalian itu berjodoh, dan sama sama bisa menjalani rumah tangga ini dengan baik. Jangan pernah berpikiran macam macam bila tanpa bukti. Karena berpikiran buruk dan ucapan itu adalah doa Ndok. Hati hati dalam berucap dan bertindak, agar bukan penyesalan yang di dapat, tapi kebahagiaan." ucap Nenek Cempaka menjelaskan dengan sangat lembut. Ucapan kedua wanita sepuh itu berupa nasihat yang baik. Mereka tentu sudah mengalami berumah tangga, dimana ujiannya pun semakin banyak dan kompleks. Dari pengalaman itulah, mereka berbagi dan memberikan solusi. Keputusan yang diambil dengan tergesa-gesa adalah keputusan yang berakhir penyesalan. "Makasih Eyang, Nenek. Doakan rumah tangga Aisyah ya. Semoga langgeng dunia dan akhirat. Aisyah bantu Kak Suci dulu untuk menyiapkan makan malam. "Iya Ndok, sana bantu Kakakmu, dari tadi sibuk sendiri, lihat Raina sedang sibuk dengan bayi kembarnya." ucap Eyang Atmojo pelan. Suasana syukuran yang dihadiri semua anggota Keluarga pun membuat keluarga ini semakin tampak harmonis dan serasi. "Kita mulai acaranya setelah Maghrib, kita sholat Maghrib berjamaah." ucap Papa Tito tegas. Semua pun setuju untuk melaksanakan Sholat Maghrib berjamaah. Terlihat rukun dan tertib walaupun keluarga besar mereka bisa menjaga perasaan satu sama lain. Usai Sholat Maghrib berjamaah. Mereka pun sibuk menyiapkan tempat untuk acara syukuran bersama. Semua sudah berkumpul bersama, ada Eyang Atmojo yang sudah tampak sepuh, Bunda Jihan, Mama Laras, Nenek Cempaka, Papa Tito, Fathan, Raina, Kedua bayi kembar mereka, Papa Tito, Umi Khadijah, Fatimah dan Faisal, Pakde Bowo dan Bude Ameera dengan anak perempuannya yang berusia hampir sama dengan Abuya bernama Calista. Acara syukuran pun dimulai dengan berdoa bersama yang di pimpin oleh Papa Tito dan Zhein secara bergantian. Acara pertama pemotongan tumpeng, dan membagikan kepada sesepuh sebagai tanda hormat. Acara kedua adalah ucapan selamat dan doa terbaik untuk Abuya. Acara ketiga adalah makan malam bersama di samping rumah, dengan tema outdoor gathering. Luar biasa hebat keluarga besar ini bisa kompak hadir semua demi tali silaturahmi agar tidak terputus. Acara makan malam bersama si selingi obrolan malam yang santai dan candaan ruang gembira. Mereka sangat menikmati acara keluarga ini dengan baik. Suci dan Zhein pun sebagai tuan rumah merasa bersyukur atas kehadiran semua saudaranya yang menyempatkan datang untuk kumpul bersama dan tasyakuran milad Abuya. Acara ini benar-benar sukses besar dan lancar. Semua berjalan sesuai dengan yang diharapkan Suci, termasuk acara Anniversary kelima Aisyah dan Baihaqi dengan memberikan Black Forest cantik buatan Suci sendiri. "Makasih ya Kakak Suci dan Mas Zhein, atas surprisenya." ucap Aisyah dengan penuh haru. "Semoga langgeng dan menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah dan bahagia dunia serta akhirat. Aamiin" ucap Zhein mendoakan. "Aamiin....." ucap semua orang serempak. Sungguh membuat haru, bila seseorang atau keluarga mengingat hari penting atau hari bersejarah kita, seperti tingkat kepeduliannya itu besar. Sama seperti yang di lakukan Keluarga Atmojo, memberikan ucapan dan doa yang terbaik untuk Aisyah dan Baihaqi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD