Dua orang sudah memulai keakrabannya. Dalah secangkir teh yang sudah mereka habiskan, entah berapa banyak kata telah terucap. Hingga waktu tak terasa sudah memasuki tengah hari. Lelaki itu datang ke tempat ini dengan perut kosong. Jadi, tentu saja rasa lapar sudh dirasaya. "Maaf, Tante. Saya sepertinya harus izin pamit dulu. Mungkin lain waktu–" "Bu … Ibu masak gak?" Teriak Sally memenggal perkataan Ravin. Dia tidak tahu kalau lelaki ini masih ada di rumahnya dan tengah asik mengobrol dengan sang ibu. Untunglah dia sudah mengganti baju dan nampaknya juga baru selesai mandi. Rambut basahnya menjadi sebuah penanda. Kedua bola mata saling bertukar pandang saat Sally mendapati wajah lelaki itu. Mimik wajah langsung berubah menjadi kesal. Bisa-bisanya orang yang kemarin mau berbuat kurang aj