"Apa yang aku lakukan?" geram Keanan di dalam kamarnya. Lelaki itu berjalan hilir mudik di kamar pribadinya setelah sebuah kejadian yang hampir membuat ia semakin dibenci oleh Nadia kembali terulang. "Bagaimana aku bisa melakukannya?" Kembali Keanan berbicara dan ngedumel. Lelaki itu sungguh merutuki kebodohannya yang disebabkan oleh sebuah dorongan yang mendadak hadir tanpa ia komando. Jujur saja Keanan tidak berniat sama sekali ingin mencium Nadia tadi, tetapi mendadak ada keinginan yang membuatnya melakukan hal demikian. Keanan tiba-tiba merasa ingin menyentuh wajah Nadia. Ketika sentuhan itu ia sudah lakukan, tanpa sadar dorongan yang sangat kuat membisikkan padanya untuk merasakan bibir tipis Nadia. "Tuhan! Mengapa Engkau menggerakkan hati dan pikiranku untuk berbuat jijik sep