Part 2. Kabar Mengejutkan

949 Words
Rangga dan Yona serentak menoleh ke arah asal suara itu. Pada seorang wanita cantik yang berdiri terpaku melihat mereka berdua. Pandangan wanita itu terpaku pada lengan Rangga yang dipeluk mesra oleh Yona. Wajahnya terlihat kaku, namun matanya terlihat bening berkaca-kaca. Bukan berkaca-kaca seperti ingin menangis. Hanya saja, saking beningnya bola mata wanita itu, terlihat seperti basah, jernih, bersih. Bening seperti bola mata bayi yang tanpa dosa. Sementara itu, Yona yang merasa biasa saja dengan kedekatannya dan Rangga, tidak bisa menangkap raut terkejut dan cemburu yang sebenarnya tergambar jelas di wajah wanita itu. "Hasna…” “Kamu mau makan siang disini juga?" tanya Rangga dengan santainya, tanpa memperhatikan raut wajah sendu wanita yang sejak satu bulan lalu resmi menjadi kekasihnya itu. Belum sempat Hasna menjawab, dia kembali terdiam ketika melihat Yona menggerakkan tangan yang bertaut di lengan kokoh milik Rangga, kepalanya mendongak menatap lelaki itu untuk bertanya. "Siapa?" "Oh iya. Hasna, kenalin ini Yona. Yona, ini Kak Hasna." Yona dan Hasna saling menatap sebelum akhirnya berjabat tangan dan tersenyum. Ketika menatap mata Hasna, Yona akhirnya bisa melihat senyum yang tergambar di wajah cantik Hasna adalah senyum yang terlalu dipaksakan. "Pacar Gaga ya?" tanya Yona pada Hasna. Dahi Hasna sedikit berkerut, "Gaga?" tanyanya bingung. "Iya Na, Yona ini terbiasa panggil aku Gaga, dari dia masih bayi. Nggak bisa dia panggil aku Rangga, Angga, apalagi panggil om." "Om...?" Hasna masih terlalu shock untuk bisa membaca situasi sehingga kini dia terlihat seperti orang linglung. Melihat itu, Rangga menarik bahu Hasna dengan tangan kanannya, lalu merangkulnya mesra. "Yona ini anaknya Arfa, Na. Sahabat aku. Kamu ingat Arfa kan? Yang tempo hari aku kenalin ke kamu?" Hasna mengangguk, lalu terlihat menghela nafas lega. Tentu saja lega, karena ternyata gadis yang terlihat mesra dengan kekasihnya itu hanyalah anak dari sahabat kekasihnya. Atau bisa dibilang Yona adalah keponakan Rangga. Kali ini Yona yang justru terdiam ketika melihat Rangga merangkul bahu Hasna dengan mesra. Tangan Yona entah sejak kapan terlepas dari lengan Rangga. Yona sama sekali tidak menyadarinya. “Yona sekolah dimana? Sudah kelas berapa?” kali ini suara Hasna terdengar lebih ramah. Mereka berdiri untuk mengantri dan memesan makanan. Siang itu cuaca memang cukup panas, sehingga banyak anak sekolah maupun karyawan kantoran yang memilih makan siang di tempat itu. Atau lebih tepat jika dibilang makan sore, karena Yona pulang sekolah pukul tiga sore. Yona menjawab pertanyaan Hasna dengan menyebutkan nama sekolahnya. Sekolah menengah atas negeri, yang bisa dibilang terbaik di kota ini. Tempat di mana Rangga dan Arfa juga menuntut ilmu belasan tahun yang lalu. “Kamu kesini sendirian aja, Na?” tanya Rangga heran, karena biasanya kekasihnya ini akan pergi makan siang bersama teman-temannya. Ini pun sudah terlambat jika dikatakan makan siang. Hasna mengangguk dan tersenyum, “Tadi banyak kerjaan, makanya sampe telat gini makan siangnya. Terus ada temen yang mau belanja ATK, aku ikut deh, minta diturunin di sini. Niatnya sih mau takeaway. Tapi karena ketemu Mas Angga sama Yona, aku makan disini aja ya.” “Iya, nanti pulangnya ke kantor atau ke kos? Aku anterin sekalian habis anter Yona pulang ya.” “Iya, nanti aku balik kantor dulu Mas. Kerjaanku masih numpuk” ujar Hasna sambil tersenyum meskipun wajahnya terlihat lelah. Rangga menyuruh Hasna untuk duduk saja sementara dirinya dan Yona mengantri untuk memesan makanan. Supaya tidak capek, katanya. Ketika antrian di depan Rangga dan Yona sudah selesai, tiba giliran mereka untuk memesan. Seperti orang yang kelaparan, Yona memesan satu porsi spaghetti, krim sup, satu potong perkedel dan juga pudding coklat dengan vla vanilla yang lezat. Rangga sendiri memesan paket nasi, ayam dan minuman untuknya dan Hasna. Setelah menunggu sekitar lima menit hingga pesanan mereka selesai disiapkan, kini mereka sudah duduk berhadapan di sebuah meja dengan empat kursi. Rangga duduk di samping Yona sementara Hasna duduk di depan mereka berdua, tepatnya di hadapan Rangga. Yona terlihat memajukan bibirnya karena kesal kehadirannya seperti terabaikan oleh sepasang kekasih itu. “Dasar cowok. Begitu ada cewek cantik, yang di sebelah langsung dicuekin. Pake nawarin anterin pulang lagi tadi. Kayak yang dia pacarnya aja. Eh tapi, pacar atau bukan ya? Tadi aku tanya apa dia pacar Gaga atau bukan, nggak dijawab? Huuhhh…” Tanpa sadar, semua pemikirannya itu membuat Yona mendengus kesal sambil mengaduk-aduk spaghetti pesanannya, lalu menyuapkan ke mulutnya banyak-banyak hingga pipinya menggembung dipenuhi spaghetti. Mulutnya bergerak mengunyah sambil sesekali melirik dan menguping apa saja yang dibicarakan Rangga dan Hasna. “Jadi gimana? Foto cincin yang aku kirim kemaren, kamu suka? Kalo suka, tinggal kita kirim ukuran jari kita aja, biar pas.” “Eh, cincin? Cincin apaan?” batin Yona menjerit, “Jangan bilang kalian mau nikah ya? Enak aja. Gaga cuma milik aku.” Terlihat Hasna mengangguk antusias sambal berkata, “Aku suka kok pilihan kamu. Simple tapi elegan gitu.” “Mama, aku mau pulang aja. Gaga jahat. Aku kayak makhluk tak kasat mata di samping dia. Tega bener dia, Ma...”  Spaghetti di mulut Yona tiba-tiba terasa hambar. Sangat berbeda dengan sebelum-sebelumnya ketika makanan itu bagi Yona terasa sangat enak. Rangga tiba-tiba menyodorkan ponselnya pada Yona, memperlihatkan gambar sepasang cincin yang sangat indah berkilauan. Sederhana namun entah mengapa terlihat begitu indah. “Gimana menurut kamu? Cincin tunangan Gaga bagus nggak?” Mata Yona membulat, lalu tanpa sadar dia bergegas meneguk semua makanan yang tadi masih dia kunyah, hingga kini tenggorokannya terasa sakit karena terlalu dipaksa untuk menelan makanan yang banyak dan belum dikunyah dengan sempurna itu. Wajahnya memerah, lalu… “UHUKKK…” Spaghetti yang berusaha ditelan tadi tersembur keluar dari mulut Yona. Mengotori meja di hadapannya. Untung saja posisi Hasna ada di seberang Rangga, karena jika dia berhadapan dengan Yona, sudah pasti dia akan kena semburan dari mulut Yona. 02 - April - 2021 22.28 WIB
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD