Dering ponsel yang mengganggu diabaikan begitu saja oleh pemiliknya, namun setelah beberapa kali berbunyi, akhirnya lelaki itu menyerah. Andrew melepaskan kaki wanita itu dari pinggulnya. “Nanti saja,” ucap wanita itu parau sembari mencegah tangan Andrew yang hendak meraih ponsel di saku celananya. “Nggak bisa, Manis. Kita masih bisa melanjutkan kegiatan kita.” Andrew mengedipkan sebelah mata. Andrew meminta wanita itu mengarahkan pinggul ke arahnya dan membiarkan wanita itu menggunakan tembok di hadapan untuk berpegangan. Andrew tidak menghentikan gerakannya, ia menutup mulut wanita itu agar seseorang yang menghubunginya tidak tahu apa yang tengah ia lakukan. “Ada apa, Dee?” Suara lelaki itu terdengar tenang seperti biasanya, sedangkan wanita di hadapannya mendesah tertahan dan menikm