Rumah baru itu belum di huni. Randi masih tetap pada pendiriannya untuk tidak menerima rumah pemberian orang tua Alin. Seminggu setelah pertengkaran malam itu, hubungan Alin dan Randi belum membaik. Perlakun Bu Wati terhadap Alin semakin semena-mena, dia semakin sering membentak dan menyalahkan menatunya. Bahkan, seluruh pekerjaan rumah sekarang menjadi tanggung jawab Alin, termasuk menyiapkan sarapan. Kurang istirahat membuat berat badannya semakin turun, kantung mata menghitam dan wajahnya pucat. Terkadang terdapat memar pada paha atau lengannya. “Lin, kamu kayaknya kurusan deh, pucat juga.” Icha memperhatikan Alin. “Kamu hamil?” tanyanya. “Hem ...,” Alin menoleh sekilas sambil terkekeh. “Nggak. Aku lagi palang merah. Mungkin karena kecapean aja kali Cha, maka