Sejatinya mengantar sang buah hati menuju gerbang pernikahan merupakan hal yang paling emosional dan membahagiakan bagi setiap orang tua. Menyaksikan bagaimana putra atau putri mereka menapaki kehidupan baru dan mengiringi setiap langkahnya dengan doa. Namun, itu tidak dirasakan oleh Bu Dewi kali ini. Tidak sama seperti saat beliau mengantar sang putra menjemput bidadarinya. Kali ini, rasa khawatir lebih mendominasi daripada rasa bahagia. Rasanya tidak ikhlas menyerahkan sang putri pada pangerannya. Keraguan Bu Dewi sangat beralasan. Baru tahap perkenalan keluarga saja sang calon besan sudah meninggalkan kesan yang kurang baik. Ibu pria itu sudah menunjukkan sikap otoriternya. “Setelah menikah anak laki-laki akan tetap menjadi milik ibunya. Jadi, saya harap Alin tidak akan meng