Hujan yang turun membasahi bumi membuat malam semakin terasa dingin. Namun, tak mampu mengurangi hangatnya pelukan Alin yang setia mendengarkan cerita masa lalu Randi. Dua sejoli itu duduk bersandar pada kepala ranjang, dengan selimut yang menutupi kaki mereka. Alin menyandarkan kepala pada d**a bidang lelakinya, menikmati irama detak jantung yang sedikit lebih cepat. Sesekali tangannya meraba perut atletis Randi. Entah kenapa Alin sangat suka menyentuh delapan kotak itu. “Yang … jangan diraba gitu. Geli,” protes Randi. “Ck, nggak usah protes. Lanjutkan aja ceritanya!” Randi mencekal tangan Alin, agar usapan pada perutnya berhenti. Jujur saja dia tidak tahan, sesuatu dibawah sana sudah mengeras, dan membuat celananya sesak. “Jangan gitu, sama aja kamu nyiksa aku. Kalau mau tanggung