Clarissa melangkah menyusuri lorong rumah sakit dengan langkah cepat. Rasanya rindu dengan putrinya yang masih terbaring di ranjang rumah sakit. Meski tidak ada suara dan kalimat yang terucap, Clarissa tetap ingin menatap wajah tenang putrinya tersebut. Perlahan, dia membuka pintu di depannya, mendapati Olivia dengan posisi yang sama. Clarissa mendekati Olivia dengan senyum lebar. Perlahan, kakinya terus melangkah dan duduk di kursi dekat ranjang dengan tenang. Hidungnya menghirup baru harum dari tubuh anaknya, membuat dia semakin melebarkan senyum, seakan tidak ada masalah dalam kehidupannya. “Selamt pagi anak mama,” sapa Clarissa sembari memberikan ciuman di kenikng Olivia. “Maaf karena mama datang terlambat ya, Sayang. Mama tadi sedang ada urusan di rumah,” lanjut Clarissa dengan tata