Hari yang sangat melelahkan bagi Zein. Niat hati untuk mencari apartemen lain yang lebih dekat dengan kantor, akhirnya harus dibatalkan. Hasrat ingin segera pulang dan bisa beristirahat pun harus ditunda karena kerjaan yang belum selesai. Adi yang sengaja mampir ke ruangan Zein di sore hari, sedikit terkejut saat melihat pria itu tampak sangat lesu. "Di, ntar pulangnya ke tempatku lagi, ya, perasaan ini badan nggak enak banget," ujar Zein pada Adi. "Apa efek berantem kemarin?" tanya Adi. "Sepertinya begitu." Adi memandangi wajah sahabatnya yang memang tampak tidak b*******h. "Obat buat kamu itu cuma satu," tukas Adi. Zein menatapnya dengan dahi terlipat. "Pelukan Triska," lanjut Adi sambil cengengesan. Zein tersenyum lebar. Dalam hati dia mengakui bila sahabatnya itu be