Kencan 2

1276 Words
    Kereta kuda berhenti di dekat jalan setapak yang menuju padang rumput dan padang bunga yang menghampar indahnya. Dengan bantuan Archard, Reina pun turun dan menatap semua keindahan di depan matanya dengan berbinar. Reina adalah seorang herbalis yang terbiasa menjelajah ke sana ke mari untuk mencari herbal liar yang memiliki nilai jual tinggi dan khasiat yang mumpuni. Kebiasannya itu, membuat Reina terbiasa untuk menjelajah dan menemukan tempat-tempat baru. Tidak terkecuali menemukan tempat rahasia, entah itu tempat yang sangat indah, atau tempat mengerikan, hingga tempat yang dijadikan sebagai sebuah tempat persembunyian. Namun, kali ini Archard membawanya ke tempat yang sama sekali belum pernah Reina jamah. Reina kira, selama ini dirinya sudah pernah mengunjungi semua tempat indah yang berada di kekaisaran ini.     Archard menuntun Reina untuk menapaki jalan setapak. Tentu saja, Reina segera menoleh ke sana ke mari untuk memanjakan matanya. “Apa kau menyukainya?” tanya Archard ingin mendengar pendapat Reina mengenai tempat yang jelas memiliki keindahan yang memanjakan mata tersebut.     Reina menoleh dan menatap Archard yang juga tengah menatapnya. “Tidak ada alasan bagiku untuk tidak menyukainya. Ini tempat yang benar-benar indah,” jawab Reina membuat Archard tersenyum tipis. Sepertinya, keputusan Archard membawa Reina ke tempat ini memang sangatlah tepat.     “Syukurlah jika kau memang menyukainya. Ayo kita ke bawah pohon itu. Makan siang sederhana sudah aku siapkan di sana,” ucap Archard lalu menuntun Reina untuk mendekati pohon yang ia tunjuk. Pohon itu benar-benar terlihat sangat rindang, hingga Reina sendiri yakin, jika duduk di bawahnya akan terasa sangat sejuk. Menikmati sepotong roti isi di sana pasti akan terasa sangat menyenangkan.     Begitu tiba di bawah pohon, ternyata di sana memang sudah ada berbagai sajian makanan yang diletakkan di atas tikar piknik. Reina tidak menoleh pada Archard tetapi berkata, “Kamu menyiapkannya dengan sangat baik.”     Archard tampak begitu senang dengan pujian yang diberikan oleh Reina tersebut. Ia mengangguk dan berkata, “Aku berusaha menyiapkannya dengan sebaik mungkin, dengan harapan jika kau bisa sedikit beristirahat dan menikmati waktu santaimu.”     Archard pun menuntun Reina untuk duduk dengan nyaman di atas tikar. Saat itulah, Reina berkata, “Pasto Brandon yang memberitahumu perihal kelelahanku beberpa hari ini.”     Tebakan Reina memang tepat. Brandon saat ini sudah berubah menjadi informan terpercaya bagi Archard. Bukan hanya Brandon tepatnya, karena Vyra malah sudah lebih dulu memberikan berbagai informasi untuk Archard yang tentu saja berkaitan dengan Reina. Berkat semua informasi tersebut, Archard bisa mengambil langkah lebih dekat dengan Reina setiap harinya. Untuk kali ini pun, Archard menyiapkan piknik kecil-kecilan setelah mendengar jika Reina selalu terganggu dengan mimpi buruk tiap malamnya, dan tidak bisa tidur dengan lelap. Hal itu membuat Reina merasa kelelahan tiap harinya.     Karena itulah, Archard menyiapkan semua hal yag berkaitan dengan piknik ini secara pribadi. Bahkan, Archard sendiri yang memasak bekal piknik. Betapa besar usaha Archard untuk menyiapkan acara piknik yang ia harap bisa membuat Reina sedikit rileks dan bisa mendapatkan waktu yang cukup untuk istirahat. Tentu saja dengan camilan yang terasa lezat sesuai dengan selera Reina yang Archard ketahui dari informannya, yang tak lain adan Vyra dan Brandon. Archard memasang senyum manis dan mengangguk. “Aku sama sekali tidak bisa menyembunyikan apa pun darimu,” ucap Archard.     “Sekarang lebih baik kita makan siang saja,” ucap Archard lalu membuka kotak makan siang yang seketika menguarkan aroma sedap makanan yang dimasak dengan teknik tinggi dan berasal dari bahan-bahan yang sangat berkualitas.     “Siapa pun yang memasaknya, pasti sangat berbakat dalam bidang ini,” ucap Reina setelah menggigit bebek panggang yang terasa begitu kaya rasa dengan kulit renyah dan daging lembut.     “Sepertinya kau sangat menyukainya?” tanya Archard.     “Tentu saja.”     “Kalau begitu, ke depannya aku akan terus memasak untukmu,” ucap Archard membuat Reina memberikan tatapan penuh tanda tanya. Reina jelas tidak mengerti. Kenapa ke depannya Archard harus terus memasak? Apa mungkin, Archard memang memasak semua ini sendirian?     Archard tersenyum lebar dan berkata, “Benar, aku yang memasak semua ini.”     Reina tersenyum tipis. Tidak menyangka jika apa yang ia pikirkan sebelumya memang benar adanya. “Kamu benar-benar penuh dengan kejutan, Archie.”     Archard dan Reina menikmati makan siang tersebut dengan nyaman. Keduanya menghabiskan makanan yang dibuat oleh Archard, lalu memutuskan untuk menikmati angina yang berembus di padang rumput dan padang bunga tersebut. Reina duduk di samping Archard sembari bersandar pada batang pohon. Netra hijau Reina tampak begitu dimanjakan oleh keindahan yang terhampar di hadapannya ini. “Aku sudah berkeliling kekaisaran ini, dan menemukan banyak tempat baru. Tapi, aku belum pernah mengunjungi tempat ini,” ucap Reina tiba-tiba membuat Archard mengingat semua kenangan yang pernah ia buat bersama kedua orang tuanya.     “Ini memang tempat yang sengaja aku sembunyikan dari siapa pun. Jika pun kau mendekati tempat ini, pasti kau tidak akan pernah bisa memasukinya, karena aku memang membuat perlindungan seperti itu,” ucap Archard membuat Reina bertanya-tanya.     “Kenapa kau melakukan ini, Archard?” tanya Reina.     Archard tersenyum tipis lalu menoleh untuk menatap wajah cantik Reina yang dihiasi oleh tanda tanya yang begitu jelas. “Karena ini adalah tempat yang sangat berharga bagi kedua orang tuaku,” jawab Archard lalu mengulurkan tangannya untuk menyentuh kening Reina.     “Di sini, adalah tempat pertama ibu dan ayahku berkencan setelah mereka menjadi pasangan suami istri. Ayah dan Ibu memang tidak menikah karena didasari oleh cinta, tetapi karena keduanya memiliki komitmen yang sama, pada akhirnya lambat laun cinta datang di tengah-tengah mereka. Cinta membuat keduanya saling menghormati, saling menjaga, dan saling menghibur di kala satu di antara mereka bersedih. Cinta juga yang membuat mereka menemukan pengalaman hidup yang berarti. Jadi, tempat ini benar-benar sangat bersejarah bagi mereka, juga untukku sendiri. Karena itulah, aku tidak ingin tempat ini menjadi tempat yang bebas dikunjungi oleh siapa pun dan pada akhirnya memilih untuk membeli kepemilikan padang ini atas namaku sendiri,” ucap Archard.     Reina tersenyum. “Sepertinya, kau sangat mencintai kedua orang tuamu.”     Archard mengangguk. “Tentu saja. Mereka kedua orang tuaku,” jawan Archard meberikan pembenaran.     Saat Reina tenggelam dalam pikirannya sendiri, tiba-tiba Archard menarik dirinya untuk berbaring dan menggunakan paha Archard sebagai bantal. Archard menunduk dan hal itu membuat wajahnya yang tampan tepat berada di hadapan wajah Reina. “Sudah cukup untuk dongeng sebelum tidurnya. Sekarang, kau perlu tidur siang,” ucap Archard.     “Aku bukan anak kecil,” ucap Reina menolak untuk tidur siang dan berusaha untuk bangkit dari posisinya. Sayangnya, Archard menahan gerakan Reina dan tetap membuatnya berbaring.     “Tidur siang bukan hanya untuk anak kecil, Reina. Kau juga perlu tidur siang untuk mengganti jam tidur malammu,” ucap Archard lalu mengelus lembut kepala Reina. Memberikan ketenangan yang mau tidak mau, malah membuat Reina merasakan kantuk datang dengan cepat padanya.     Reina berusaha untuk membuka matanya lebar-lebar, seakan-akan ingin menunjukkan bahwa saat ini dirinya menolak untuk tidur. sayang seribu sayang, tubuh Reina yang memang kelelahan, sama sekali tidak kuasa untuk menolak rasa nyaman yang saat ini memeluk tubuhnya dengan erat. Pada akhirnya, napas Reina mulai teratur dan kedua netranya mulai terpejam. Melihat hal itu, Archard pun tersenyum. Archard tentu saja merasa senang karena rencananya membuat Reina mendapatkan waktu untuk istirahat berhasil, dan kini Reina tertidur dengan pulasnya, seperti seorang bayi yang memang tengah menikmati waktu tidur siangnya.     Archard hampir meloloskan kekehannya saat melihat ekspresi polos Reina yang tengah tidur. Baginya, itu terlihat sangat menggemaskan. Reina terlihat seprti seorang peri yang kelelahan menabur benih dan membuat kehidupan di hutan, dan berakhir bermanja sembari tertidur pada pangkuan kekasih hatinya. Dalam situasi seperti ini pun, Reina masih terlihat begitu cantik, tentu saja dengan kesan menggemaskan yang membuat Archard mati-matian untuk tidak mencuri ciuman darinya. Kapan lagi dirinya bisa melihat Reina berekspresi seperti ini? Karena itulah, saat mendapatkan kesempatan seperti ini, Archard akan merekam pemandangan ini dengan sebaik mungkin. Archard tersenyum tipis. Ia benar-benar tidak menyangka, jika pada akhirnya mengalami sebuah momen manis seperti ini selama hidupnya. Dan semua ini tidak terlepas dari sosok Reina yang ia kenal dan masuk ke dalam kehidupannya yang hampir membeku.     Archard mengelus rambut Reina yang terasa begitu lembut di ujung jemarinya. “Ini benar-benar terasa sangat ajaib bagiku, Reina. Dan aku berharap, jika keajaiban seprti ini tidak pernah hilang dari kehidupanku lagi,” bisik Archard sembari mencium helaian rambut bergelombang Reina yang terdapat pada jemarinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD