Batas

3031 Words
    Reina sadar jika dirinya saat ini tengah bermimpi. Hal ini sering terjadi saat Reina terlalu lelah dan terlalu merindukan keluarganya. Reina pun melangkah menyusuri jalanan berbunga yang Reina kenali sebagai taman belakang kediamannya. Di sudut taman, tepatnya di bawah pohon berdaun rindang, sebuah keluarga tampak menikmati beberapa kudapan lezat dan minuman segar. Keluarga itu terdiri dari ibu, ayah, seorang anak lelaki yang lebih dewasa daripada anak perempuan. Reina tahu, jika itu adalah keluarganya. Keluarga yang ia rindukan. Ini adalah bagian dari ingatan Reina. Ingatan ketika dirinya dan keluarganya menikmati sebuah piknik kecil-kecilan yang mereka lakukan di belakang kediaman mewah mereka.     Saat itu, Reina ingat jika dirinya begitu bahagia. Ia memimpikan jika kebahagiaan ini tidak akan pernah berakhir dan terus berlanjut bahkan saat dirinya sudah memiliki keluarga baru dengan pria yang ia cintai. Namun, semua mimpi Reina musnah begitu tragedi itu terjadi. Kediamannya terbakar—ah, bukan. Kediamannya sengaja dibakar oleh pihak kekaisaran yang melakukan inspeksi dadakan mengenai masalah penggelapan dana di daerah kekuasaan Reina. Reina merasa jika dirinya tidak keberatan harus kehilangan harta bahkan kekuasaan, tetapi dirinya tidak rela jika keluarganya diperlakukan dengan begitu tidak pantas, bahkan dengan bukti yang tidak jelas.     Namun, semuanya tampak kabur. Tidak berhenti dengan kediamannya yang dibakar. Keluarga Reina pun dituntut untuk membayar kerugian para petani yang selama ini membayar pajak dengan nominal tinggi dan dikorupsi oleh keluarga Reina. Padahal, Reina tahu jika keluarganya sama sekali tidak pernah melakukan tindakan keji tersebut. Sayangnya, semua orang hanya melihat apa yang terjadi dari satu sisi. Keluarga Reina dianiaya, ketika mereka berusaha menyuarakan ketidak adilan pada hakim daerah. Mereka disiksa bahkan dipenjara. Sungguh tindakan mengerikan yang sangat tidak rasional diterima oleh     manusia, terutama untuk gadis sekecil Reina.     Semua siksaan dan penghinaan terus berlanjut, hingga Reina harus kehilangan satu per satu keluarga yang ia cintai. Dimulai dari ayahnya yang meninggal karena serangan jantung, lalu disusul dengan ibunya yang jatuh stroke dan tak lama ikut berpulang. Reina yang menyaksikan semua itu merasa begitu marah dan sedih. Semua perlakuan mengerikan dan tidak adil yang ia terima, sedikit demi sedikit merebut orang yang ia cintai. Saat Reina dan kakaknya berusaha untuk melarikan diri dari kota tersebut, karena tidak tahan dengan semua perlakuan tidak adil pihak kehakiman yang membuat keduanya bekerja secara paksa di perkebunan tanpa memberikan upah sedikit pun. Sayangnya, keduanya tertangkap dan dijebloskan ke penjara.     Lalu penderitaan Reina mencapai pada puncaknya. Reina dan kakaknya menjadi objek penyiksaan para penjaga penjara. Kakaknya yang melindungi Reina secara mati-matian, pada akhirnya menanggung luka parah. Reina saat itu sudah mendapatkan sebuah firasat, jika dirinya akan kembali kehilangan seseorang yang sangat ia cintai, yang tak lain adalah kakaknya sendiri. Reina menangis keras dan memeluk kakanya yang sekarat. Di ujung kehidupannya, sang kakak menyampaikan pesan yang hingga saat ini masih melekat dalam benak Reina. Pesan yang menjadi sebuah motivasi bagi Reina untuk terus hidup dan mewujudkan apa yang diinginkan oleh keluarganya yang sudah berada di surga.     “Reina, kita bukan keluarga penjahat. Kita hidup jujur, dan tidak pernah mengambil hak orang lain. Tapi kita semua hanya mendapatkan ketidak adilan. Hiduplah dengan baik, dan carilah keadilan bagi keluarga kita, Reina. Cari keadilan bagi keluarga Elveroun.”         Reina tersentak dan terbangun dengan jeritan yang melengking. Air mata Reina terus mengalir, dan d**a Reina terasa begitu sesak oleh rasa sedih yang menghimpit. Reina bangkit untuk duduk dan menenangkan dirinya sendiri yang mulai kehilangan kendali. Ia meremas dadanya yang terasa sesak, berharap jika apa yang ia lakukan bisa mengurangi rasa sesak yang menyiksanya ini. Sayang, rasa sesak Reina semakin menjadi saja. Namun, Reina sudah bisa mengendalikan air matanya hingga tak lagi menetes dan membasahi pipinya. Sementara Reina masih berusaha mengendalikan diri, Vyra memasuki kamar sang nona dengan wajah cemas. Vyra datang setelah mendengar jeritan Reina yang terdengar hingga kamarnya yang memang hanya berjarak beberapa pintu dari kamar Reina.     Vyra melangkah mendekat dan segera memberikan pelukan yang menenangkan Reina. Hal ini sudah sering terjadi, dan Vyra tahu apa yang perlu ia lakukan jika Reina mengalami mimpi buruk yang tak lain adalah potongan ingatan dari masa lalu Reina. Vyra menepuk-nepuk punggung Reina dengan lembut sembari berbisik, “Tenang Nona, sekarang semuanya sudah baik-baik saja. Kita aman.”     Reina membalas pelukan Vyra dengan erat-erat, seolah-olah meminta perlindungan dari sosok pelayan yang tumbuh besar bersamanya. Vyra terus mencoba menenangkan Reina, hingga beberapa saat dan hal itu pun berhasil membuat Reina bisa bernapas dengan lebih lega. Reina melepaskan pelukannya dari Vyra dan berkata, “Terima kasih, Vyra.”     Vyra mengangguk. “Sama-sama, Nona. Apa Nona ingin kubuatkan teh?” tanya Vyra.     “Tidak, tapi bisakah temani aku berjalan-jalan di taman?” tanya balik Reina yang segera diangguki oleh Vyra.     Vyra bangkit lebih dahulu untuk menyiapkan jubah yang melindungi tubuh Reina dari serangan udara dingin dini hari. Setelah itu, Vyra pun menemani sang nona muda untuk berjalan-jalan di taman. Tentu saja, embun pagi sudah muncul dan udara segar membuat Reina bisa merasa lebih tenang daripada sebelumnya. Hanya saja, ada sebuah beban yang terasa menghimpit dadanya. Reina merasa, jika beban ini tidak akan menghilang begitu saja. Pilihan terakhir adalah, Reina harus menceritakan apa yang mengganggunya untuk membuat dirinya lebih merasa lega. Reina mengangkat pandangannya dan menatap langit yang hanya dihiasi oleh sebuah bulan, tanpa bintang-bintang atau pun awan yang menemaninya.     “Bukankah bulan itu terlihat kesepian?” tanya Reina tiba-tiba.     Vyra ikut mendongak dan menatap langit yang memang hanya dihiasi oleh bulan. “Tapi dia tetap bersinar dengan indah, walaupun merasa kesepian,” jawab Vyra mengerti dengan apa yang tengah akan dibicarakan oleh Reina.     “Tapi dia tampak sedih tidak memiliki siapa pun di sisinya,” ucap Reina lagi membuat Vyra terdiam.     Reina tersenyum tipis lalu melanjutkan langkahnya untuk duduk di sebuah kursi taman. Reina menepuk bagian kursi yang lapang dan berkata, “Duduklah di sini, Vyra.”     Vyra tentu saja menurut dan duduk di samping nona mudanya yang tampak begitu rapuh. Sisi Reina yang rasanya sangat sulit bahkan sangat mustahil dilihat oleh siapa pun. Namun, pengecualian dengan Vyra. Mereka sudah tumbuh bersama, dan kedekatan mereka bahkan melebihi saudara kandung. Di waktu-waktu tertentu, Reina sama sekali tidak merasa keberetan untuk lebih terbuka pada Vyra. Dan membuat Vyra lebih mudah memahami mengenai apa yang tengah dirasakan oleh sang nona muda yang biasanya selalu tampil dewasa dan kuat di hadapan orang lain ini.     “Apa kau mengingat pertemuan pertama kita?” tanya Reina.     “Tentu saja, Nona. Itu kali pertama saya bertemu dengan seorang gadis cantik tetapi tampak seperti gelandangan,” jawab Vyra jujur membuat Reina hampir terkekeh karenanya.     “Aku sama sekali tidak bisa mengelak perkataanmu itu, Vyra. Aku pasti terlihat seperti gelandangan karena baru ke luar dari penjawa bawah tanah,” ucap Reina sembari tersenyum getir.     “Tapi Nona terlihat sangat cantik dengan netra yang hijau daun yang berkilauan. Nona selalu membuat saya iri dengan kedua netra itu.” Vyra pun mengalihkan topic pembicaraan. Ia enggan membuat nonanya kembali mengingat kejadian memilukan di masa lalunya itu.     Sayangnya, Reina sendiri yang ingin membuka kisah itu, dan Reina tidak mau menghentikannya sebelum ia merasa puas. Ada sesuatu yang ingin ia katakan pada Vyra. “Kau tau, saat itu aku sudah tidak memiliki harapan untuk hidup lagi. Aku kehilangan semangat untuk hidup. Tapi, ayahmu datang dan mengeluarkanku dari sangkar yang menyesakkan itu. Aku kembali hidup seperti manusia atas bantuan dan bimbingan ayahmu. Karena itulah, aku sangat berterima kasih, dan merasa sangat menyesal. Aku sudah membuat kehidupan kalian terasa sangat sulit,” ucap Reina sembari menatap langit.     Apa yang dikatakan Reina memang benar adanya. Kepala pelayan adalah sosok yang membuatnya bisa menjalankan kehidupan barunya, dan menutup kenangan di masa lalu yang terasa begitu menyedihkan. Namun, Reina sendiri tahu jika kepala pelayan merasakan banyak kesulitan saat harus mengajarinya banyak hal dan mempersiapkannya menjadi sosok yang sukses di masa depan. Reina mengetahui semua kesulitan dan usaha kepala pelayan. Sayangnya, dulu Reina hanya bisa menjalankan apa yang berada di depan matanya tanpa berpikir jika hal itu mungkin bisa membuat orang yang berada di sekitarnya menderita.     “Nona, jangan merasa seperti itu. Ayah melakukannya dengan tulus. Ia membalas kebaikan orang tua Nona. Ayah sendiri pasti sangat senang karena sudah menjalan kewajiban dan melaksanakan pesan dari kedua orang tua Nona,” ucap Vyra.     Vyra sendiri tahu apa hubungan antara kedua orang tua Reina yang meninggal karena fitnah, dan ayahnya yang meninggal beberapa tahun yang lalu karena usinya yang sudah lanjut. Orang tua Reina yang dermawan memberikan sebuah ladang herbal untuk dikelola keluarga Vyra. Karena itulah, keluarga Vyra yang sebelumnya hidup dalam lubang kemiskinan, bisa sedikit demi sedikit merangkak ke luar dan berdiri dengan tegap tanpa hutang dan hidup dengan nyaman dengan semua hasil kebun herbal tersebut. Namun, dengan imbalan, jika sesuatu terjadi pada mereka, keluarga Vyra harus mengulurkan tangan untuk mengasuk Reina dan kakaknya.     Jadi, Vyra sendiri tidak merasa jika dirinya dan sang ayah dirugikan dengan perjanjian tersebut. Sejak kecil, Vyra sudah diajarkan mengenai hubungan timbal balik dan apa itu yang dinamakan balas budi. Dan Vyra mengerti, jika ini adalah bentuk balas budi yang dilakukan oleh ayah keluarganya. Yaitu mengabdikan hidup mereka pada keluarga yang sudah membuat hidup mereka menjadi lebih layak.     “Nona, untuk saat ini Nona tidak perlu memikirkan hal semacam itu. Nona hanya perlu fokus dengan tujuan nona sebagai Lady Elveroun,” ucap Vyra  membuat Reina tersenyum getir.     “Tidak, aku bukan lagi Lady Elveroun, Vyra. Tetapi Lady Heloise.”         **             “Apa yang ingin kau laporkan, Brandon?” tanya  Reina masih dengan mata yang tertuju pada laporan keuangan toko.     Saat ini, Reina sudah kembali pada aktifitas hariannya yaitu memriksa persediaan herbal dan memeriksa keuntungan harian toko. Reina tampak sama sekali tidak terganggu dengan apa yang terjadi pada dini hari tadi, dan menjalankan kesehariannya dengan normal. Bahkan, Brandon sendiri tidak melihat keanehan apa pun dari sang nona. Brandon pun berdeham dan menjawab, “Saya membawa laporan mengenai Tuan Archie.”     Reina pun menghentikan gerakan tangannya yang sebelumnya akan membalikkan kertas. “Tentang Tuan Archie? Rasanya aku sama sekali tidak memerintahkan apa pun mengenai dirinya. Lanjutkan,” ucap Reina lalu mengangkat pandangannya dan melihat Brandon yang ternyata mengeluarkan amplop bersegel yang sangat Reina kenali.     Reina membuka amplop tersebut, sementara Brandon melanjutkan, “Ternyata Tuan Archie menyelediki asal-usul Nona.”     Reina mendengarkan apa yang dikatakan Brandon secara seksama sembari membaca laporan yang ditulis secara langsung oleh pemimpin kaum pedagang informasi yang sebenarnya sudah menjadi sekutu Reina sejak lama. Meskipun yang mencari informasinya bukan Archard secara langsung melainkan anak buahnya yang bernama Nero, tetapi Reina bisa mengetahui dengan pasti jika di sini Archard yang memerintahkannya. Reina menyimpan kertas tersebut dan kembali bertanya, “Lalu sejauh apa yang mereka dapatkan?”     “Mereka mendapatkan nama baru Nona, nama keluarga Nona yang sudah tiada kebakaran yang terjadi sepuluh tahun lalu, serta sedikit rekam jejak kehidupan dan bisnis Nona,” jawab Brandon.     “Apakah fakta mengenai nama keluarga Heloise sama sekali belum bocor?” tanya Reina lagi memastikan mengenai informasi yang benar-benar tidak boleh terbuka dan diketahui oleh orang sembarangan.     “Hingga saat ini, informasi tetap aman. Orang-orang yang terkait dengan masalah ini, tentu saja memilih untuk menutup mulut mereka, karena ini adalah pilihan terbaik demi mempertahankan kehidupan nyaman mereka, Nona,” ucap Brandon penuh arti.     Reina mengangguk puas. Ini yang ia inginkan. Semua  informasi yang Nero dan Archard ketahui, adalah jejak kehidupan Reina yang memang sengaja ia tinggalkan. Namun, selebihnya semua informasi mengenai kehidupan Reina tersimpan apik dan tidak sembarang orang mengetahuinya. Benar, informasi mengenai Lady Elveroun, putri bungsu dari keluarga Elveroun sudah terkubur dalam. Informasi tersebut sama sekali tidak boleh terungkap, sebelum Reina mendapatkan apa yang ia inginkan. Tentu saja, informasi ini tidak boleh diketahui oleh sembarangan. Hingga saat ini jumlah orang yang mengetahui informasi ini hanya ada tiga orang. Yaitu Reina, Vyra, Brandon, dan seseorang yang menjual identitas Lady Heloise pada Reina. Tentu saja ayah Vyra termasuk dalam orang yang mengetahui fakta ini, karena ia sendirilah yang mengurus pergantian identitas Reina secara resmi.     Khusus bagi Brandon, ia mengetahui fakta ini setelah bersumpah setia secara pribadi pada Reina. Sumpah yang membuat Brandon terikat sepenuhnya pada Reina. Karena sumpah inilah, Brandon sama sekali tidak bisa pergi dari sisi Reina, kecuali Reina sendirilah yang membebaskan Brandon yang pernah ia ucapkan pada Reina. Semenjak mengatakan sumpah, sejak saat itulah dari tubuh, nyawa dan kehidupan Brandon sudah resmi menjadi miliki Reina seorang. Reina berhak memberikan perintah apa pun pada Brandon, termasuk untuk membunuh seseorang. Namun, hingga saat ini Brandon tidak pernah mendapatkan perintah yang seperti itu dari Reina. Hingga saat ini, Brandon malah mendapatkan tugas selayaknya seorang ajudan yang juga turut campur dalam pengaturan masalah administrasi.     Benar, nama keluarga Heloise bukanlah milik Reina. Namun, Reina membelinya dan menjadikannya sebagai miliknya. Reina memang membutuhkan identitas baru untuk menggantikan identitas yang sengaja ia kubur untuk melindungi dirinya sendiri. Identitas inilah yang akan membawa Reina selangkah lebih dekat dengan tujuan yang ia miliki. Reina menatap Brandon dan berkata, “Kerja bagus. Pastikan saja jika semuanya tetap terkendali. Jika terlihat muncul sebuah riak, jangan berpikir dua ali untuk segera melaporkannya padaku.”     “Saya mengerti, Nona. Saya undur diri dulu,” ucap Brandon lalu memberi hormat dan ke luar dari ruangan Reina.     Tak lama, begitu Reina akan kembali fokus, Vyra muncul dengan suara memekik. “Nona, Tuan Bangsawan datang!”     Reina awalnya berniat untuk mengabaikan Vyra, dan membuat Archard menunggu. Namun, Reina teringat dengan apa yang dikatakan oleh Brandon beberapa saat yang lalu. Reina pun menutup semua pekerjaannya dan berkata, “Antarkan aku ke padanya.”     Vyra tampak begitu antusias dan segera menemani Reina untuk turun. Seperti sebelumnya, Archard datang untuk makan siang bersama dengan Reina. Archard tampak senang karena ternyata kini Reina tidak mengulur waktu atau menolak kedatangannya. Karena itulah, Archard sama sekali tidak membuang kesempatan dan berkata, “Mari makan siang bersama, Reina. Aku sudah memesan meja di restoran Kyly.”     Vyra yang mendengar hal itu tampak terkejut dan senang bukan main. Restoran Kyly adalah restoran berbintang yang jika ingin makan di sana, harus melakukan reservasi bahkan satu minggu sebelumnya. Tentu saja, harga setiap menu di sana sama sekali tidak masuk akal bagi rakyat biasa. Karena restoran memang hanya diperuntukan bagi kaum berdarah biru yang terbiasa menghabiskan ratusan keping emas untuk keperluan biasa mereka. Jika pun orang-orang seperti Vyra memiliki uang sebanyak itu, Vyra tidak akan berpikir untuk menghabiskan uangnya untuk makan di tempat mahal yang akan menghabiskan semua uangnya. Karena didikian yang ia dapat, semua uang miliknya itu akan ia pilih untuk diinvestasikan saja.     Sebenarnya, bukan hanya Vyra, Reina juga merasakan hal yang sama. Ia enggan untuk menghabiskan sejumlah uang yang banyak untuk sekali pemakaian yang habis begitu saja. Reina lebih senang membuat uangnya terus berputar dan membawa keuntungan baginya di masa mendatang. Guru Reina dan Vyra sama. Tentu saja ilmu dan pemikiran mereka pada khirnya terbentuk sama sedemikian rupa. Namun, baik Reinamaupun Vyra sama-sama berpikir jika pola pikir seperti ini sama sekali tidak salah. Bahkan menurut mereka, ini adalah pola pikir yang akan membawa keuntungan yang lebih besar di masa depan nanti, karena mereka terhitung memiliki uang simpanan yang akan terus berkembang seiring berkembangnya sebuah bisnis yang mereka investasikan.     Namun, untuk kali ini, karena bukan Reina yang menghabiskan uang, Reina pun memilih untuk menerima ajakan Archard, mengingat jika dirinya juga memiliki sesuatu untuk dibicarakan dengan orang ini. Reina dan Archard menaiki kereta kuda yang sama, yang tak lain adalah kereta kuda Archard yang tidak memiliki lambang keluarga. Hingga saat ini, Reina belum merasa tertarik untuk mencari latar belakang Archard. Mungkin, tanpa sadar Reina sudah merasa nyaman dengan identitas yang ditampilkan oleh Archard hingga tidak terpikir untuk mencari hal lebih dari informasi yang berada di depan matanya ini.     Tak membutuhkan waktu lama, kini Reina dan Archard sudah sampai di restoran yang mereka tuju. Saat itulah Reina sadar jika  baik Nero maupun Vyra sama sekali tidak mengikuti mereka ke restoran. Reina mengernyitkan keningnya, ini pasti ulah Vyra. Namun, Reina tidak berkomentar apa pun dan melangkah memasuki restoran tentu saja dengan digandeng oleh Archard. Ternyata, Archard memesan meja vip yang membuat mereka bisa mneikmati santapan siang mereka tanpa harus terganggu oleh tatapan orang lain. Reina mulai menghitung, berapa banyak uang yang Archard habiskan untuk ini. Lalu Reina melirik wajah Archard yang tampak bahagia. Siapa pun istrinya nanti, pasti akan sangat pusing karena tingkahnya yang sangat boros.     “Silakan Tuan dan Nona, saya akan kembali dengan menu pembuka,” ucap pelayan lalu beranjak meninggalkan Archard dan Reina yang sudah duduk dengan nyaman.     “Maaf, aku hanya bisa menyiapkan tempat ini sebagai tempat makan siang kita,” ucap Archard memulai pembicaraan.     “Tidak perlu terlalu merendah, Tuan Archie. Ini tempat yang telalu luar biasa bagi saya. Saya jelas berterima kasih karena Anda, saya memiliki kesempatan untuk berkunjung dan menikmati sajian di tempat sebagus ini.”     Mereka hanya berbincang-bincang ringan, lalu makanan pembuka datang. Itu adalah salmon cincang yang dipadukan dengan potongan sayur mentah yang segar, serta saus lemon yang membuat rasa masakan itu sangat segar dan cocok untuk dijadikan makanan pembuka. Reina mencicipinya tetapi tidak terlalu suka dengan makanan yang berbahan dasar mentah, terutama protein. Karena itulah, Reina hanya mencicipi sedikit sebelum meletakkan sendok dan garpunya kembali. Tentu saja hal itu tidak luput dari perhatian Archard. Namun, Archard sama sekali tidak berkomentar, dan memilih untuk mengingat makanan apa saja yang disukai dan tidak disukai oleh Reina.     Lalu makanan utama dan makanan penutup datang secara bergiliran. Selanjutnya, Reina makan cukup lahap. Apa lagi saat dirinya menyantap pudding manga yang tampaknya sangat sesuai dengan seleranya, tetapi agak tidak sesuai dengan lidah Archard yang tidak terbiasa dengan cita rasa yang terlalu manis. Saat menikmati kudapan itulah, Reina berkata, “Sebaiknya, kamu menghentikan apa pun yang tengah kamu coba gali.”     Archard yang semula tengah minum, segera menurunkan gelasnya dan menatap Reina dengan penuh tanda tanya. Butuh beberapa detik sebelum Archard bisa menebak dengan tepat apa yang tengah dimaksud oleh Reina saat ini. Namun, meskipun begitu Archard tidak mengatakan apa pun dan meminta Reina untuk melanjutkan perkataannya. “Aku yakin kamu mengerti dengan apa yang aku katakan ini,” ucap Reina tidak lagi menggunakan bahasa formal.     “Tapi kenapa?” tanya Archard.     Reina meletakkan sendoknya dan bertanya balik, “Seharusnya kamu menyadarinya. Kenapa informasi mengenai diriku hanya itu saja? Apa kamu tidak bisa menilai, jika kemungkinan besar informasi lainnya memang sengaja untuk ditutupi?”     Archard terdiam sesaat sebelum tersebut tipis. Bukannya tidak memikirkan kemungkinan tersebut, tetapi Archard tidak berpikir jika alasan itu memang alasan yang membuat semua informasi mengenai masa lalu Reina kabur. Reina tersenyum tipis dan berkata, “Sepertinya kamu sudah mengerti. Jadi, hentikan pencarianmu. Apa yang perlu kamu ketahui cukup sampai di sana. Karena jika kamu mengetahui hal lebih dari itu, maka aku tidak yakin dengan apa yang akan terjadi. Dan satu hal yang pasti, jika kamu tetap melanjutkan pencarianmu itu, maka aku tidak akan lagi mau berbicara denganmu seperi ini lagi, Tuan Archie.”     Meskipun agak terkejut dengan apa yang diketahui oleh Reina, Archard pun mengangguk mengerti. “Baiklah. Aku tidak akan berusaha untuk mengorek informasi apa pun lagi. Tapi aku tidak akan mau dilarang untuk membuatmu menerimaku dan lebih terbuka padaku, Reina. Aku akan memastikan, jika kau akan membuka hatimu untukku,” ucap Archard membuat Reina tersenyum lebar, merasa terhibur karena tingkah penuh percaya diri Archard.     “Kalau begitu, aku akan menantikannya,” ucap Reina menantang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD