Killing me softly

1308 Words
Ailane mengikuti Rayhan dari belakang, ia tak tahu jika Rayhan akan mengajaknya berjalan-jalan naik motor, ia kesulitan karena memang hari ini ia memakai dress. Untung saja motor Rayhan masih bisa dijangkau oleh nya, meskipun harus dibantu Rayhan saat menaiki nya. Kalau tau akan naik motor lebih baik ia tadi memakai celana jeans di awal agar tidak menyulitkan dirinya sendiri. Sebentar, kalian jangan memiliki pemikiran jika Ailane memandang seseorang hanya karena kendaraan nya. Ia juga bukan orang kaya, ia termasuk orang sederhana yang kemana-mana naik motor dan tidak memiliki mobil. Ia bilang seperti itu tadi jika lebih baik ia memakai celana ketimbang rok karena perjanjian awal mereka bertemu hanya duduk di sekitaran taman kota. Rayhan juga menyetujui nya dan tak mengucapkan kata-kata yang akan mengajak nya untuk berkeliling naik motor. Ia menggunakan terusan karena memang ia ingin pada pertemuan pertama nya dengan Rayhan ia terlihat cantik dan terkesan anggun agar Rayhan terpesona dengan nya. Karena memang ini pertama kali nya mereka bertemu, tak banyak hal yang dibicarakan antara mereka saat berada diatas motor. Biasanya sepasang muda-mudi jika berboncengan dengan seseorang sebagian besar akan bercerita diatas motor di sepanjang perjalanan. Mau berbicara pun Ailane takut, takut tidak memiliki kesamaan diantara mereka berdua. Tapi mereka berdua begitu lancar saat saling mengobrol lewat chat dan tak jarang mereka juga menelfon dan begitu lancar membahas apa saja. Namun kenapa saat mereka bertemu seakan tak ada topik pembicaraan yang akan mereka bicarakan? Memakai terusan membuat dirinya semakin tak nyaman, apalagi saat angin berhembus kencang. Ia harus menutupi paha nya dengan menahan terusan nya agar tak tertiup angin. Rayhan melihat wajah Ailane dari kaca spion dan melihat jika gadis itu seperti tak nyaman entah gara-gara apa. Rayhan mengetikkan motor nya ke pinggir jalan dan menoleh kebelakang, melihat apa yang membuat Ailane merasa tidak nyaman. Ternyata saat Rayhan menoleh kebelakang Ailane sedang dengan posisi memegangi terusan nya rapat-rapat agar tidak tertiup angin. Rayhan yang mengerti langsung melepas jaket jean nya dan melebarkan nya kemudian ia taruh di atas paha Ailane agar paha nya tertutup dan tidak perlu khawatir saat angin tiba-tiba berhembus kencang. "Biar ketutup paha kamu." Ucap Rayhan yang kemudian melanjutkan perjalanan mereka kembali. Ailane tak bisa berkata-kata, pipi nya memerah perasaan nya tak karuan sangking berbunga-bunga nya. Apa ini yang dinamakan CLBK? Atau cinta lama bersemi kembali. Rasanya Rayhan seperti membunuh nya perlahan-lahan dengan sifat nya yang sederhana ini. Sean pun sering memperlakukan nya layaknya seorang ratu, namun hati nya tak sebegitu berdebar ketimbang ia saat bersama dengan Rayhan. Minggu ini akan menjadi hari yang paling bersejarah dalam hidup Ailane. Hari dimana hatinya merasakan kebahagiaan yang luar biasa karena bisa sedekat ini dengan orang yang ia kejar-kejar dulu. Rasanya saat mengingat dulu tak mungkin ia bisa sedekat ini dengan Rayhan, tak ada yang bisa dilihat saat ia SMA dulu. SMA ia kurus, dan jauh lebih dekil ketimbang sekarang. Sedangkan Rayhan? Sedari dulu cowok itu sudah tampan dari dulu dan juga pakaian nya selalu modis. Saat SMA dulu Rayhan menjadi incaran para siswa perempuan satu sekolah karena paras nya yang tampan. Meskipun ia tak satu kuliah dengan Rayhan karena ia memang tidak pernah merasakan kuliah, tapi ia yakin saat kuliah dulu juga Rayhan pasti menjadi incaran. Mereka kini telah sampai di tempat yang dimaksud oleh Rayhan. Seperti sebuah kedai sederhana yang di design sangat bagus banyak juga pasangan kekasih yang berada di sana. Ia seratus persen yakin jika muka nya yang tadi sengaja ia poles dengan sentuhan sedikit make up pasti sudah luntur karena cuaca nya yang lumayan panas. Untuk rambut Ailane tipe rambut yang gampang sekali diatur sehingga tidak terlalu kusut meskipun tertiup angin. Ailane mencuri kesempatan dengan melihat wajah nya pada kaca spion motor Rayhan, Rayhan melihat kegiatan Ailane dan terkekeh. "Masih cantik kok," ucap Rayhan. Ailane terkejut dan langsung menegakkan badan nya malu karena tertangkap basah sedang mengaca untuk memastikan jika wajah nya tidak buluk buluk sekali. Meskipun itu suatu kegiatan yang biasa saja, wajar jika semua orang mengaca. Tapi sama saja Ailane malu. "Ayo masuk, malah bengong." Rayhan menggandeng tangan Ailane yang gemetar. Lagi-lagi Rayhan terkekeh. Perasaan diri nya biasa saja dan tak ada yang spesial pada dirinya tapi kenapa Ailane sangat salah tingkah saat berada di dekat nya? Tapi tak apa justru Ailane terlihat sangat menggemaskan dengan keadaan salah tingkah seperti ini. Aaaaaa ibu jantung Ailane engga kuat!!!!! Dalam hati nya ia berteriak kegirangan diperlakukan seperti ini. Benih benih cinta yang selama ini padam tiba-tiba tersungut kembali. Bagiamana tidak? Ia sama sekali tidak memperdulikan Sean lagi karena Rayhan kini sedang berada di pihak nya. Entah berada di pihak nya atau tidak, yang jelas Rayhan dan dirinya bisa sedekat ini ketimbang dulu. Rayhan menggandeng nya untuk duduk di salah satu kursi kosong yang letakkan nya cukup berada di pojok ruangan. "Mau pesan apa?" Tanya Rayhan membuka buku menu dan membalikkan menu nya ke arah Ailane agar Ailane bisa membaca nya dengan mudah. Karena memang posisi mereka sendiri sedang berhadap-hadapan. "Euhm, samain aja deh Rey." Jawab Ailane. Ia tak terlalu sering makan di luar apalagi menu nya dengan bahasa yang tak Ailane pahami itu sebenarnya makanan apa. "Samain aja ya?" Ailane mengangguk. Kemudia Rayhan mencatat menu yang akan mereka pesan dan ia antarkan ke pada kasir agar makanan yang akan mereka pesan agar segera dibuat. Oh seperti itu cara pesan makanan di luar. Batin Ailane. Ia melihat cara berjalan Rayhan sangat tegap dan gagah. Ia baru menyadari ternyata Rayhan tinggi sekali. Tinggi nya saja tidak sampai pada bahu Rayhan. Tak lama setelah Rayhan kembali selang beberapa saat ada seorang pelayan yang datang mengantarkan pesanan mereka. Ailane yang t menyukai keju tiba-tiba Rayhan memesankan spaghetti carbonara yang satu piring nya berisi full keju. Astaga! Ini bukan salah Rayhan, ia memasrahkan kepada Rayhan untuk memilih menu yang sama dengan apa yang di pesan Rayhan, tapi ia tidak bilang kepada cowok itu jika sebenarnya ia tak menyukai makanan yang berbau keju. Harus apa iya? Yang jelas ia harus memakannya, ia tak mau Rayhan ilfeel kepadanya karena kelakuan Ailane yang kampungan. Bisa-bisa nanti Rayhan tak mau bertemu lagi dengannya bagaimana? "Dimakan ay," Ailane mengangguk, tanpa apa-apa Rayhan memakan spaghetti penuh keju itu dengan lahap. Ia bingung harus memakannya dari mana, karena memang benar-benar full dengan keju. Melihat nya saja ia sedikit mual, ia tak bisa membayangkan jika mulut nya nanti akan penuh dengan keju. Ia menyendok kan satu suapan dikit sekali ke dalam mulutnya, ekspresi nya langsung berubah menjadi pucat. Sekarang mulut nya benar-benar full dengan keju! Sebisa mungkin ia mencoba agar ekspresi nya biasa saja di depan Rayhan tapi memang sulit sekali menyembunyikan ekspresi mual nya. Diam-diam Rayhan memperhatikan Ailane sedari tadi. "Kenapa ay? Gak enak?" Tanya Rayhan. Ailane menggeleng, "Enggak. Ini enak kok!" Ia berusaha menghargai Rayhan dengan menyuapkan banyak suapan secara paksa ke dalam mulutnya hingga penuh dan belepotan. Tapi raut muka nya semakin tak terkendali, dan perut serta mulut nya serasa sangat tak enak karena keju keju itu. "A-aku ke kamar mandi dulu." Ailane cepat-cepat pergi ke kamar mandi dan memuntahkan seluruh isi perut nya. Dampak memakan keju sangat parah di perut nya. Ia mengelap pinggiran mulut nya yang belepotan dengan tisu yang tersedia di kamar mandi. Ia tak mau berlama-lama dengan membuat Rayhan curiga, ia kembali ke meja di mana Rayhan menunggu nya. Tapi saat ia kembali duduk disana ternyata piring makanan nya sudah tak ada digantikan dengan roti bakar coklah dan jus strawberry. Rayhan perhatian sekali hingga mengganti menu makanan nya. Bagaimana ia tak jatuh cinta coba jika Rayhan saja seperti ini? "Maaf ay, aku gak tau kalau kamu ternyata gasuka keju." Ujar Rayhan menyodorkan piring berisikan roti bakar yang baru dipesankan untuk Ailane. "Bukan salah kamu Ray," "Next time kamu harus bilang apa yang kamu suka sama apa yang kamu engga suka. Biar aku bisa ngerti kemauan kamu," balas Rayhan. Enggak bisa dibiarkan! Jantung Ailane sudah tak karuan. "Sama gara-gara kejadain ini, next time jangan ngehindar dari aku ay."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD