Talk u latter

1038 Words
Sudah dua hari akibat Sean yang tiba-tiba menuduh nya tidak jelas Ailane menghindari Sean dengan bermacam alasan. Salah satu nya adalah Ailane mengatakan jika banyak sudut lorong dan sampah yang berserakan harus segera ia bersihkan. Dan saat Sean memanggil nya ke ruangan nya Ailane langsung pergi dari ruangan cleaning servis nya. Kemarin Sean memaksa agar Ailane mau diantar kan pulang karena motor Ailane mengalami kebocoran. Cerita nya begini, seperti ada seseorang yang sengaja menancap kan sebuah paku ke dalam ban motor nya. Saat pulang kemarin ia langsung berada di parkiran dan saat ia menaiki motor nya tiba-tiba ban belakang nya kempes karena ada sebuah paku yang sedang tertancap disana. Padahal saat ia memarkirkan motor pas ia berangkat sama sekali tidak ada paku disekitar nya. Sedari dulu Ailane selalu mengecek sekitar dimana motor nya sedang di parkir kan. Aneh saja pas pulang sudah ada paku yang tertancap. Feeling nya langsung mengarah kepada Risma. Gadis itu yang menempel kan paku pada motor Ailane. Risma sudah banyak sekali dendam dengan diri nya. Entah benar atau tidak Risma pelaku nya. Ailane menuntun motor nya keluar dari parkiran. Rencana nya entah ingin menuntun sampai mana sampai menemukan sebuah tambal ban. Bebarengan dengan sean yang lewat dengan mobil mewah nya. Sean turun saat itu juga dan menawarkan Ailane agar mau untuk diantarkan pulang. Tentu langsung menarik perhatian orang di sekitarnya. Padahal kemarin Sean memarahi nya hingga gadis itu menangis saat keluar dari ruangan nya. Namun sekarang Sean perhatian terhadap nya. Semua orang kantor dibuat heran dengan hubungan tidak jelas antara Sean dan juga Ailane. Namun mereka tak berani mencari tahu lebih lanjut karena tak ingin dipecat Sean akibat terlalu mencampuri urusan pribadi Sean. Mereka hanya menunggu waktu nya saja. Watu yang tepat dimana pasti akan ada sebuah gosip murahan tersebar dan mereka mempercayai nya. Ailane dengan tegas menolak ajakan Sean itu. Ingat ia berusaha menjadi seorang wanita dewasa yang tidak labil dan teguh pada pendirian nya. Apalagi usia nya bukan belasan tahun lagi. Sudah hampir menginjak dua puluh dua tahun. Ailane kemarin memilih untuk menuntun motor nya sejauh kurang lebih tiga ratus meter. Sean kemarin juga tidak berani memaksa Ailane karena takut jika gadis itu berteriak. Karena Ailane mengancam nya akan berteriak jika Sean terus memaksa nya. Seperti hari ini, Sean sendiri yang langsung datang ke ruangan kerja Ailane menyuruh gadis itu untuk datang ke ruangan nya. Seperti nya keberuntungan hari ini berpihak kepada Ailane, ia melihat dimana Sean akan memasuki ruangan kerja nya. Dengan cepat Ailane langsung berbalik arah. Yang semula ia merasa haus sekali dan akan membuat es teh untuk diri nya sendiri ia langsung pergi ke kantin saja. Lebih baik ia mengeluarkan sedikit uang nya ketimbang berurusan lebih lanjut dengan manusia sejenis Sean diwangka. Reza mengirim kan sebuah pesan menyuruh Ailane untuk kembali karena Sean menunggu nya sampai diri nya kembali. Ia tak tahu harus menjawab apa. Akhirnya ia membiarkan saja pesan itu. Ia tetap berdiam diri di kantin hingga istirahat nya habis. Ia sampai tak memakan bekal nya dan membeli semangkok soto yang di jual di kantin. Ia merasa sudah cukup lama ia berada di kantin. Semakin lama disini semakin banyak pula uang yang akan ia habiskan. Ia tergoda sekali melihat jajanan gorengan yang terlihat enak dan ia langsung membelinya. Hari ini saja ia sudah habis tiga puluh ribu. Ia kembali ke ruangan nya. Tak memiliki firasat apa-apa ia langsung membuka pintu dan Sean masih berada di situ seorang diri. Ailane menutup pintu kembali namun Sean memanggil nya terlebih dahulu. "Masuk sini." Ailane ingin sekali menghindari Sean lagi. Namun Sean sudah berada di depan mata nya. Jika ia menghindari Sean juga jelas laki-laki itu akan mengejar nya dan berusaha mencari perhatian Ailane. Akan bertambah ribet nanti. Ia masuk. Namun ia hanya berdiri tidak duduk di sebelah Sean. Ia heran kemana semua teman nya? Mungkin Sean yang menyuruh mereka jangan masuk ke ruangan ini saat Sean memerintahkan nya kembali. "Sampai kapan kamu akan menghindari saya lagi Ailane?" "Pak Sean yang terhormat, saya bekerja disini untuk mencari uang bukan untuk meladeni pak Sean yang tidak penting seperti ini." Ucap Ailane pedas. Sean hanya terdiam. "Om, jujur ailane gak suka ya, om kadang gabisa bedain dimana saat kita kerja dimana saat kita diluar kerja." "Maksud kamu?" Tanya Sean tak mengerti. "Kalau om terus-terusan kaya gini, Ailane lebih baik keluar om." Ucap nya penuh penekanan. Sean seperti tersambar sebuah beledek di siang hari yang cerah. Ia tak mau Ailane keluar dari sini. Tak ada semangat lagi jika Ailane keluar. Siapa lagi alasan Sean untuk berangkat bekerja jika bukan karena ia ingin melihat Ailane? Sebenernya dulu sewaktu Ailane belum bekerja disini Sean lebih sering pergi ke kantor cabang yang lain. Namun setelah Ailane pindah kesini, setiap hari Sean pasti akan selalu datang ke kantor cabang ini. Sampai dulu karyawan nya banyak yang heran saat Sean datang kesini setiap hari. Brak! Ailane menutup pintu kencang dan meninggalkan Sean yang masih berdiam diri di dalam. Ia tak bisa berbicara dengan Sean untuk saat ini. Tidak tahu jika nanti atau kapan pun itu saat Ailane sudah berhasil melupakan sakit hati nya kepada Sean. Ia tak mau terlalu memaksa kan diri nya untuk memaafkan Sean. Jika pada akhirnya hati nya masih sakit, itu arti nya hubungan nya dengan Sean tidak akan bisa sama seperti dulu lagi. Mungkin setelah ini akan ada sebuah jarak pemisah antara diri nya dan juga Sean. Tapi tidak tahu, bisa saja takdir berkata lain tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Ailane. Ia sekarang malah berpapasan dengan rayhan. Ia melupakan laki-laki itu karena terlalu terbuai oleh rayuan dan godaan Sean. "Ailane, kamu baik-baik saja?" Ah! Itu suara yang ailane rindukan selama beberapa hari ini yang selalu ia dengar lewat sambungan telefon. "Baik kok Ray, kamu mau kemana?" Ailane berbasa-basi agar memiliki sebuah topik pembicaraan. "Mau kedepan cari makan. Kamu mau nitip?" Tawar Rayhan. "Engga usah. Aku masih kenyang makan soto tadi pas istirahat." "Eh yaudah Ray, aku tinggal dulu ya, bye!" Ailane pergi meninggalkan Rayhan. Menatap Rayhan berlama-lama semakin membuat nya merasa bersalah. Ia seperti menomer duakan rayhan. Padahal laki-laki itu selalu baik sekali terhadap nya. Maafkan Ailane. Bekerja pun Ailane sekarang jadi sering hilang fokus karena insiden itu. "Apa aku harus keluar kerja dan cari kerja baru ya?" Tanya Ailane pada diri nya sendiri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD