A Belief

1128 Words

Rangga dan Nabila berjalan saling berdampingan. Tentu saja, Vano juga di ajak, yang ada di gendongan Rangga. Sedangkan Nabila, ada di sampingnya. Mereka berjalan melewati pintu-pintu yang banyak sekali. Sebuah tempat tinggal dari berbagai macam kalangan. Apartemen Rangga. "Rangga!" Nabila memegangi lengah Rangga. Rangga menoleh ke arahnya. "Apa, kamu yakin ingin mengajakku ke apartemenmu?" tanya Nabila dengan ragu. "Kita sudah hampir sampai. Kenapa kamu masih menanyakan hal itu?" Rangga justru bertanya. Nabila masih bergeming. Ia dengan ragu dan salah tingkah. "Aku, hanya merasa tidak enak saja," kata Nabila. Rangga melihat Nabila dengan tersenyum. Kemudian, Rangga menarik tangan Nabila. Ia menggenggamnya erat. Nabila kemudian melihat ke arah Rangga. Rangga memberikan senyum yak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD