Theo membanting pintu mobilnya setelah ia turun. Berjalan tergesa hanya untuk memastikan apa yang ia dengar dari siswa SMA yang merupakan teman Lay itu. Theo tidak percaya jika semua adalah rencana keluarganya. Yang ia tahu, keluarganya setuju atas pernikahan dirinya dan Naina. Ah, tapi pertanyaan terlintas begitu saja, bagaimana ia bisa tertidur terlalu lama dan kenapa orang tuanya tidak membangunkannya? Malah mama mengatakan kalau Naina tidak pantas menjadi istrinya karena Naina adalah aib? Pemikiran Theo kacau balau. Antara ia percaya pada ucapan temannya Lay atau tetap pada pendiriannya kalau orang tuanya tidak mungkin melakukan hal sekeji itu. Ia harus bertanya. Jika benar orang tuanya adalah dalang dari semua ini, maka ia tidak akan memaafkan mereka. “Ma! Pa!” Teriakan Theo