27. Bukan Menantu Idaman

2816 Words

Naina menatap fokus pada Theo yang sejak tadi mengabaikannya dan terlalu serius pada laptop yang menyala. Jari-jari panjang mengetuk-ngetuk tombol kotak layaknya permen cokelat. Naina sempat menghela napas sebelum menyerahkan dokumen yang sangat penting dan sudah selesai ia kerjakan sejak beberapa menit lalu. Namun, dasar Theo yang entah gila kerja atau sengaja mengacuhkan Naina lagi. “Pak Theo, halo … permisi!” Naina mengetuk meja Theo dengan kuat. Theo menoleh dan mengernyitkan keningnya. “Nai, sejak kapan lo di sini?” Naina memutar matanya jengah. Bosnya itu memang benar-benar menyebalkan. Apakah kedatangannya sejak tadi tidak disadari oleh Theo? “Nai, kenapa gak dijawab? Em … apa pekerjaan yang gue beri ke elo tadi udah selesai?” tanya Theo seolah tidak menyadari kekesalan Naina.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD