Lay menatap pantulan dirinya di cermin sembari mengibas-ngibaskan rambutnya yang basah. Sesekali berpose ala-ala binaragawan untuk menunjukkan otot lengan dan perutnya. Kadang Lay tersenyum sendiri, kadang juga mengembuskan napas kasar dan kadang memasang mimik lesu. Entah apa yang dia pikirkan secara bersamaan. Ting Bunyi ponsel yang tergeletak di atas ranjang membuat Lay menghentikan aktivitas di depan cermin. Ia berjalan ke sisi ranjang dan meraih ponselnya serta membuka sebuah pesan w******p. Kembali Lay mengulum senyum lantaran pesan itu berasal dari Naina. ‘Lo gila!’ Balasan yang terlalu singkat, padat dan menyakitkan, tapi bagi Lay, itu sebuah kemajuan di antara dirinya dan Naina. Sebuah langkah untuk terus berjuang mendapatkan cinta seorang Naina. Lay bahagia bukan main