Arsa terbangun ketika ia merasakan ada banyak sekali tetesan air yang jatuh mengenai wajahnya. Tanpa sadar, tangan kanannya terulur, menyentuh wajahnya yang basah, dan saat itu juga ia merasa tidak ada lagi air yang jatuh membasahi wajahnya. Kedua mata Arsa yang sebelumnya terpejam, perlahan tapi pasti mulai terbuka. Arsa beranjak bangun dari tidurnya, saat itulah ia merasakan betapa pusing kepalanya. Arsa tidak bisa mencegah agar erangan kesakitan tidak lolos dari mulutnya ketika rasa sakit di kepalanya semakin menjadi. "Akhirnya bangun juga." Arsa sontak menoleh, dan saat itulah ia melihat Nesya yang berdiri di samping kananya dengan gelas berisi air di tangan kirinya. Ok, sekarang Arsa tahu dari mana asalnya air yang tadi menetes membasahi wajahnya. "Kamu siram wajah Abang paka