When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Brakk Bintang seperti biasa langsung masuk begitu saja karena pintu memang tidak pernah dikunci jika ada Rayan di dalam, namun sayang Bintang harus disuguhkan dengan pemandangan yang membuat tidak hanya matanya yang sakit, tapi juga hatinya. "Daddy….!" Lirih Bintang dengan suara bergetar menahan tangis. Rayan dan juga Sarah yang tengah menikmati lumatannya seketika terhenti ketika mendengar suara yang memanggilnya dengan sebutan Dady. Mungkin bagi Sarah panggilan itu sangat aneh, tapi bagi Rayan, Rayan merasa ada yang berbeda dengan hatinya saat mendengar panggilan itu. "Beby….!," Lirih Rayan sambil memegang kedua bahu Sarah "Yan, apa yang terjadi denganmu?," Tanya Sarah pura-pura polos saat melihat mata Rayan sudah mulai tak lembut barusan. Rayan langsung mendorong tubuh Sarah hingga