When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Dor dor "Aaaaa!!!" Dinda berteriak histeris saat pertama kalinya melihat pertempuran tembak menembak secara langsung tepat di depan matanya. Bram langsung menarik kepala Dinda dan di sembunyikan di d**a bidang Bram dengan tangan kiri yang terus berusaha menutup telinga Dinda. Sedangkan tangan kanannya, masih fokus dengan kemudi. "Sutt, Sayang. Jangan takut, aku mohon tolong biasakan kamu untuk melihat kejadian ini dengan tenang, jika kamu bersedia menjadi istri dari Bramasta, kamu harus siap menghadapi musuh kita. Dan kamu tidak perlu takut, karena sebelum kamu merasakan tembakan atau tusukan itu, aku yang akan lebih dulu merasakan nya. Jadi, sekalipun kamu memilih tetap bersamaku dalam resiko yang begitu bahaya, aku tidak akan membiarkan sesuatu mengenai kulitmu. Aku berjanji, setelah k