Brayan langsung menggendong tubuh Bintang tanpa pamit dan menuju ke mobilnya, Wira tidak bisa berkata apa-apa lagi, Wira menarik tubuh Fatma yang lemah karna syok melihat anaknya yang tak berdaya kedalam dekapannya, Wira membawa Fatma ke mobil Dinda, Dinda langsung mengikuti mobil Rayan yang melaju dengan kencang.
Saat Rayan Sampai di rumah sakit terdekat, Rayan langsung menggendong tubuh lemah Bintang kedalam rumah sakit.
"Dokter…!" Panggil Rayan dengan suara menggelegar membuat dokter yang mendengarnya langsung menghampiri Rayan dan menyuruh para perawat membawa brangkar pasien menuju Rayan tanpa dipanggil dua kali.
"Cepat tangani dia, dan ingat!, Jangan sampai keluar dari ruangan itu tanpa membawa kabar baik padaku!" Ucap Rayan dengan suara dinginnya, dokter yang memang sudah mengetahui siapa Rayan langsung mengangguk takut, sedangkan Dinda dan Fatma serta Wira baru saja sampai di rumah sakit dan mendapati Rayan tengah memberi peringatan pada dokter, Wira yang memang belum mengetahui siapa Rayan sebenarnya hanya diam saja tanpa ada rasa curiga, bagi Wira yang terpenting putrinya baik-baik saja, begitupun dengan Fatma, Fatma tidak mau tau mengenai siapa Rayan sebenarnya, karna selain Fatma heran dengan sikap Rayan yang seperti menaruh rasa khawatir pada putrinya, Fatma juga melihat dokter yang menangani putrinya juga begitu menakuti pria yang menolong putri nya, hanya saja Fatma masa bodoh, karna yang terpenting saat ini adalah putrinya.
"Terimakasih Tuan, Tuan telah membantu anak kami dengan segera membawanya kerumah sakit, sekali lagi terimakasih !!" Ucap Wira sopan, Rayan tak menghiraukan ucapan terimakasih dari Wira, Rayan langsung melangkahkan kakinya pergi meninggalkan mereka bertiga, Rayan keluar dari rumah sakit lalu merogoh ponselnya dari saku celananya.
"Tutt tutt tutt"
"Selamat siang Tuan," sapa Bara dari seberang,
"Cepat tempatkan beberapa orang untuk menjaga kekasih ku dari kejauhan, dan ingat peringati mereka agar tidak membuat orang tuanya curiga, kalo perlu kamu juga kirimkan seseorang yang bisa selalu memantau kekasih ku dari dalam ruangan itu langsung. " Perintah rayan yang langsung dipatuhi oleh Bara.
Di kantor Bara langsung menuju markasnya untuk memilih orang-orang yang paling handal dalam menjaga seseorang dari kejauhan.
Setelah memberi perintah pada sekretarisnya, Rayan langsung pergi meninggalkan rumah sakit tersebut.
Rayan menuju kantor karna di kantor tidak ada Bara, jadi Rayan memutuskan untuk menggantikan Bara sementara waktu, Rayan mimang jarang ke kantor, Rayan lebih sering menghabiskan waktunya di luar Kota untuk mengurus pekerjaan nya, Rayan akan ke Indonesia jika Bara sudah tidak merasa tidak mampu, namun semenjak mengenal Bintang, Rayan jadi semakin betah di Indonesia, jadi sekarang Rayan akan mengurus pekerjaan nya selagi menunggu Bintang kembali sehat, Rayan tidak mungkin menunggui Bintang di ruang tunggu di rumah sakit, bisa-bisa semua orang akan tau siapa Bintang sebenarnya, mungkin bagi Rayan tidak masalah, tapi tidak bagi Bintang, Bintang tidak ingin semua orang tau jika dirinya jadi Simpanan seorang Duda, bukan karna Bintang malu, hanya saja takut orang tuanya akan tau dan marah padanya.
Setelah dokter selesai menangani Bintang, dokter pun keluar yang langsung disambut oleh Fatma.
"Dok, bagaimana keadaan putri saya Dok?" Tanya Fatma,
"Sebenarnya tidak ada masalah yang serius tapi…"jeda dokter tersebut,
"Tapi apa Dok, apa yang terjadi dengan putri saya Dok?" Tanya Fatma mendesak dokter,
"Putri anda kekurangan darah, Nona Bintang terlalu banyak mengeluarkan darah, dan kebetulan stok darah yang cocok dengan Nona Bintang sedang kosong!!" Beritahu dokter yang langsung membuat Fatma lemas dan mundur beberapa langkah, untung saja Wira dengan sigap menahan tubuh Fatma agar tidak Fatma tidak terjatuh.
"Kalo begitu Dokter bisa ambil darah saya, saya ibunya Dok, pasti darah saya cocok dengan anak saya!!" Kata Fatma
"Mohon maaf nyonya, saya tidak berani mengambil darah anda karna anda kurang sehat, itu beresiko besar dengan kesehatan anda,!"kata dokter yang membuat Fatma seketik kembali menangis.
Dari kantor Rayan, Rayan mendengar kabar dari rumah sakit mengenai keadaan Bintang', Rayan segera menyuruh seseorang untuk segera mencarikan donor darah yang cocok buat Bintang, bahkan Rayan berani membayar mahal agar segera mendapatkan donor itu secepatnya.
Bara yang mendapat perintah dadakan dari Rayan, langsung mencari secepat mungkin, tidak sulit bagi Bara untuk mendapatkan darah tersebut, Bara segera mengabari Rayan jika dirinya sudah berhasil mendapatkan darah yang cocok dengan Bintang.
Bara segera menyuruh anak buahnya untuk mengantar orang yang akan menjadi pendonor buat Bintang.
Dokter pun dengan segera melakukan tindakan setelah menemukan pendonor untuk Bintang, dokter langsung menuju ke ruang rawat Bintang.
Fatma dan Wira yang melihat dokter dengan terburu-buru ingin ke ruangan Bintang segera berdiri dari kursi ruang tunggu.
"Ada apa Dok?" Tanya Fatma panik.
"Saya akan segera melakukan tindakan, sekarang pendonor untuk Nina Bintang sedang menunggu!" Jawab dokter tersebut,
"Jadi Dokter sudah menemukan pendonor buat anak saya?" Tanya Fatma memastikan,
"Betul Buk!" Jawab dokter singkat
"Siapa pendonor nya Dok, boleh saya bertemu dengannya lebih dulu, saya hanya ingin mengucapkan terimakasih serta membayarnya Dok!!" Ucap Wira sungguh-sungguh,
"Mohon maaf Pak, beliau tidak ingin mengungkapkan identitas nya, kalo begitu saya permisi dulu!" Pamit dokter,lalu segera pergi.
Selepas kepergian dokter,Fatma dan jugak Wira saling pandang, penasaran, siapa yang sudah menolong nya dan menolak untuk di bayar, apalagi identitas yang disembunyikan.
"Apa itu juga termasuk bantuan laki-laki yang menolong Bintang?" Tanya Wira yang langsung di jawab geleng oleh Fatma,
"Yang jelas pasti bukan orang sembarangan yang menolong Bintang, bahkan dokterpun sampai tunduk dengannya," ucap Fatma sambil memandang lurus ke depan di mana ruang Bintang berada.
Setelah 1 jam Fatma meninggal kan rumah sakit, Fatma kembali lagi dan kebetulan dokter baru keluar dari ruangan Bintang.
"Dok, bagaimana dengan putri saya?" Tanya Fatma,
"Hanya butuh istirahat sebentar, pasien juga boleh dijenguk, tapi usahakan Ibu tidak mengganggu waktu istirahat Nina Bintang." Jawab dokter dengan memberi saran yang langsung dipatuhi oleh Fatma.
Fatma langsung memasuki ruangan Bintang dan langsung mencium kening Bintang dengan sangat lama.
"Sayang, maaf atas semua kesalahan mama, maaf mama belum bisa jadi orang tua yang baik buat kamu, kamu berhak marah dan membenci mama Sayang, karna memang kenyataan mama yang salah, tapi mama janji, mama akan merubah semuanya, mama akan memulai semuanya dari nol, dan sekali lagi maaf kan mama, mama terlambat menyadari kesalahan mam, maafkan mama Bintang, maafkan mama, hiks hiks!!!" Fatma terus menangis memegang tangan Bintang serta mengelus wajah Bintang dengan lembut, Fatma sangat menyesal telah membuat waktunya terhabis oleh pekerjaan nya hingga tak ada waktu untuk menemani pertumbuhan Bintang, bahkan Fatma juga menyadarinya jika sekarang putri yang dianggap putri kecilnya sekarang sudah dewasa, Fatma kembali merasa bersalah pada Bintang jika mengingat waktunya yang terhabiskan oleh pekerjaan.
Saat Fatma tengan menyesali kesalahannya tiba-tiba…
"Mama….!!!"