When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Baiklah,lempar." Titah Bram dengan tenangnya. Pandangan Bram tetap pada Bik Inah. Dengan segera anak buah Bram melempar bayi Bik Inah dengan santainya seperti melempar sampah pada tempatnya. "Tidak!!!." Bik Inah langsung berteriak histeris ketika melihat bayinya terlempar ke bawah jurang. Tidak hanya Bik Inah yang histeris melihat kejadian itu, Bintang tak kalah lantangnya berteriak sambil mengguncang lengan Bram membuat Bram kesal. Namun meski begitu, Bram tertawa dengan kencangnya, sangat puas melihat reaksi Bik Inah. "Tidak!!!. El, anak mama, maafkan mama Sayang, huhu." Bik Inah masih menangis histeris sambil berjongkok di tanah tepat di kaki Bram. Bik Inah langsung menjatuhkan tubuhnya saat melihat bayinya benar-benar di lempar ke jurang itu di depan matanya sendiri. Bram langsung