part 8

1002 Words
Fatma menepati ucapannya, Fatma tidak pulang dan memilih tinggal di apartemen dekat rumahnya tanpa diketahui Wira, Fatma terus berdoa agar Bintang tetap baik-baik saja, hari ini Fatma memutus kan tidak ke kantor selama tidak mendapat kabar tentang kepulangan Bintang, Fatma jugak sesekali mendatangi rumah Dinda teman dari putrinya, Fatma berharap akan mendapatkan informasi dari sahabat putri nya. "Jadi Bintang juga tidak pernah mengabari mu selama pergi?," Tanya Fatma hampir putus asa, "Tidak Tante, Dinda juga tidak di kabari sama Bintang!." Jawab Dinda dengan nada yang paksa untuk tetap tenang. "Sebenarnya Tante takut Bintang akan benar-benar pergi Din, saat ini Tante lebih memilih pergi dari rumah karna Tante sangat kecewa pada Om Wira, mungkin kalo Papa nya Bintang tidak sampai menyakiti fisik Bintang, pasti Bintang tidak akan pergi, Tante tau, semua ini kesalahan Tante, makanya Tante ingin menebus kesalahan Tante selama ini, tapi ternyata Bintang terlalu kecewa sama Tante sampai Bintang memilih pergi, mungkin dia sudah tidak tahan dengan sikap aku dan juga papanya, hiks hiks.., aku merasa tidak punya harapan lagi untuk kembali ke rumah Din…!!" Kata Fatma putus asa, Dinda yang mendengar kalimat terakhir Fatma kaget dan langsung memeluk tubuh Fatma dengan mengelus punggung Fatma. "Tante jangan putus asa dulu ya, Dinda janji akan berusaha mencari di mana Bintang, Dinda juga punya kenalan di luar negri maupun di luar kota, teman ku teman Bintang juga, jadi siapa tau Bintang menemui salah satu teman kami di sana," ucap Dinda yang membuat Fatma seperti mendapat angin segar membuat d**a sesaknya terasa lebih segar. "Benarkah itu Sayang, kamu akan membantu Tante?" Tanya Fatma memastikan, "Iya Tante, Tante bantu doa aja ya, siapa tau tebakanku tepat." Jawab Dinda tersenyum yang langsung mendapat pelukan hangat dari Fatma, mama sahabat nya. Setelah dua hari Bintang ada di luar kota, Bintang merasa hatinya kembali tenang, Bintang sudah mulai melupakan semua masalah dengan kedua orang tuanya, di saat Bintang dan Rayan tengah asyik jalan-jalan sore menjelang malam tiba-tiba ponsel Bintang berdering tanda panggilan masuk, Bintang langsung mengambil ponselnya dalam Sling-bag nya, Bintang yang melihat Dinda tengah menghubungi nya langsung menarik tangan Rayan keluar dari mall dan mengangkat panggilan masuk dari dari Dinda, Bintang sengaja membawa Rayan keluar karna Bintang yakin Dinda menghubungi nya pasti karna penting. "Hallo Din, ada apa?" Ucap Bintang setelah menggeser tombol hijau tanda menerima panggilan Dinda. "Bin…, kapan Lo pulang?" Tanya Dinda tanpa basa-basi, "Mungkin lusa, memangnya kenapa?" Tanya Bintang penasaran,karna tidak ada nada bercanda dari sahabatnya nya Dinda. "Bin, gue mohon Lo pulang sekarang ya, kasian bokap Lo, sekarang bokap Lo lebih memilih pergi dari rumah Lo karna marah sama bokap Lo, dan yang paling gue takutkan adalah,NYOKAP LO AKAN MENGGUGAT CERAI JIKA BOKAP LO TIDAK MENEMUKAN MU…!! ujar Dinda yang dengan menekan kata paling penting nya membuat Bintang seketika menutup mulutnya karna kaget, bahkan Bintang sampai mundur beberapa langkah karna merasa tidak mampu menopang beban hidupnya, Rayan langsung menekan tubuh Bintang dan membawa tubuh Bintang kedalam dekapannya, Bintang masih diam tak mampu untuk mengucapkan kalimat apapun namun matanya terus dibanjiri oleh air matanya. "Dady…!" Lirih Bintang, "Baby, kamu tenang ya, semua akan baik-baik saja," ujar Rayan menenangkan Bintang. "Pulang sekarang Dad," pinta Bintang dengan nada tegasnya, Bintang sudah tidak memikirkan apa-apa lagi selain bertemu dengan kedua orang tuanya, bagi Bintang, Bintang jauh lebih baik tidak diperhatikan daripada harus melihat kedua orang tuanya bercerai berai, Bintang tidak mau punya nasib yang yang lebih menyedihkan daripada sebelumnya mengenai keluarga nya, Bintang berharap setelah kepulangan nya bisa menyatukan kembali kedua orang tuanya. "Kamu yakin pulang sekarang, apa tidak sebaiknya besok pagi saja, kamu pasti capek karna,, "Tapi aku maunya sekarang Dad, tidak ada yang jauh lebih penting dari keluarga ku, ayo Dady kita pulang." Ucap Bintang dengan penuh keyakinan nya, Rayan tidak bisa menolak keinginan Bintang, jadi Rayan tetap menuruti permintaan Bintang untuk pulang saat ini juga. "Baiklah, aku akan menyuruh sekretaris ku dulu untuk menyiapkan semuanya, setelah itu kita langsung terbang ke Indonesia Ok, tapi aku minta kamu makan dulu sebelum pulang, jika kamu menolak permintaan ku, maka aku juga akan menolak permintaan mu untuk pulang saat ini." Kata Rayan mencoba mengancam Bintang, Bintang langsung menganggukkan kepalanya dengan lemah. yah, begitulah Rayan, Rayan selalu memperhatikan pola makan Bintang agar tetap teratur, karna bagi Rayan kesehatan Bintang tetaplah nomor satu. Di Indonesia Di rumah Bintang dimana Wira tengah mengamuk karna ternyata Wira mengetahui bahwa Bintang di bawa oleh seorang yang bukan dari kalangan biasa, Wira takut Bintang terjerat oleh tekanan orang tersebut dan menyulitkan Bintang untuk kembali ke Indonesia, jika sampai semua pikiran buruknya itu jadi kenyataan maka status sebagai orang tua Bintang akan terancam. "Di saat aku seperti ini, harusnya kamu ada di sampingku Fatma, bukan malah pergi, kenapa kamu melakukan ini, aku tau aku salah, tapi tidakkah kamu sadar kalau sebenarnya kita yang bersalah, bukan salah satu di antara kita, aku menyesal telah menyia-nyiakan kalian. Fatma, Bintang kembalilah Sayang, aku janji akan merubah segalanya, aku janji akan membahagiakan kalian. Bintang, papa mohon maafkan papah Nak..!" Ucap Wira penuh sesal membuat bik Asih yang tak sengaja mendengarnya meneteskan air mata karna merasa kasihan. "Ya Tuhan, semoga engkau segera mempertemukan mereka dan membuat keluarga Majikan saya bahagia dengan sempurna" doa bik asih dalam hati yang terus berharap semua majikan nya berdamai dan mendapatkan kebahagiaan yang sempurna. Tepat pukul setengah 9 malam, jet pribadi yang membawa Bintang dan Rayan mulai landas, Bintang terus menangis dalam pelukan Rayan, Rayan hanya bisa mengelus lengan serta kepala Bintang berharap Bintang berhenti menangis. "Baby, sudahlah, berhenti menangis, nanti mata kamu bengkak, kamu mau aku melirik perempuan lain untuk menyenangkan mataku, kamu juga tidak lupa kan, kalau kamu hanyalah simpanan ku,dan aku juga berhak punya rasa bosan dan ingin memiliki ketertarikan pada wanita lain untuk merasakan suasana baru, sejak tadi kamu terus-terusan menangis, ingat ya baby, aku menjadikanmu sebagai simpanan ku untuk membuatku senang, bukan membuatku cepat merasa bosan, kamu tau sendiri kan, yang paling aku sukai adalah mata dan senyummu, jika senyummu sudah tidak ada serta mata sudah bengkak kayak gini, apa lagi yang mau aku pandang, bisa saja nanti aku…
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD