Chintya: bab 45

1330 Words

"Harus banget beli tanaman lagi, Pa?" tanyaku pada papa yang sudah rapih hendak pergi. "Iya. Semalam papa dikabarin, ada tanaman yang kemarin ini papa pengen. Waktu itu tinggal satu, udah pesanan orang. Tanaman ini tuh langka banget, Nak." Aku juga tak bisa melarang papa. Karena aku tahu, kegiatan papa untuk mengisi waktu di rumah adalah sibuk dengan tanaman dan ikan-ikannya. Papa sudah biasa bekerja, pasti dia merasa bingung jika tidak ada kegiatan. Makanya, aku mendukung apa pun yang papa lakukan. "Mau aku anterin nggak?" "Enggak usah. Kamu di rumah aja, kan Thalitanya sendiri nanti kalau kamu ikut papa. Papa juga kan enggak lama." "Ya udah, papa hati-hati bawa mobilnya. Jangan lupa kabarin aku kalau udah nyampe di sana." "Iya." Papa menatapku dengan mata menyipit sebelum beranjak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD