When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Mas, mau ke mana? Kok, udah rapi?" tanya Almira saat baru saja masuk ke kamar dan melihat Sandi sudah terlihat sangat rapi. Kemeja warna putih dan jas abu nampak sempurna di tubuh atletisnya. Sandi menoleh, lalu mengulurkan tangannya ke Almira. "Aku mau ke kantor, Al. Ada urusan sebentar." Dia merengkuh pinggang Almira ke pelukan. "Kantor? Bukannya Mas semalem bilang mau nemenin aku?" protes Almira, merengut manja seperti biasa. Kini dia bisa bebas melakukan apa pun pada suaminya ini, termasuk mengusap janggut Sandi yang sedikit kasar karena habis dicukur. Semalam, Sandi memang sempat mengatakan jika dia ingin cuti satu hari lagi dan menemani Almira ke pemotretan. Namun, mendadak asistennya menelepon dan memberi kabar jika ada hal urgent yang harus segera ditangani. Mau tidak mau Sand