When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Melani berdiri di hadapan mereka dengan sikap yang menantang untuk duel. Larisa merasakan jantungnya yang berdegub kuat. Dia takut perempuan ular di hadapannya bikin keributan di kedai kopi ini. Hening juga memiliki ketakutan yang sama dengan Larisa tetapi memilih untuk bersikap tenang. “Kami nggak sengaja ketemu di sini, Mel,” Hening mencoba untuk menjelaskan situasinya. Larisa sudah mulai bergerak dengan gelisah. Dia tampak tak nyaman atas sikap Melani yang penuh intimidasi. Melani tidak peduli dengan masalah yang dialami oleh Larisa, sedangkan Hening menatap ke arah gadis itu dengan rasa khawatir. “Baru tahu nggak sengaja ketemu itu duduk semeja,” sergahnya sinis. Hening menghela nafasnya sambil menatap khawatir ke arah Larisa. “Kamu nggak apa-ap