*
"Bagaimana rasanya kembali kedunia manusia setelah terpenjara selama tiga puluh tahun lamanya dialam kedua?"
"Rasanya aku tak sabar ingin cepat-cepat ku hancurkan."
"Hahahahaha...tenanglah hari itu pasti tiba.Hari dimana kau bisa membalaskan dendam mu."
"Bukankah perjanjian lama masih berlaku?"
"Sayangnya iya."
"Kalau begitu kalian pasti mengorbankan ribuan tumbal untuk membebaskan ku?"
"Itu sepadan lagi pula hanya kau yang bisa memberikan apa yang saat ini paling Tuanku inginkan."
"Anak yang dikutuk itu?"
"Ya."
"Lalu bagaimana dengan adikku yang pengkhianat itu ?"
"Mati dua tahun lalu.Jangan kecewa!walaupun kau tak dapat membalas si pengkhianat itu.Bukankah ada orang lain yang paling ingin kau hancurkan?Tuan ku berkata jika kau melakukan tugasmu dengan benar.Maka kau diizinkan untuk menghancurkan apa pun yang kau mau walaupun itu artinya melanggar perjanjian."
"Baiklah!tetapi apa kau yakin Tuanmu sehebat itu sampai bisa melawan hukum batas alam?asal kau tau kekacauan yang akan aku timbulkan tidaklah kecil."
"Jangan meragukan Tuan ku!"
**
Mata itu terus mengikuti kemana arah yang dituju oleh sang objek. Meskipun jaraknya cukup jauh tidak sekalipun mata itu melepaskan pandangannya.
Dengan ketajaman dan daya lihatnya yang kuat.Mata itu melihat segalanya,bagaimana sang objek berjalan,bagaimana sang objek duduk,dan bagaimana sang objek berdiri mematung dihadapan sepasang manusia.
Mata itu hanya terus menatap karena hanya itu yang bisa dilakukan meski sebuah kerinduan terpancar kuat.
"Akhirnya wanita itu tau kalau suaminya berselingkuh dibelakangnya!"
Untuk sedetik mata itu mengalihkan pandangannya dan setelahnya mata itu kembali menatap sang objek yang sejak awal terus diperhatikannya.
"Pengecut!"
Satu kata tapi mampu menimbulkan bahaya.Karena mata itu kini berubah warna.Warna yang identik dengan sang pemangsa yang mampu membinasakan siapa saja dengan racunnya yang berbisa.
"Apa?bukankah aku benar?kau pengecut!kenapa?Apa kau takut wanita itu akan kembali dibakar hidup-hidup jika kau menampakkan dirimu dihadapannya?bukankah kau sudah menunggu selama tujuh abad agar bisa kembali menemuinya?"
Warna mata itu semakin pekat dan aura mencekam muncul bersamaan dengan kemarahan yang menakutkan.Tetapi luka masa lalu yang tak pernah terobati dan masa lalu kelam yang tak pernah bisa dilupakan tergambar jelas disana.
Angin berhembus kencang dan suara guntur yang menggelegar terdengar menjadi pertanda akan datangnya hujan.Ditengah cuaca yang tidak ia sukai dan disampingnya berdiri makhluk yang paling ia benci.Sang pria rupawan pemilik mata merah yang indah namun menakutkan berdiri tegak mengintimidasi dengan amarah kuat yang menyelimuti.
"Apa urusanmu demit?"tanya sang pria dengan tatapan penuh kemarahan dan keinginan membunuh yang terlihat jelas.
"Tidak ada."jawaban tanpa rasa takut yang semakin menyulut amarah sang pria rupawan.
"Lalu kenapa kau disini?bukankah seharusnya kau bersama keturunan Istantoro terkutuk itu?"ucap sang pria dengan nada dingin yang penuh penghinaan.
"Hei ular,jaga bicaramu.Dia adikku dan dia punya nama."
"Aku tidak peduli!sebelum aku hilang akal dan membunuhmu sebaiknya kau enyah demit rendahan."
Hujan menguyur ibukota dimalam hari membawa hawa dingin yang mampu merasuk sampai ke dalam tulang.Suara guntur pun memecahkan keheningan malam menciptakan suasana yang mencekam bagi siapa pun yang mendengar.Angin pun berhembus sangat kencang menumbangkan apa pun dan siapapun yang mencoba untuk melawan.
Bagi sebagian besar orang apa yang terjadi hanyalah fenomena alam.Tetapi bagi wanita yang kini duduk sendirian di sebuah halte tua pinggir jalan.Ini adalah sebuah peringatan.
Alam selalu memberikan peringatan tentang apa pun yang akan terjadi di masa yang akan datang.Baik itu berkah atau bencana selalu ada tanda yang diperlihatkan.
Dan kini alam sedang memberikan peringatan akan suatu bencana yang akan terjadi di masa yang akan datang.Meskipun tidak mengetahui bencana seperti apa yang akan terjadi.Wanita yang duduk dihalte tua itu mengetahui satu hal yang pasti.Bahwa semakin gelap dan ganas pertanda alam maka semakin mengerikan bencana yang akan datang.
Tidak mempedulikan angin dingin yang bisa membuatnya mengigil atau air hujan yang menetes dari atap halte yang bocor yang membuat basah sebagian pakaiannya.Wanita itu tetap duduk bergeming ditempatnya.Menunggu sesuatu yang akan datang saat malam mencapai waktu tergelapnya.
"Sial!"
Kini disebelah wanita itu telah duduk wanita lain yang tiba-tiba muncul sambil mengerutu.Ekspresi wanita yang baru datang itu jelas dipenuhi ketidak sukaan dan kecemburuan.
"Bukankah sudah ku katakan jangan kesana!"
"Siular sialan itu benar-benar menyebalkan!"
"Kecemburuanmu juga cukup menyebalkan kak!"
"Apa kau bilang?"
"Ya!setidaknya yang kakak sukai itu sesama asalmu kak walaupun kalian berbeda.Terkadang aku khawatir kalau kakak sampai menyukai manusia. Kakak bisa binasa."
"Apakah terlihat sangat jelas kalau aku menyukainya?"
"Mungkin siular itu juga tau makanya dia selalu menatap kakak dengan penuh benci dan selalu mengancam akan membunuh kakak kalau kakak tak segera enyah dari hadapannya."
"Apakah perasaan ku begitu menjijikan?"
"Jangan bertanya padaku kak!setidaknya selama tiga puluh tahun kakak hidup sebagai manusia jadi-jadian.Kakak memiliki perasaan kepada seseorang sedang aku karena kutukan itu menjadi hampa seperti ini."
"Gendis...!"
Menyadari kalau pembicaraan mereka kali ini bisa saja menjadi hal yang sangat sensitif bagi sang adik.Membuat sang kakak memutuskan untuk mengalihkannya ke topik yang lain.
"Pertandanya sedikit aneh."Ucap sang kakak yang kemudian memfokuskan pandangannya pada hujan lebat yang sedang terjadi.
"Benar!bahkan sepertinya mereka juga takut."ungkap sang adik.
"Itu hal yang wajar alam selalu tak terduga."ucap sang kakak.
"Apakah kakak tau siapa orang yang ingin bertemu dengan kita?"tanya sang adik.
"Aku hanya pernah mendengar cerita tentangnya tetapi tak pernah bertemu atau pun mengenalnya."ungkap sang kakak.
"Apa tak ada pesan lain dari Nyai Laran?"tanya sang adik.
"Tidak ada."balas sang kakak.
"Ini terlalu sepi ."ungkap sang adik sambil mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru arah meski hujan semakin lebat.
Segera kedua kakak beradik itu terdiam dan hanya memandangi hujan lebat yang terus turun menguyur bumi.Semakin larut malam semakin mencekam dan semakin pekat kegelapan yang menghampiri.
Jika itu adalah manusia pada umumnya maka hanya rasa takut yang ada di hati mereka.Tetapi kedua kakak beradik itu berbeda.
Sang kakak adalah jin demit yang telah hidup sebagai manusia jadi-jadian selama tiga puluh tahun dan sang adik walaupun terlahir sebagai manusia sejati.Tetapi karena ketamakan dan keserakahan pendahulunya harus menanggung kutukan yang telah mengubah seluruh hidupnya.
Selama tiga puluh tahun kakak beradik itu hidup berdampingan dengan segala macam perbedaan mereka.Hidup diantara para makhluk yang menghuni alam ketiga atau alam nya para manusia.
***
"Apakah kalian Ningrum Istantoro dan Gendisa Istantoro?"
Keterdiaman yang menyelimuti kakak beradik itu menghilang dan digantikan dengan keterkejutan luar biasa.Bukan karena pertanyaan siapa mereka tetapi karena sosok yang tiba-tiba muncul dihadapan mereka.
Sosok yang kedatangannya luput dari indera mereka.Bahkan sang adik sempat menyipitkan matanya untuk memastikan ia tak salah lihat setelah rasa terkejutnya menghilang.
Sang kakak yang aslinya jin pun juga terkejut luar biasa.Pasalnya indera sang kakak mampu mendeteksi keberadaan makhluk lain yang jaraknya sangat jauh dan ditambah kemampuan melihat aura yang dimilikinya. Mustahil ada yang bisa luput dari penglihatannya.
Tetapi sosok yang berdiri dihadapan mereka tidak dapat mereka rasakan kedatangannya.Bahkan sosok itu kini berdiri ditengah hujan deras tetapi tidak ada satu tetes air hujan pun yang membasahi dirinya.
Jika kedua kakak beradik itu adalah dua makhluk yang berbeda maka dapat dipastikan sosok dihadapan mereka juga makhluk berbeda lainnya.
"Benar,kami kakak beradik Istantoro.Siapa kamu?"tanya Ningrum.
"Namaku Nur Laila,aku yang meminta bertemu kalian melalui Nyai Laran."
Malam itu tiga takdir yang telah terjalin sejak tiga puluh tahun lalu kembali dipertemukan.Jika sebelumnya mereka terpisah sehingga tidak saling mengetahui.Kini mereka akan bersama mencegah sesuatu dari masa lalu yang akan datang membawa petaka.
Disebuah rumah sederhana yang terletak sangat jauh dari pemukiman penduduk hidup seorang wanita tua.Saat ini wanita tua itu sedang merangkai bunga melati untuk dijadikan hiasan.Ditengah kegiatannya datang sekelebat bayangan yang dimana bayangan itu kemudian berubah menjadi sosok seorang pria berwajah rupawan dengan mata merah indah nan tajam.
"Mereka akhirnya bertemu!"ucap sang pria.
"Takdir akan selalu menemukan jalannya."balas bijak wanita tua.
"Katakan langkah selanjutnya!Aku akan lakukan sesuai perkataanmu."ucap sang pria.
"Kini adalah giliranmu!sudah waktunya kau untuk menghadapi bagian dari masa lalumu yang akhirnya kembali."ucap wanita tua.
"Tidak bisakah kita tidak melibatkannya?"tanya sang pria.
"Jagad,apa kau lupa alasan dia mengorbankan dirinya?dia menunggumu dan mungkin ini adalah kesempatan terakhirmu."ingat wanita tua.
"Kau benar!tetapi bagaimana jika dia kembali berakhir seperti tujuh ratus tahun yang lalu?meski saat itu semua karena kesombonganku tetapi tidak ada jaminan bahwa sekarang dia akan baik-baik saja."keluh sang pria.
"Tentu saja tidak ada jaminan akankah mereka berhasil atau tidak mengakhiri takdir buruk ini.Tapi Jagad,setelah hidup sekian lama tidakkah kau melihat bahwa manusia selalu bisa menemukan cara untuk mempertahankan hidup dan sesuatu yang berharga yang mereka miliki."jelas wanita tua.
"Ini harus dilakukan Jagad,hal-hal jahat mulai menjalankan rencananya.Sekalipun kita ikut campur ada batasan yang tidak boleh kita langgar."terang wanita tua.
"Aku mengerti!"balas sang pria.
Setelahnya pria rupawan itu menghilang sekejap mata.Meninggalkan wanita tua sendirian yang terus merangkai bunga.Malam sunyi tak bersuara menjadi teman yang menemaninya.
"Hal-hal jahat akan terjadi,keserakahan dan dendam masa lalu akan datang membawa bencana.Tetapi selama kalian saling membantu dan saling percaya.Maka tidak perduli itu para Dewa atau para bangsawan setan.Kalian pasti akan dapat menghadapinya."gumam wanita tua.