“Apa?” tanya Agatha dengan perasaan yang masih dipenuhi rasa amarah. “Bau asin,” jawab Zakaria sembari menutup hidungnya. Matanya menyorot ke arah salah satu organ tubuh. Masih fokus pada sela-sela lengan dengan bahu. Memang, di sana terlihat ada sebuah noda kuning dan sedikit basah. Agatha mengernyitkan dahi sembari mengamati sorot mata kekasihnya, cukup dalam waktu sedikit lama. Sampai akhirnya, dia mengerti dengan tatapan Zakaria yang tampak menertawakan. Agatha kembali ke arah depan. Tangan yang semula terangkat berpegangan pada sandaran kursi depannya telah diturunkan. Agatha fokus melihat jalanan melalui kaca depan. Sampailah mereka turun di salah satu halte. “Tha, mau ke mana?” tanya Zakaria dengan lembut. “Pantai saja. Mau cari vitamin.” Zakaria berpikir untuk bisa sampai