PART. 25 KANGEN

2043 Words

Pagi harinya, Nana datang seperti biasa. Prana sudah duduk di kursi kerja sibuk dengan beberapa pisau dari mesin pecah yang tengah di asah. Hanya Prana yang mengerti cara mengasah pisau di mesin. Karena kalau salah maka akan salah ukuran yang keluar. "Bos ingin sarapan seperti biasa, atau bagaimana?" Nana berdiri di hadapan Prana. "Biasa saja." Prana menjawab singkat tanpa mengangkat wajah. Prana masih kesal pada Nana. "Ibu sarapannya apa?" "Tidak usah dibuatkan dia belum bangun." "Baik." Nana menuju dapur pabrik. Ia menyiapkan minum dan sarapan Prana seperti biasa. Teh panas dan roti bakar. Nana berusaha untuk tidak memikirkan Prana dan Lita. Ia ingin menjalani hari-harinya dengan mengalir dalam ikhlas saja. Tidak ingin menjadikan semua itu sebagai beban pikiran. Itu yang terbaik me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD