Anastasia terdiam di kursi kerjanya dengan raut wajah yang kesal, Rekal jelas dapat melihatnya hingga sedikit tidak konsen akan pekerjaan yang belum ia selesaikan. "Na, are u okay?" tanya Rekal dengan lembut, gadis tersebut melihat ke arah laki-laki yang sedang menatapnya lekat lalu berdehem dan kembali mengalihkan pandangannya ke laptop kerjanya.
Laki-laki tersebut menarik nafasnya lalu menghembuskannya secara perlahan, hingga ia beranjak berdiri lalu berdiri tepat di hadapan kekasihnya tersebut. "Sikap kamu kenapa? Aku dari tadi lihatin muka kamu kaya bete gitu? Masih kepikiraan sama Meyla?" tanya Rekal yang membuat Anastasia sontak mendongak lalu mengerutkan keningnya.
"Meyla?" tanya Anastasia dengan raut bingungnya.
Rekal menyahut, "Iya cewek yang tadi kesini."
Anastasia lalu ber Oh ria lalu berkata, "Oh tuh cewek namanya Meyla, akrab banget ya kayanya." Dengan nada sarkasnya sontak Rekal terdiam menatap lekat ke arah gadis yang memasang raut wajah cemburu. "Kamu cemburu?" tanya Rekal seraya meledek.
"Ya cemburu lah, segala nanya. Aku ada hak karena aku pacar kamu, kalau enggak mau aku cemburu ya putus aja," cetus Anastasia dengan sedikit kesal membuat Rekal lalu menyela, "Ish apaan si, putas putus. Baru juga kita balikan setelah lama putus."
Gadis tersebut hanya menatap datar saja sebelum kembali fokus ke laptop kerjanya, Rekal melirik ke arah jam di tangannya lalu berkata, "Sudahi pekerjaan kamu, kita makan siang dulu biar pikiran kamu adem enggak panas."
"Panas juga gara-gara lu," gumam Anastasia dengan raut wajah cemberutnya. "Apa kamu bilang?" tanya Rekal sambil menunggu jawaban kekasihnya, Anastasia mendongak lalu menyahut, "Enggak bilang apa-apa."
"Yasudah cepat tutup laptop kamu," kata Rekal dengan nada datarnya yang membuat Anastasia terdiam mendongak menatap lurus ke Rekal, anggukan kepala dengan sorot mata yang sedikit tajam membuat Anastasia menghela nafasnya pasrah.
Anastasia bertanya, "Mau makan dimana Pak Rekal?" Dengan nada yang gregetan.
"Di luar, aku mau nikmatin lunch berdua sama kamu tanpa harus kamu risih dengan karyawan aku," jelas Rekal membuat Anastasia yang sedang beranjak berdiri menatap bingung. "Di luar?" tanya Anastasia dengan bingung.
Rekal lalu menatap sejenak sebelum akhirnya melangkahkan kakinya ke arah pintu ruangannya yang semakin membuat gadis tersebut jelas mengerutkan keningnya. "Cepetan Na, aku sudha bookingg tempatnya untuk kita berdua," ucap Rekal ketika ingin membuka pintu ruang kerjanya.
"Mau kemana si emang? Lagi main bookingg saja si," cetus Anastasia sambil melangkahkan kakinya ke arah Rekal yang masih setia menunggu, dan setelahnya laki-laki tersebut baru membukakan pintu ruang kerjanya lalu mempersilahkan Anastasia lebih dahulu untuk keluar sambil berkata, "Silahkan my Queen." Dengan senyum manis dan nada yang sangat lembut.
Anastasia yang mendengar hanya menatap sekilas ke arah laki-laki lalu menggelengkan kepalanya pelan. Kedua insan tersebut baru saja melangkahkan kakinya namun Rani - sekretaris Rekal memanggil, "Pak Rekal." Yang membuat Rekal menghentikan langkahnya begitu juga dengan Anastasia.
Rekal membalikkan badan ke arah sekretarisnya lalu menatap datar yang membuat Rani sedikit menunduk takit, Anastasia yang memahami situasinya langsung mencubit pelan pinggang kekasihnya. "Bisa biasa aja enggak matanya," bisik Anastasia.
"Ada apa Rani?" tanya Anastasia dengan senyuman tipis, seolah mewakilkan Rekal. "Saya hanya mengingatkan untuk jadwal rapat sore ini dengan perusahaan funiture Bogor," jelas Rani
Rekal bertanya, "Ada lagi?"
Rani terdiam sejenak sebelum berkata, "Hanya perusahaan DF meminta untuk bertemu anda Pak." Rekal hanya manggut-manggut saja lalu bertanya, "Sudah?" Dengan nada datarnya yang membuat Anastasia sontak memutar bola matanya dengan jengah.
"Sudah Pak tidak ada lagi," ucap Rani dengan sopan.
"Kamu istirahat sana, syaa akan mengabari kedua perusahaan tersebut nanti," ujar Rekal lalu membalikkan badannya sambil merangkul Anastasia melangkah menjauh dari sekretarisnya yang menunduk hormat.
"Duh, jantung gue," ucap Rani sambil memegang dadanya yang berdebar kencang, ia ataupun karyawan lainnya akan merasakan hal yang sama jika berhadapan dengan sang atasan yang terkenal dingin dan tegas.
Anastasia melepas rangkulan tangan Rekal sambil berkata, "Sudah aku bilang, ini kantor jaga profesional kamu." Lalu melangkahkan kakinya masuk ke lift yang terbuka, laki-laki tersebut terdiam sejenak sebelum akhirnya menyusul masuk.
"Bulan besok kita tunangan," kata Rekal dengan santainya yang membuat Anastasia reflek menoleh dengan raut wajah terkejutnya. "Hah? Tunangan?" tanya Anastasia dengan kagetnya.
Laki-laki tersebut menoleh ke arah Anastasia yang masih stay dengan raut wajah bingungnya. "Iya." Satu kata dari mulut Rekal membuat Anastasia berkata, "Kecepatan Kal, kita saja baru balikan masa iya langsung tunangan."
"Enggak papa, biar semua orang tahu kamu milik aku," uja Rekal dengan bangganya.
Anastasia menyela, "Tapi Ayah kamu saja belum tahu."
"Minggu kita ketemu Ayah," balas Rekal, gadis tersebut kembali dibuat terkejut dengan apa yang di lontarkan laki-laki tersebut. "Kal," lirih Anastasia.
Rekal menyahut, "Apa baby? Lebih cepat lebih baik, aku enggak mau nyia-nyiain kamu lagi, cukup yang lalu aku bodohh sia-siain kamu." Dengan nada lembutnya sambil menggenggam tangan Anastasia lalu ia kecup dengan singkat punggung tangannya. "Mau ya?" tanya Rekal.
"Terserah kamu saja deh Kal," balas Anastasia.
Kedua insan tersebut kini melangkah keluar dari lift lalu menuju luar pintu loby perusahaannya. "Kamu tunggu sini, biar aku ambil mobil dulu," ucap Rekal.
Anastasia sontak menyela, "Ih apaan si, kan bisa barengan ke parkirannya. Biar sekalian langsung."
Rekal menatap ke arah Anastasia dengan lekat sebelum akhirnya berkata, "Mau nurut atau aku suruh bodyguard jagain kamu biar stay dulu disini." Anastasia yang mendengarnya jelas terdiam sejenak, ia menatap ke arah dua bodyguard yang seolah tinggal nunggu perintah saja.
"Yasudah sana cepetan!" seru Anastasia dengan kesal, laki-laki tersebut tersenyum tipis lalu melangkahkan kakinya menuju parkiran mencari keberadaan mobilnya. Gadis tersebut menunggu sambil sesekali menghela nafasnya dengan gusar.
Dering telepon membuatnya kini mengambil ponselnya, ia mengernyitkan dahinya lalu bergumam, "Ngapain Ari telepon ya." Dengan raut wajah bingung, namun beberapa detik kemudian ia mengangkat teleponnya.
"Halo Ri, kenapa?" tanya Anastasia to the point.
"Lu dimana? Gue mau makan siang nih."
Anastasia terdiam sejenak lalu menyahut, "Ada apa nih tiba-tiba bilang gitu, kayanya lagi ada yang bahagia." Sambil tertawa pelan.
"Ah lu tahu saja, gue habis jadian nih makanya mau mau ngajak lu makan siang, bebas dah lu pilih mau makan dimana."
"Aduh sohib gue kayanya okeh banget nih. Jangan sekarang dah, Rekal ngajakin gue makan diluar," jelas Anastasia.
"Wah lu ada apa nih sama Rekal, kayanya perkara balikan belum cerita ke gue nih."
Anastasia menyahut, "Entar gue cerita."
"Yasudah have fun ya sist." Anastasia hanya terkekeh pelan saja sebelum akhirnya Ari mematikan telepon tersebut secara sepihak, hingga dimana Rekal menghentikan laju mobilnya tepat di hadapan Anastasia.
Gadis tersebut lalu masuk ke mobil tidak lupa ia langsung memasang seatbeltnya, Anastasia menoleh ke arah Rekal yang terdiam menatapnya seolah dengan penuh pertanyaan. "Kenapa diam saja? Enggak jadi?" tanya Anastasia, laki-laki tersebut terdiam sejenak lalu melajukan mobilnya perlahan menjauh dari perkarangan perusahaannya.
Anastasia dirundung kebingungan serta keheranan akan sikap Rekal yang kini memasang raut wajah tidak mengenakan. "Kenapa? Ada yang salah?" tanya Anastasia dengan lembut, namun Rekal hanya terdiam saja dan fokus menyetir.
Anastasia sontak dirundung keheranan hingga ia kini menyetel lagu untuk menemani perjalan mereka menuju tempat yang akan dituju. "Perasaan kamu yang habis ketemu cewek lain tapi kenapa kamu yang seolah ngambek sama aku," cetus Anastasia sambil memyenderkan tubuhnya ke kursi mobil.
"Tadi kamu teleponan sama siapa sampai ketawa-tawa gitu?" tanya Rekal, Anastasia sontak memgenryitkan dahinya lalu menoleh ke arah Rekal dan bertanya, "Jadi kamu diam gara-gara lihat aku teleponan sambil ketawa-tawa?"
Rekal menyahut, "Iya." Dengan singkat, padat dan jelas.
"Ari," balas Anastasia yang membuat Rekal jelas menghentikan laju mobilnya secara mendadak, untung saja laki-laki tersebut sedang melajukan mobilnya dipinggir. "Kenapa berhenti? Ada yang ketinggalan?" tanya Anastasia santainya.
Rekal bertanya, "Kamu masih berhubungan sama Ari?" Dengan nada yang penuh kecurigaan, Anastasia jelas mengernyitka dahinya bingung lalu mengangguk sebelum menjawab, "Iya, kan emang dia sekarang teman aku. Kenapa si emang?"
"Kamu tahukan Ari suka sama kamu," cetus Rekal.
Anastasia menyahut, "Tahu, terus apa masalahnya?"
"Aku enggak suka, dia berpotensi buat rebut kamu kalau nanti kita ribut," jelas Rekal yang to the point.
"Dia sudah punya pacar Kal, tadi dia telepon juga ngajakin makan siang karena mau traktir perkara dia sudah jadian," jelas Anastasia yang membuat Rekal mengerutkan keningnya lalu menyahut, "Paling itu akal-akalan dia saja biar bisa makan bareng kamu, gimana bisa aku ijinin kamu balik ke kantor lama kamu kalau kaya gini." Dengan raut wajah cemberut yang menandakan ia cemburu tingkah dewa.