Kepergok Part Dua

1024 Words

“Ups, oow!” Aku sangat mengenal suara itu, sangat. Aku memejamkan mataku, menurunkan tanganku yang menempel di bahu Aa perlahan. “Maaf,” ujar seseorang di pintu sana. Aku tidak berani menoleh sedari tadi. Detik kemudian terdengar suara pintu tertutup. Dan aku meradang, mencubit lengan Aa juga pinggangnya hingga dia meringis kesakitan. “Sakit, Sayang.” “Awas, Nada mau keluar!” Bukannya khawatir apa lagi malu, Aa malah tersenyum ke arahku. Aku memintanya menutup mulut dengan tangannya agar aku tidak melihat senyumnya yang menyebalkan dan dia patuh. Aduh, mau taruk di mana wajahku ini. “Bye, Sayang,” teriak Aa dan aku hadiahi dia dengan tatapan tajam sebelum membuka pintu ruangannya. Begitu keluar, aku mendapati dokter Farhan masih berdiri di bagian depan ruangan. “Saya berjaga seb

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD