Ganda’s POV Aku tak menyangka namaku di kontak ponsel Nada ‘Si Raja Tega’. Mau marah pun percuma, baru saja aku akan marah dia sudah lebih dahulu marah. Katanya dia menamaiku begitu karena dulu aku tega padanya. Namun, itu kan dulu, beberapa bulan ini kami sudah baik-baik saja. Tak tergerakkah hatinya untuk menggantinya? “Masih ngambekkah?” tanyanya saat aku baru saja keluar dari ruang ganti setelah membersihkan diri dan mengganti pakaianku. “Masih ngambekkah?” ulangnya mendatangiku. Dia membelakangiku memperlihatkan punggung polosnya. “Minta tolong bukain ikatan terakhirnya Aa,” pintanya padaku untuk membuka ikatan terakhir pada gaun pengantinnya. Nada ini tahu tidak aku sedang marah padanya. Malah disuguhi pemandangan yang menguji imanku. Mana bisa marah aku kalau begini. Aku me