Rey membulatkan matanya menatapku dan aku cepat menutup kotak di hadapanku. Aku tertawa sumbang dan menyingkirkan kotak di hadapanku, meletakkannya di kursi kosong di sampingku. “Mbak, i—itu.” “Dari teman lamaku, untuk latihan menjahit. Belakangan ini aku sibuk di stase bedah dan kerjaku hanya menjahit luka pasien di IGD. Mungkin maksudnya untuk mempertajam ilmu menjahitku.” Aku tertawa sumbang dan menyesap minumanku. Rey mengangguk, tapi terlihat ragu. Rey sudah sibuk dengan pekerjaannya. Sedari tadi jantungku berdetak kencang, mengingat isi dari paket itu membuat aku bergidik ngeri. Siapa yang mengirimnya? Boneka yang dicabik hingga bagian dalamnya keluar dan dilumuri sesuatu yang berwarna merah seperti darah. Aku naik ke rooftop menyimpan paket itu di kamar Aa. Menyimpannya sedem
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books