Tanpa diminta anak-anak itu pergi ke taman. Sepertinya mereka mau menikmati coklat di bawa rindangnya pepohonan. Selly dan Ibas duduk dekat pintu luar. Sekedar ingin menjaga mereka dari jauh. Ibas memandangi anak-anak itu serius. Ada helaan nafas berat, betapa dia merasa tidak tega melihat anak-anak sepolos itu terus berada di rumah sakit. Selly melirik kearah pemuda itu. Sebentar saja hatinya terenyuh. Entah apa yang Ibas fikirkan. Tapi sepertinya itu berkenaan dengan masalah kesehatan anak-anak didiknya. "Aku memang tampan. Bahkan saat dilihat dari samping!" Ibas menoleh ke Selly. Jangan dikira dia tidak menyadari ditatap sedemikian rupa. Seakan-akan bola mata Selly siap keluar dari tempatnya. Ibas mengambil tangan Selly untuk digenggam. "Aku bercanda," desisnya tepat di depan Selly