Alih-alih menolak, Selly malah mengelus surai Ibas. Dadanya memang sedikit sesak tertindih pria yang lebar pundaknya dua kali lipat darinya. Tapi juga ada kenyamaan saat menyadari Ibas tidak menumpuhkan bobotnya semua di atas dirinya. Pria itu hanya melingkarkan tangan di leher Selly dan menggunakan telapaknya sebagai bantalan kepala wanitanya. Selly bisa merasakan hangatnya otot bisep yang masih tertutupi kemeja navy dan jas dokternya. Andai kedua benda itu dilenyapkan dari tubuh Ibas, mungkin rengkuhan Ibas semakin terasa hangat. Bahunya yang lebar meringkuk di bahu Selly. Ibas mengangkat wajah dan mereka saling bertatapan. Senyum tersungging dari bibir keduanya. Ibas yakin, Selly menerimanya kembali. Dia cukup melihat tatapan sangat menginginkan dirinya terlihat jelas di mata Sel