Pintu itu terbuka. Dave berdiri di hadapan Kim dengan tatapan mata menilai, menaruh curiga, bersama rasa penasaran yang tinggi miliknya atas percakapan di antara dua wanita kesayangannya tersebut. “Apa itu kamarku?” tanya Kim bersedekap dengan sikap acuh. “Apa yang tadi kalian berdua bicarakan?” tanya Dave penasaran. Ia mengabaikan pertanyaan Kim sebelumnya. Wanita itu tersenyum miring dan menarik masuk koper ditangannya melewati laki-laki yang masih berstatus sebagai suaminya. “Sebaiknya kau pergi sekarang, tunangan sedang menunggu, Tuan Brown,” ucap Kim mengingatkan. Ia membelakangi Dave yang sedang berdiri di tengah ruang kamar. Ingin melewati, tetapi langkahnya terhenti di situ. Ruangan yang menjadi kamar tidur itu, berukuran sangat besar dengan sebuah ranjang berseprei corak. d***