Nina memandangi Lusi tepat di manik matanya. Tatapannya menerawang memikirkan kembali kejadian-kejadian mistis saat ia dan Rangga naik bis hantu itu. “Apa yang kamu katakan benar Lusi ... Bukan kebetulan aku naik bis hantu itu ....”
“Bis hantu itu memilihmu,” sahut Lusi.
“Dia memilihku. Karena aku pernah mati suri.”
“Kalau soal itu aku tidak faham. Sepertinya kakak harus menanyakan pada orang yang faham.”
“Sebetulnya ada buku yang mengulas tentang ini. Tapi buku itu hilang. Entah siapa yang pura-pura sudah membuat janji dengan Rangga dan membohongi Fendi,” kata Nina sembari menatap menerawang.
“Buku?” tanya Lusi tidak mengerti.
“Iya, buku. Ada seseorang yang pura-pura sudah janjian dengan Rangga. Dia mengatakan pada Fendi, pegawai yang kerja dengan Rangga di toko, kalau dia sudah m
