“Apa pria tinggi, tegap dan berkulit gelap itu masih duduk di sampingku?” tanya Nina sekali lagi. Ia berharap Nenek Darsi menggelengkan kepalanya dan mengatakan tidak ada siapa-siapa di sampingnya. “Nenek, apa dia masih ada?” Nina semakin penasaran dan ingin tahu. Suasana semakin mencekam dan mendadak hening. Sampai suara pintu terbuka lebar dan suara Rangga terdengar nyaring memanggil neneknya. “Nenek, apa ada tamu yang datang?” tanya Rangga ketika melihat dua pasang sepatu di depan teras rumah. Belum juga Nenek Darsi menjawab pertanyaan Rangga. Ia sudah berjalan segera masuk ke dalam ruang tamu. “Nina? Lusi? Kalian berkunjung ke rumahku?” “Hai ....” Lusi melambaikan tangannya sedangkan Nina masih diam terpaku menatap Rangga. “Rangga sudah pulang. Kalian silahkan mengobrol saja,