6. Usaha Joana

1011 Words
Telpon yang berada di meja kerja Jofan berdering nyaring . Dengan malas lelaki itu mengangkatnya . ternyata resepsionis kantornya yang sedang menelpon. " Selamat siang , Pak. Maaf , di lobi sedang ada tamu yang ingin bertemu dengan anda. " kata reseptionis perempuan dengan sopan pada Jofan. Jofan mengerutkan kening , seingatnya hari ini dia tidak ada janji temu dengan siapapun. Lantas siapa tamu yang datang ke kantornya dan ingin bertemu dengan nya. " Tamu ? Tamu siapa ? Saya tidak ada janji temu dengan siapapun hari ini ." jawab Jofan . " Seorang perempuan , Pak. Namanya Joana , " Jofan terdiam , Joana, ia mengulang nama itu dalam hati. Joana teman Joshua yang baru kemarin ia jumpai secara tak sengaja. Ada apa gadis itu mencari nya kesini  ? " Baiklah. Suruh saja dia masuk . aku menunggu di dalam ruang kerjaku." " Baik, Pak . Akan saya sampaikan ." Setelahnya Jofan menutup telpon nya , berpikir sejenak tentang apa yang akan gadis itu lakukan di kantornya. Joana yang memang sedang berdiri di depan meja reseptionis langsung meneggakkan badan nya ketika mengetahui reseptionis menutup telpon nya . " Joana, kau bisa menemui Pak Jofan sekarang . Dan Pak jofan telah menunggumu di ruang kerjanya ." Kata reseptionis itu ramah . Joana langsung tersenyum penuh kelegaan . " Terimakasih . Jadi dimana ruang kerja Pak Jofan ?" " Kau bisa pakai lift dan naiklah ke lantai dua puluh .Nanti disana kau akan menemukan ruang Pak Jofan. Dan satu lagi , sebelum bertemu Pak Jofan , kau bisa bertemu dulu dengan Selvy, sekretaris Pak Jofan yang ruangan nya berada tepat di depan ruangan Pak Jofan. " Penjelasan reseptionis didengarkan dengan seksama oleh Joana . Setelahnya Joana mengangguk dan kembali mengucapkan terimakasih. Menuju lift sesuai petunjuk reseptionis tadi dan menuju lantai dua puluh. ting Bunyi yang menandakan jika Joana telah sampai di lantai yang ia tuju . Keluar dari dalam lift dan menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri. Matanya menangkap sebuah ruangan yang di depan nya terdapat sebuah meja dengan diduduki seorang wanita cantik yang Joana tebak adalah sekretaris Pak Jofan . Dengan sedikit ragu , Joana melangkah mendekati wanita itu. " Selamat siang , saya Joana , saya ingin bertemu dengan Pak Jofan." Wanita itu mendongak menatap perempuan muda yang ada di hadapan nya . Tadi reseptionis sudah memberitahunya jika akan ada seorang perempuan yang ingin bertemu dengan Pak Jofan , dan Pak jofan telah menyuruh untuk masuk menemuinya. Wanita yang tak lain sekretaris Jofan itu berdiri , lalu mempersilahkan Joana untuk masuk ke dalam ruangan Jofan.  *** Jofan menatap Joana yang masih berdiri di ambang pintu. Tadi sekretarisnya yang mengantar Joana ke dalam ruang kerjanya. " Masuk dan duduk lah, Joana !" perintah Jofan. Bahkan lelaki itu kini  mengalihkan pandangan pada layar laptop, dan menatap kehadiran Joana yang kini sudah duduk di hadapan nya . Gadis itu gugup lalu menunduk dengan kedua tangan saling meremas. Beberapa saat Jofan menunggu tapi gadis itu tak juga mendongak menatap nya. " Joana, apa yang membuatmu bisa sampai di kantorku ? Bukan kah baru kemarin kita bertemu ?" Ucapan Jofan dengan suara berat semakin membuat joana gelagapan. Memberanikan diri untuk mendongak , hingga matanya kini bersitatap dengan mata elang Jofan. Dengan ragu Joana mengatakan sesuatu , " Eum ... Om Jo . Maaf jika kedatangan saya mengganggu waktu kerja anda. " Joana menjeda kalimatnya . Jofan masih menatap gadis itu , berharap agar joana segera mengutarakan maksud dan tujuan kedatangan nya. " Tujuan saya datang kesini karena ... karena saya sangat membutuhkan bantuan dari Om Jo . " Kening Jofan berkerut.  " Bantuan ? Bantuan apa yang kau harapkan dariku , Joana ?" Antara rasa takut juga malu untuk mengatakan nya . Tapi bayangan wajah Jery dengan muka pucat dan tergolek lemah di ranjang Rumah Sakit memenuhi pikiran nya. Ya, Joana memang harus mengesampingkan semua rasa malunya . " Om Jofan, kemarin om bilang pada saya , jika saya butuh bantuan maka saya bisa menghubungi atau menemui anda. " " Ya , memang kemarin saya mengatakan itu padamu . Jadi apa yang bisa saya bantu , Joana ?" " Adik saya sedang masuk Rumah Sakit sudah dua hari ini . Dan saat ini saya sedang bingung karena saya membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk pengobatan Jery, adik saya . " " Adik kamu sakit apa ?" Jofan menyelanya. " Kanker darah. Dan saya harus menyiapkan biaya untuk pengobatan serta perawatan . Dari kemarin saya berusaha mencari pinjaman . Tapi belum mendapatkan . Jumlah nya terlalu besar dan saya tidak mampu mendapatkan uang sebanyak itu ." " Berapa biaya yang kamu butuhkan untuk pengobatan adikmu ?" " Cukup besar om. Jery harus melakukan cuci darah rutin juga kemoterapi yang membutuhkan dana puluhan juta rupiah. " Jofan terdiam sejenak menatap Joana yang kini sudah kembali menundukkan kepalanya . benarkah adik nya sedang sakit dan dirawat di Rumah Sakit. Akan tetapi melihat kesedihan di wajah Joana tidak mungkin juga jika gadis itu berbohong padanya. Joana kembali mendongak menatap Jofan, tak ada pilihan lagi baginya selain memohon pada lelaki itu, " Jika om tidak mempercayai ucapan saya , Om bisa mengecek nya sendiri di Rumah Sakit . Dan saya berjanji pada Om, jika Om bersedia membantu saya dengan memberikan pinjaman uang untuk Jery, saya akan berusaha mengembalikan secepatnya. Saya ...." Ucapan Joana terputus, Jofan sudah menyelanya . " Saya akan membantumu . Semua biaya perawatan Rumah Sakit adikmu akan aku selesaikan. " " Benarkah itu , Om. " Jofan mengangguk. Mata Joana berkaca-kaca tak kuasa menahan haru karena jofan telah meberikan solusi kepadanya . " Sekali lagi saya berterimakasih pada , om. Saya janji akan bekerja dengan giat agar bisa secepatnya mengembalikan uang Om. " Jofan hanya mengangguk. Tidak tega melihat Joana yang sudah meneteskan air matanya. "Katakan padaku , di Rumah Sakit mana adik mu dirawat ?Aku akan menyelesaikan semua biaya administrasinya." Dengan senang hati Joana memberikan informasi pada Jofan di Rumah Sakit mana Jery dirawat . Setelahnya Joana pamit pada Jofan karena dia harus segera kembali ke tempat nya bekerja. Tadi Joana hanya ijin untuk keluar sebentar saat dia menghabiskan waktu istirahatnya. Lega karena satu masalah terselesaikan. Setidaknya Jery bisa mendapatkan pengobatan. Dan adiknya itu bisa segera sembuh dari penyakitnya. Joana kembali ke resto dimana ia bekerja dengan semangat luar biasa. Joana harus giat bekerja agar dia bisa mengembalikan uang yang akan ia pinjam pada Jofan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD