3. Lantas, apakah menara itu berbahaya?

1118 Words
Serempak semua memiliki ekspresi yang sama saat melihat menara yang menjulang tinggi itu. Tatapan mata mereka tertuju pada satu arah, Kinry yang juga tercengang dengan menara tersebut merasakan perasaan tidak enak yang luar biasa. Rasa cemas akan keselamatan keluarga berubah menjadi rasa ketakutan yang tak bisa ia gambarkan. "Apa yang sedang terjadi?" Kinry yakin jika pertanyaan itu tidak hanya terbersit dalam benaknya. Semua orang pasti merasakan hal tersebut. Mempertanyakan bencana apa lagi yang mungkin menimpa tanah Aceh ini. "Tidak, bukan hanya tanah Aceh. Bencana bisa muncul di mana pun!" Seketika Kinry meralat pikirannya. Ia tahu jika bencana sejatinya bisa muncul di mana saja dan ia tidak boleh mempertanyakan kehendak tuhan. Akan tetapi, apa yang ia saksikan kali ini benar-benar sudah di luar batas logikanya. Malah bisa dibilang tidak ada satu orang pun yang pada akal sehatnya saat ini. Semua pasti berpikir apa yang mereka saksikan ini merupakan hal yang diluar batas manusia. "A-apa itu?" Akibat terkejut semua orang nyaris terdiam di kala menara besar itu mulai tumbuh dan menembus langit. Baru setelah beberapa saat semua orang mulai menyuarakan isi hati dan pikiran mereka. "Menara?" "Dari mana munculnya bangunan itu?" "Itu menara apa?" "Bentuknya mengagumkan?" Keributan mulai terjadi, semua orang menunjuk ke arah yang sama. Menara besar menjulang, penuh ukiran bak berupa tulisan yang tak bisa di mengerti. Menara yang tampaknya terbuat dari batu berwarna hitam pekat. Namun, anehnya ada sebuah pintu yang terlihat dari menara tersebut. "Apa itu pintu?" "Aku yakin melihat sebuah pintu di sana." "Jadi itu benar-benar bangunan?" Kehebohan itu terus bersahutan,mereka sampai lupa dengan efek gempa yang telah merubuhkan banyak bangunan, meretakkan jalan-jalan dan mennghancurkan jembatan. Semua hanya terfokus pada satu hal, yaitu menara tinggi tersebut. "Lantas, apakah menara itu berbahaya?" Kinry pun mulai menyuarakan isi pikirannya. Saat itu semua orang kembali terdiam, setelah sebelumnya mereka takjub akan menara yang indah tersebut. Kini rasa waspada kembali mereka rasakan. Tak ada yang tahu apa yang ada di dalam menara tersebut, tak ada pula yang tahu dari mana menara itu muncul, lalu alasan dari menara itu yang keluar ke permukaan bumi ini. Sebuah bangunan yang rasanya sudah benar-benar terancang rapih, bangunan yang rasanya tak mungkin tumbuh bak batang pohon. Bangunan misterius yang bisa saja berbahaya. "Be-benar juga, apa menara itu berbahaya?" Ketir semua kini meemikirkan hal yang sama. Namun, di saat semua orang sudah sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Tiba-tiba saja, kabut asap keluar dari menara itu. Semua orang kembali panik. Berlari menjauhi sang menara dengan tergopoh-gopoh. Akan tetapi, kabut itu tentu lebih cepat dari pada langkah kaki orang yang berdesakan di jalan raya. Mata mereka terasa begitu perih, sakit dan tak bisa melihat apapun. Suara jeritan menggema memenuhi setiap gendang telinga. "Aaaak... mataku!" "Aku tidak bisa melihat apapun!" "Sakit.." "Tidak, mataku." "Apa ini?" Seiring dengan teriakan yang semakin bersahutan Kinry yang juga merasakan hal yang sama itu akhirnya berhasil membuka matanya. Namun, ia sungguh terkejut dengan apa yang ia lihat dengan kedua matanya itu. "Ini kan ... ..." Kinry sendiri tak berani melanjutkan ucapannya. Ia tidak yakin dengan apa yang baru saja ia lihat. Hingga ada seorang anak yang berteriak lantang, menarik seluruh perhatian ke arah dirinya. "Wow, bukannya ini bar status. Keren. Kita udah seperti di game saja!" Bocah itu malah kegirangan dengan apa yang ia lihat dengan kedua mata kepalanya sendiri. Ucapan dari anak itu tidak salah, Kinry juga yakin dengan apa yang ia lihat. Bar status layaknya sebuah game terlihat jelas di mata mereka. Menunjukkan nama seseorang layaknya melihat player lain dari sebuah game dan tentu saja, kita juga bisa melihat status diri kita. Mulai dari jumlah HP dan MP hingga level dari diri kita sendiri. "Ini mustahil, bagaimana bisa dunia yang normal bisa berubah seperti game?" Kinry masih menyangkal kenyataan itu. Kala semua orang sibuk dengan bar status tersebut. Tiba-tiba saja suara sirine yang kuat terdengar dari arah menara tersebut. Suara yang memekakkan telinga dan langsung membuat semua orang menutup telinga mereka masing-masing. Usai suara besar yang memekakkan telinga itu, tiba-iba saja sebuah tulisan tertera dengan sangat jelas di pandangan mata mereka, yaitu sebuah undangan yang benar-benar menggoyahkan hati siapa pun yang membacanya. Pemberitahuan yang terdengar sangat mengerikan dan tak akan bisa mereka bayangkan sebelumnya. "Siapa saja yang bisa menyelesaikan menara akan memiliki kontrol atas dunia ini. Selesaikan setiap lantai menara dan dungeon yang terbentuk sebelum para monster membinasakan manusia." Jika ada yang berfikir setelah melakukan tantangan yang menara itu minta maka akan mendapatkan sebuah hadiah yang besar. Maka semua itu adalah salah besar. Faktanya undangan dari menara itu menentukan kebinasaan manusia. Satu pertanyaan yang kini terbersit begitu saja. "Bisakah para manusia bersatu dan menyelesaikan tantangan dari menara tersebut?" Firasat buruk pun kini menenggelamkan Kinry, malah mungkin menelan seluruh perasaan semua orang, saat harus menyaksikan kejadian yang sangat diluar batas tersebut. Meski begitu, ada juga orang yang menganggap hal tersebut seakan sebuah lelucon saja. "Wah, ada yang ngeprank nih!" "Gila, niat banget sih, cuma untuk konten doang!" "Ini pasti ulah para sultan di channel mereka." Beberapa dari mereka mengira hal tersebut. Sebuah lelucon yang rasanya memang kerap di lakukan di jaman seperti ini. Sedangkan bagi sebagian lainnya, hal tersebut hanya di anggap angin lalu yang mungkin mereka sendiri tidak menyadari seberapa gentingnya kondisi tersebut. Hanya saja, Kinry merasa yakin jika memang ada sesuatu yang sedang terjadi saat ini. Terlepas dari tawa yang mengisi beberapa di antara mereka. Sampai pada suatu waktu, suara teriakan pun tedengar dari seseorang yang tak jauh dari posisi Kinry berada. "Apa yang kamu lakukan?" "Hentikan!!" Semua mata tertuju pada sumber suara tersebut. Bukan monster mengerikan yang sempat di bahas dari tulisan aneh tersebut. Melainkan dari beberapa orang yang kini menjadi pusat perhatian. Kumpulan orang-orang itu meninju sebuah batang pohon asem yang batangnya tentu sangat besar dan keras, namun ia berhasil melubangi batang pohon tersebut hingga berlubang. Menembus sisi lain dari pohon dimana ia berdiri. Teriakan dari temannya itu berusaha untuk menyadarkan sang pria yang sudah terkekeh berkat kemampuan fisiknya yang tiba-tiba menjadi luar biasa. "Sumpah, ini sesuai dengan apa yang tertera di bar." "Levelku jadi naik setelah menghancurkan pohon ini." Tawa kembali menggelegar sementara sang teman dari pria tersebut mulai mencemaskan pohon yang sudah mulai tumbang. Lalu, benar saja, tak berapa lama kemudian pohon tersebut benar-benar sudah tumbang dan nyaris menimpa seseorang. Namun, anehnya seorang anak kecil menopang batang pohon asem yang rubuh tersebut hanya dengan satu tangannya saja. Sebuah kemampuan yang sangat diluar batas nalar lainnya. Semua orang pun saling berpandangan dan terheran-heran dengan keadaan tersebut. Lalu, mereka pun kembali melirik bar status yang ada pada diri mereka masing-masing. "Ini sungguhan?" Pertanyaan itu serentak bersama suara gema yang kembali terdengar dari arah menara tinggi yang menjulang tersebut. "Apa kita benar-benar bisa mengalahkan monster?" tanya salah satu di antara mereka yang membuka suara di tengah keheningan semua orang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD