Gio terdiam dengan perasaan yang entah apa. Hatinya sakit saat ia dilemparkan oleh sebuah pilihan tersulit. "Aku memilih. Putriku," Ujar Gio membuat Vino tersenyum tipis. "Sudah aku duga kau akan memilih darah dagingmu sendiri," Vino tersenyum samar sambil melirik box bayi yang berisi bayi merah milik Viola." Maafkan kakak, Vio. Maaf jika keputusan kakak ini suatu hari nanti akan menyakiti hatimu. Tapi, apa boleh buat. Kesempatan Gio sudah berakhir ia yang menabur luka di dalam hatiku maka sudah jelas aku akan kembali menyakiti hatinya." Batin Vino melirik sinis pada Gio. **** "Papa memberitahukan semuanya pada Vino dan lelaki itu?" Pertanyaan Marvin dibalas lirikan dari Alex. "Euhm. Sejujurnya papa kasihan pada lelaki itu," Alex kembali menatap kedua pria yang sama-sama menjadi pengh