Kedua mata Via mengerjap, terbangun di dalam dekapan Ryan. Nyaman, itu yang Via rasakan. Aroma tubuh Ryan bercampur dengan sisa-sisa pelepasan mereka yang berulang semalam membuat pipi Via merona mengingat apa yang sudah dia lakukan bersama Ryan semalaman. Tapi tidak lama, Via teringat dengan Kiki yang dia tinggal di rumah sendiri. Mata Via melotot saat melihat jam sudah menunjukan pukul 7 pagi. Via yakin kalau sang bunda pasti khawatir. Perlahan Via melepas pelukan posesif tangan Ryan. Pria itu masih pulas tertidur, dengkuran halus pria itu sebagai tandanya. Pelan-pelan sekali Via memakai kembali pakaiannya dan keluar dari kamar itu. Dia pergi tanpa mengucapkan kata perpisahan pada pria yang sudah memberinya kepuasan berulang semalam. Bukan hanya kepuasan tapi Via juga mendapat transfe