Sun Mingliang seperti binatang buas yang haus darah sekarang. Dia menggenggam belati dan menyerangku dengan gesit. Dengan cepat, aku menggenggam pisau damaskusku, dan mengerahkan seuruh kekuatanku untuk menebas kepala Sun Mingliang. Namun dia langsung menghindar, dan tiba-tiba muncul di belakangku seperti hantu. Saat dia ingin menusukku dengan belati, aku buru-buru membalikkan badanku, dan segera mundur. Pada saat yang bersamaan, aku mengayunkan pisau damaskusku dengan kuat untuk menebas leher Sun Mingliang. Sungguh, aku ingin segera mengakhiri pertarungan ini. Ironisnya, belati Sun Mingliang berhasil menyayat bagian bawah bajuku dan dia berhasil menghindar dari serangan fatalku. Saat ini, Sun Mingliang akan menyerang lagi. Jadi, aku menunggu saat yang tepat untuk menendang belati di t