Ratna tengah membuka pintu rumahnya. Ia sangat merindukan gubuk kecil itu. Ia tersenyum senang saat menapaki kakinya di dalam rumah. Aroma khas kayu dan juga beberapa barang di situ membuat Ratna tenang. Sambil meraba ia mencari- cari pegangan agar ia tak jatuh. Abra menggandeng ibunya menuju kasur. "Mah sepeda sama keranjangnya masih di sekolah dan kak Adrian!!!" Ujar Abra sambil menatap ibunya. Ratna yang tadi sumringah langsung lesu. Ia baru ingat jika keranjang dan sepedanya tidak bersamanya. Bagaimana dia mau jualan kalau keranjang dan sepedanya gak ada. Bagaimanapun sepeda dan keranjang itu lah harta untuk mencari nafkah. "Mah..." Abra menggoyangkan tangan Ratna. "Ya....yahh sayang. " Ratna menunduk lalu meraba anaknya. Entah setampan apa sekarang Abra. Mengingat matanya rabun. Ab