Wanita itu turun dari sepeda usangnya,setelah ia sampai disebuah jalan setapak kecil menuju rumah.terlihat ratna menuntun sepedanya dengan pelan diatas papan yang sedikit bergoyang dan melewati beberapa gubuk lain.
Gubuk ratna terletak sebelah kiri paling ujung.sesampainya di rumah ratna menyangga sepedanya lalu menurunkan abra.
"Mah,besok janji kita ke sana lagi yah..."
Ratna yang baru saja melihat anak semata wayangnya memohon langsung tersiyut.abra menunduk sambil melihat kakinya yang sengaja ia ayun-ayun sedikit .ia tak berani menatap wajah ibunya yang amat sendu.ratna menggendong abra lalu di usap wajah anak yang kini sudah mengeluarkan air mata.
"Hey sayang...insya allah nanti kita kesana lagi " jawab ratna riang agar sang anak berhenti menangis.
"Beneran mah??" Tanya Abra sambil melihat sang mamah dan dabg mamah pun mengagguk
******
Ratna menguncir rambutnya asal setelah menidurkan abra di kasur lusuhnya,jam menunjukan pukul 7 malam dan Ratna berniat untuk membuat kue dagangannya besok pagi. Dengan pelan ratna beringsut jauh dari kasur lalu mengendap pelan agar abra tak terbangun. Abra sedikit melengguh sambil mengisap botol susunya yang berisi s**u coklat.
Rumah Ratna jauh dari kata besar ataupun sedang, rumah itu nampak kecil hanya berukuran 3 x 4 meter persegi.
Tidak ada pembatasan apapun antar ruang kecuali kamar mandi,jadi walaupun Ratna berada di dapur ia masih bisa melihat Abra tengah tertidur. Dapur kecil itu berupa lesehan yang tidak mempunyai meja dan kursi makan hanya saja memiliki meja panjang di sudut-sudut untuk meletakan peralatan makan atau lainnya tinggi meja tersebut seukuran d**a Ratna kalau ia sedang duduk untuk memasak.
*****
Ratna pov
Aku membuka keranjang yang tertutup oleh serbet yang usang.di dalam keranjang tersebut terdapat beberapa bahan kue seperti tepung, gula ,garam , telur dan lainnya. Malam ini aku akan membuat empek-empek dan juga beberapa jajanan pasar seperti untuk-untuk, donat gula dan meses ,kue cucur dan lainnya walaupun bahan kue ku sangat terbatas.
Perlahan-lahan aku mengeluarkan bahan kue tersebut dari keranjang, lalu mencampurkan bahan-bahan tersebut ke dalam wadah yang sudah kusiapkan.
''ah aku lupa,untuk membuat lumpia juga...tapi bahannya sudah mau habis..." Aku menatap bahan kue tadi, kini sudah ku olah menjadi adonan dan membagikannya ke wadah-wadah lain. Mataku teralih melihat Abra dia sangat suka sekali dengan lumpia atau risoles buatanku. Kalau tidak kubuatkan pasti dia akan sedih walaupun kesedihannya itu tidak di tunjukannya kepadaku. Setelah melihat Abra kulirik jam yang menggantung di dinding ''masih jam delapan,''gumamku sambil memfokuskan penglihatanku ke jam dinding tersebut.
Author pov
Setelah memastikan kalau yang ia lihat salah. Ratna dengan terburu-buru pulang ke rumah sambil memegang plastik yang berisi tepung dan juga telur. Setelah sampai dirumah ia langsung menutup pintu dan bersandar sejenak ia meraba dadanya yang berdebar ketakutan.
Ratna baru saja membeli bahan untuk membuat kue di warung yang tak jauh dari rumahnya. Setelah memberikan uang ke bulek warung ia berpamit untuk pulang
''makasih yaa bulek... permisi..''ucap ratna sambil mengambil bungkusan yang di berikan bulek warung, sebelum ia pergi.
Lelaki bertubuh tegap dan tampan itu tengah mengikuti seorang wanita dari belakang, jalan setapak itu lumayan gelap dan hanya terkena biasan lampu rumah tetangga saja, decitan kayu yang di injak pun berbunyi lumayan keras. Ratna yang merasa tak enak langsung berbalik kebelakang dan lelaki tampan itu bersembunyi di balik kegelapan malam. Ratna pun sempat ketakutan hingga ia melanjutkan jalannya dengan cepat menuju rumah, dan lelaki tampan itu mulai mengikutinya lagi dari belakang. Ratna yang merasa diikuti langsung berbalik kembali, samar-samar ia melihat seseorang yang ia kenal... Ratna sedikit memfokuskan penglihatannya guna memperjelas wajah seorang lelaki tersebut.mata Ratna membesar, wajah itu,
''gak mungkin!!!" Ratna berbalik kembali lalu melanjutkan jalannya menuju rumah.
Ratna membuka kedua matanya lalu langsung ke tempat tidur, Ratna nampak memeluk anaknya erat seolah takut kehilangannya. Lelaki itu sangat mirip dengan Abra, apa lelaki itu adalah ayahnya atau bukan.!! Ratna mengusap rambut Abra dengan pelan membuat sang anak menggeliat dan memeluk Ratna erat.
Lelaki tampan itu masih tertidur pulas di atas kasur yang lusuh, Ratna tersenyum melihat anak semata wayangnya, Ratna membelai rambut Ibra dengan penuh kasih sayang.
''entah siapa ayahmu nak, tetapi mamah beruntung memilikimu..'' Ratna mencium pucuk kepala Abra.
Ia mengingat sepenggal kisah masalalunya waktu beberapa tahun lalu,
Semenjak kejadian itu, dimana sang sahabat kehilangan seorang anak karena dirinya. Ratna memutuskan untuk pergi jauh dari kehidupan sahabatnya itu.Tepat setelah pemakaman anaknya Kiran Ratna pergi meninggalkan sejuta kesalahannya. Ia pergi dari kota samarinda menuju tanah grogot menggunakan bus di terminal tersebut.namun na'as bus yang di tumpangi Ratna mengalami kecelakaan hingga membuat dirinya hampir mati,namun tuhan masih menyayanginya hingga ia bisa sembuh kembali walaupun si gadis Mahakam itu terancam kehilangan penglihatannya.akibat kecelakaan itu ratna harus bersahabat dengan penyakitnya.
Ratna mengalami penyakit mata yaitu glaucoma salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang hingga mata akan menjadi buta.
Malam makin larut, setelah membuat kue Ratna langsung berbaring di samping Abra dan menutup kedua matanya.besok ia akan berdagang kembali sekalian membawa Abra ke sekolah tersebut untuk menetapi janji.
*****
Lubang-lubang kecil di sela kayu yang berlapiskan Koran itu tengah di masuki oleh sinar matahari hingga membuatnya seperti titik-titik cahaya. Sinar itu tepat mengenai Abra hingga membuatnya terbangun. Abra mecari sesosok makhluk tanpa sayapnya yaitu mamah. Ratna nampak mempersiapkan jajanan kuenya untuk di jual, ia nampak serius dengan kue dagangannya hingga tak sadar kalau tangan mungil Abra tengah memeluk dirinya.
''eh, anak mamah udah bangun...'' Ratna tersadar saat anaknya tengah memeluk dari belakang
''mah, Abra mau sarapan...'' rajuk Abra sambil meletakan kepalanya di lekukan leher Ratna.
''kemarilah...'' Ratna meraih tubuh anaknya dari belakang lalu di pangku. Setelah itu dengan cekatan ia membuatkan segelas s**u dan juga beberapa jajanan pasarnya untuk Abra makan. Abra meraih gelas itu dan menandaskan segelas cucu coklat dan juga beberapa kue yang di persiapkan sang mama tadi.
'' enak mah...'' puji Abra, Ratna hanya tersenyum sambil membelai kepala anaknya.
''mah kita jadi kan ke sekolah kak Aika, dia janji mah mau bawa Abra pakai mobil Keren....'' Tanya Abra. Ratna nampak berfikir sejenak bukannya ia tak mau tapi apakah gadiskecil itu mengingat omongannya atau hanya angina lalu.
''mah...''panggil Abra sambil menggoyangkan pantatnya lucu.
''iya sayang jadi kok...'' balas Ratna sambil tertawa melihat tingkah anaknya ckckck.
******
Dentingan sedok dan garpu saling beradu di atas piring bewarna emas. Adrian, Aika, Ardi dan sang ibu baru Ratni tengah menikmati sarapan paginya dalam diam, suasana dingin selalu menyelimuti keluarga kecil itu. Tak ada perbincangan apapun walaupun sang ibu baru suka membuat lelucon yang sama sekali tidak lucu menurut ke tiga makhluk itu. geseran kursi itu terdengar seperti decitan Adrian sudah selesai sarapan lalu diikuti oleh Aika.
''pah dan mh mbak kami pergi sekolah dulu...'' pamit Adrian sambil membawa Aika ikut dengannya pergi
''bisakah papah mengantarkan Aika ke sekolah...? Aika ingin papah bawa mobil kerennya karena ada adik kecil yang menginginkan naik mobil seperti itu...'' Aika membuka suara.
Ardi dan Adrian berkerut kening namun Adrian mengerti maksud adiknya.
''pah,'' Adrian menjeda ucapannya lalu '' kemaren pas Adrian jemput Aika, disitu ada,...'' belum sempat Adrian menyelesaikan kalimatnya, Aika terlebih dahuli menyela.
''ayoo pah...!" seru Aika sambil menarik sang papah keluar, Ardipun dengan pasrah langsung mengikuti putri kecilnya.
Ardipun langsung membuka pintu mobilnya dan masuk kedalam mobil tersebut bersama Aika dan juga sang kakak dengan tampang malasnya
''kok abang ikut!!" ucap Aika
''abang kan juga mau lihat mamah...''jawab Adrian santai, Ardi yang mendengar penuturan anaknya langsung membuka suara
''mamah, kalian bertemu dimana...?" Tanya Adrian kaget
'' kemarin mamah berjualan pah didepan sekolah Aika!! Tapi sepertinya mamah tidak mengenal kita...'' jelas Aika.
''tapi mamah kenal sama aku kok pah, buktinya pas aku jemput Aika mamah sempat tercengang melihat ketampananku mirip papah....!! Seru Adrian yang duduk di bangku belakang.
''terus...'' Ardi benar-benar seperti makhluk bodoh di depan kedua anaknya,lihat saja reaksinya hanya melongo dan juga melontarkan pertanyaaan singkat.
'' hari ini Aika janji mau bawa adik kecil bernama Abra naik mobil ini,.... Adik kecil yang sangat ganteng pah, mirip papah...'' jawab Aika polos
''hm baiklah papah akan mengantar kalian sekolah... kita harus berhasil membawa mamahmu pulang kerumah....''
Ardi duduk di tepian sungai Mahakam, ia mengingat wanitanya yang telah menghilang sejak kecelakaan dulu. Mata itu terus menerus melihat hamparan sungai dan juga jembatan panjang. Ardi seperti anak hilang yang tak tau arah dan tempat tujuannya. Ia sangat mencintai wanitanya itu melebihi apapun.
"Ratna kamu dimana...'' lirih Ardi
Seorang wanita cantik wajahnya menyerupai wanita Ardi, Ratna. Tengah melihat lelaki tampan itu tengah termenung sendiri. Ratni mendatangi Ardi dan duduk di sebelahnya
''hay,...''sapa Ratni ke Ardi.
Ardi yang merasa di tegur langsung menoleh, matanya membulat dan juga kaget
''Ratna...''panggil Ardi dan langsung memeluk Ratni.
Ratni yang merasa kenal dengan nama itu langsung berfikir kakak perempuannya.namun ia berfikir akan menjadi Ratna agar bisa mendapatkan cintanya Ardi.
'' aku lelah terus mencarimu Rat, menikahlah denganku please dan hidup dengan ke dua anak kita...'' ucap Ardi yang terus memeluk Ratni. Ratni sempat menegang mendengar penuturan Ardi
''iya sayang...''balas Ratna alias Ratni dengan tergagap.
******
Dua tahun kemudian setelah pernikahan Ardi dan Ratni. Ratni belum juga hamil dan yang lebih mengenaskan lagi Ratni memiliki riwayat penyakit jantung Ardi sedikit syok dan tidak percaya dengan semua itu.yang ia tau Ratna alias Ratni sangat subur dan sehat tidak ada riwayat penyakit apapun mengenai dirinya. Ke janggalan demi ke janggalan mulai di rasakan Ardi tanpa sepengetahuan Ratni, Ardi mencari informasi tentang latar belakang dia. Marah, kecewa dan juga sakit itu yang di rasakan Ardi saat mengetahui kalau istrinya bukanlah Ratna melainkan adik dari Ratna.
Dan Ardi murka saat pulang ke rumahnya mendapati Ratni dan seorang lelaki mencoba melecehkan putri cantiknya Aika. Dengan cepat Ardi menarik lelaki berseragam SMP itu dan juga Ratni dari kamar Aika.
'' apa yang kalian lakukan hah!! Melecehkan anakku??? " Ardi mencengkram erat kerah baju lelaki itu hingga membuatnya seperti melayang. Sedangkan tangan satunya tengah menarik rambut Ratni kuat.
''amp...ampun mas sakit hiks....'' Jerit Ratni. Sedangkan lelaki itu hanya diam tak bergeming sedikitpun
Rumah yang nampak gaduh itu langsung di kelilingi oleh beberapa para pelayan dan juga ke dua orang tua Ratni
''Ardi lepaskan anakku...'' teriak Anggara geram.
'' anakmu hampir merusak anakku tuan Anggara yang tak lain adalah cucumu sendiri...'' ucap Ardi keras
'' Aika bukan cucuku....'' Elaknya.
'' oh yaa...terus Ratna siapa hah...anak kalian kan!!!" teriak Ardi sambil melepaskan cengkramannya dari lelaki berseragam SMP dan juga Ratni. '' Aika anakku dan Ratna Sari Fasri...'' lanjut Ardi matanya terus melihat Anggara.
''Ratna, dia anakku hiks....'' lirih sang ibu yang berada di belakang Anggara.
''kalian orang tua macam apa???? Rela meninggalkan anak berusia lima tahun dengan seorang pembantu dan hidup sengsara...!!! Kalian tau akibatnya apa hah!!! Rumah tangga adikku hancur karena kalian menyengsarakan dia. Bahkan aku harus kehilangan seorang keponakan yang amat ku sayang...karena kalian!!!'' teriak Ardi tepat di depan keempat orang itu. '' aku begitu mencintai anak kalian, aku mencintai Ratna. '' '' kalian!!!'' Ardi menunjuk orang tua Ratni ''jangan pernah menyentuh Adrian ataupun Aika sedikit pun, jangan pernah memaki ataupun memarahinya... jika sedikit saja kalian membuat mereka berdua menangis aku tidak akan segan-segan untuk membunuh kalian semua, dan satu lagi Adrian dan Aika adalah saudara kandung dan ibunya adalah Ratna Sari Fasri Willwark.'' Ardi pergi begitu saja meninggalkan mereka dan bergegas pergi menuju kamar Aika.
Disana disudut kamar itu, Aika tengah menangis ketakutan bibirnya terus bergerak menyebut suatu panggilan yang membuat hati siapapun nyeri
''hiks, mamah, mamah '' isak Aika makin keras seiring ia memanggil nama mamahnya.
"Aika...''panggil Ardi dengan pelan ia menghampiri anaknya dan berjongkok meraih tubuh mungil anaknya lalu di gendong. Gadis kecil itu menyembunyikan kepalanya di lekukan Ardi.
''pah, Aika mau sama mamah hikss hikss...ayo kita cari mamah pah ayo...'' ucap Aika sesenggukan "papah ayo, cari mamah...''teriak Aika hingga suaranya habis. Ardi merasakan hatinya nyeri mendengar anaknya seperti ini.
''papah, Aika kenapa...'' suara Adrian khawatir.
saat Adrian masuk kerumah ia melihat ibu serta yang lainnya tengah menangis dan juga lelaki yang membuat Aika takut selama ini ada disana
''loee kenapa disini hah!!!" teriak Adrian nyaris persis seperti sang papah tadi.'' Keluar loe dari rumah gue...'' perintahnya keras '' mang asepp!!!" teriak Adrian
'' yaa tuan muda,...'' jawab mang Asep tukang keamaan di kediaman Ardi.
'' bawa anak ingusan ini keluar...!! Jangan izinkan dia masuk lagi kerumah ini siapaun!!"
''baik tuan muda...''jawab mang Asep sambil menarik pria berseragam Smp itu keluar rumah.
Adiran menatap tajam ke keluarga barunya.
''jangan coba-coba untuk mengganggu keluargaku atau kalian akan tanggung akibatnya...'' desis Adrian sambil melangkah pergi.
'' sayang kenapa...'' suara lembut Adrian ke adiknya.
''abang hiks... abang tadi cowok itu sama mbak Ratni mau jahatin Aika katanya Aika harus telanjang baru tidur dengan cowok tadi hikss Aika takut abang... Aika mau sama mamah...!!! Aika mengadu ke Adrian. Adrian dan Ardi saling menggeram marah.
'' sementara bawalah adikmu ke rumah daddy dan mommy kalian di balikpapan... papah akan menyiapkan pesawat khusus untuk kalian berdua,papah akan mencari mamahmu disini...'' titah Ardike Adrian ''pindahlah sekolah disana nak,dan sampaikan salamnya papah untuk mommy Kiranmu...''
''beuh papah mau di penggal daddy huh!!" dengus Adrian kesel '' aku saja yang menggoda mommy suka di pelototin sama daddy...'' Adrian memanyunkan bibirnya.
'' siapa suruh ia mempunyai istri cantik jadi gitu deh..tapi masih cantikkan mamah kalian...'' ucap Ardi tak lupa mempercepat kalimat terakhirnya sebelum Adrian dan juga Aika melototi Ardi.
''baiklah pah, kalau gitu aika sama abang sini..huppppp!!!"" Adrian mengambil alih Aika lalu di bawanya ke kamar sang abang tercinta.
''abang nanti kalau sampai di Balikpapan kita makan kepiting dan udang yang banyak yach...'' ujar aika yang berada di dalam gendongan Adrian.
''uhh gendut entar kamu...nanti jadi gembil kaya temannya abang tuh gedeeee buangettt!!!" jawab Adrian berlebihan membuat Aika tertawa terbahak-bahak sambil meninggalkan sang papah.
Ardi yang melihat kedua anaknya ikut tertawa akibat celotehan kedua anaknya.
''ah...aku harus menelfon Adit..'' gumam Ardi. Ia mengambil handphonenya di balik jas lalu menyentuh layarnya mencari kontak sang adit untuk di telfonnya.
Tuutt..tuttt...tuuttt
'' assalamualaikum...'' sapa Adit di ujungn telfon
''wa'alaikumsallam... Dit aku titip Adrian dan juga Aika di rumahmu yah...!!!
''oh, berani bayar berapa...???''
''mau kupecat jadi adik atau jadi serketaris CEO huh!!!" ancam Ardi
''eiittss jangan dong kasian aku nanti!!! Yaudah titip aja mereka berdua disini kak, sekalian Adrian bantu jagain Kiran dan juga reynand disini, besok aku harus pergi keluar kota....''
''mau kemana...?
''menggantikan dirimu tuan Agatha... ada proyek pemerintah yang ingin diadakan dan aku harus menghadirinya karena dirimu....!! Huh menyebalkan
''ah yaa pergilah, menangkan proyek itu dan jangan lupa kau juga tuan berlandaskan Agatha di belakangnya....''balas Ardi dan langsung mematikan telfon secara sepihak. Membuat sang adit di Balikpapan sana kesal.
*****
sekitar jam tujuh malam Adrian dan Aika telah bersiap untuk terbang ke Balikpapan menggunakan pesawat yang papahnya sewa.
''pah Adrian pergi dulu... selalu kabarin Adrian yaa pah kalau bertemu dengan mamah karena, Adrian juga kangen sama mamah...'' Adrian mentihkan Air matanya lalu di hapus dengan cepat.
Adrian langsung memeluk papahnya dan sang papahpun membalas pelukannya sambil menepuk belakang Adrian pelan
'' insya allah ketemu...'' ujar Ardi sambil melepaskan pelukan mereka.
''papah gendong'' Aika meminta gendong ke Ardi dengan sigap Ardi menggendong Aika dan menciumnya.
''tinggalah disana dengan daddy dan mommy kalian.. tunggu sampai papah menjemput kalian bedua...''
''mamah...'' Tanya Aika
'' yaaa sama mamah juga...'' jawab Ardi.
'' Aika sama abang sini yuppp...'' Adrian mengambil Aika '' kami pergi dulu pah, assalamualaikum'' pamit Adrian.
''hati- hati son!!!"
Ardi melihat kepergian kedua anaknya meninggalakan dirinya sendirian di rumah besar itu.
'' mereka sudah pergi...'' ucap ratni santai '' mereka keponakanku..'' lanjut Ratni
''hm...tidurlah besok kuantar ke rumah sakit untuk periksa jantungmu!!!" Ardi berbalik menginggalkan Ratni sendiri.
*******
Malam yang kelam dan begitu kelabu bagi Ardi, disinilah dia sekarang , disebuah kaffe yang cukup terkenal di kota samarinda.lagi-lagi ia menatap hamparan sungai Mahakam itu. Sambil sesekali menyesap kopi lattenya. Jam menunjukan pukul sebelas lewat.
''maaf mas kami mau tutup...'' ujar salah satu pelayan ke Ardi. Ardi yang tersadar langsung berdiri niatnya ingin pergi namun matanya tertuju pada seorang wanita
'' dia siapa...'' Tanya Ardi ke pelayan tadi
''oh itu salah satu temen kami mas,namanya Ratna...'' jawab pelayan itu.
Dengan cepat Ardi langsung menuju Ratna hal yang pertama ia lakukan adalah menutup mata wanita itu lalu ditarik menuju belakang kaffe. Di belakang kaffe itu terdapat sebuah gudang kecil yang gelap dan tak terawatt. Ardi memasukan Ratna ke dalam gudang tersebut dan menguncinya
''siapa kamu...'' suara wanita yang sangat dirindukannya.
'' aku menginginkanmu Ratna...'' dengan cepat ardi menindih tubuh ratna dan mulai memperkosanya.
Ardi menemukan ratna dan tidak akan mau kehilangan lagi. maka dari itu ia memperkosanya hingga hamil sama seperti yang ia lakukan dulu hingga hadirnya Adrian dan juga Aika.
Kilasan masa lalu yang membuat Ardi tak pernah lupa hingga saat ini. Hingga semalam ia melihat ratna tengah menatapnya ketakutan dan pergi begitu cepat. Adrian dan AIka sudah pulang kerumah setelah berada di Balikpapan selama dua tahun.
******
Di atas sepeda using itu Abra tak henti-hentinya bernyanyi sambil sesekali menggoyangkan tubuhnya, Ratna yang sedari tadi menuntun sepedanya hanya tersenyum senang.
''mah itu sekolahnya kak Aika sudah dekat...'' Abra menunjuk tempat yang kemarin ia datangi. Ratna yang melihat itu langsung sedih, ia takut gadis kecil itu tidak bisa menepati janjinya dan membuat anaknya sedih. Dengan senyum yang dipaksakan Ratna membawa anaknya ke tempat itu.
Tepat saat Ratna sampai di depan sekolah, tak lama kemudian mobil sedan bewarna hitam melatik baru saja terparkir tepat dihadapannya. Aika yang masih dalam mobil langsung melambaikan tangannya ke abra, membuat abra melambai balik dengan girang
''kak Aika...''pekik Abra yang masih di atas sepeda. Ratna penglihatannya mulai kambuh lagi-lagi ia tak bisa melihat alias rabun wajah ketiga yang keluar secara bersamaan dari mobil tak jelas. Ratna memengang matanya bola matanya terasa sakit.
''mamah kenapa...'' Tanya Abra yang melihat sang mamah menahan sakit.
''gakpapa sayang, mata mamah hanya sakit sedikit...'' Ratna mencoba membuka matanya namun sinar matahari yang masuk bagaikan sembilu pisau yang masuk ke matanya. ''sshhh...'' Ratna meringis menahan sakit.
Ardi yang melihat mata wanitanya langsung melepaskan kaca mata yang ia pakai lalu di berikan ke Ratna agar sinar matahari itu tidak terlalu menusuk pupil matanya yang dilapisi selaput putih.
''eh makasih..'' ujar ratna saat Ardi memasangkan kacamata untuk dirinya. Walaupun Ratna dapat melihat tapi penglihatannya kini masih rabun.
''mamah cantik..'' puji Adrian tanpa sadar.
''eh..'' Ratna ter ngeh.
''bu..bukan maksudnya aduhaiii ,tante mau gak jadi mamah cantik dari anak-anakku nanti...'' Adrian mengalih perhatian namun tatapan tajam sang papah membuat Adrian cengengesan.
'' kamu yang kemarin itu kan... memakan dagangan saya semuanya!!'' tebak Ratna
'' iya benar, soalnya aku suka sekali dengan risoles itu, buatan tante mirip dengan buatan bunda saya waktu kecil dulu...'' Adrian lagi-lagi mengingat sang bunda yang tak lain adalah Ratna yang di panggil oleh Abra amah.
'' emangnya mamah kamu dimana..'' Tanya Ratna
''mamah lagi ngambek sama papah jadi kabur, ini juga udah ketemu tapi papah diem mulu...'' balas Adrian enteng dan langsung dapat lemparan kunci mobil tepat di kepalanya dari Ardi
''auwwwwchhh sakit papah uughh...'' ringis Adrian
''maafkan anak saya mbak...dia memang sedikit kurang ajar...'' Ardi membuka suara akhirnya.
Suara Ardi membuat ratna menegang suara itu,tapi Ratna buru-buru menghilangkan fikiran negatifnya,
''gakpapa kok mas...panggil saja saya Ratna...''
''hmm baiklah Ratna...kalau gitu,'' Ardi sempat melirik Abra yang sejak tadi menahan tangis membuat hatinya bergemuruh sakit.
''hey kenapa menangis...''tanya Ardi kea bra. Abra hanya menggeleng sambil menyeka air matanya yang jatuh.dengan pelan ia turun dari sepeda usangnya lalu memeluk sang mamah
''hiks,mamah sakit maafin Abra ya, ayo mah sekarang kita pulang....mamah istirahat di rumah nanti Abra kompres matanya pake air hangat...ayo mah..'' ajak Abra sambil menggandeng sang mamah ke sepeda. Jika Ratna mengalami sakit Abra dengan sifat penyayangnya mengurusi sang mamah sampai Ratna benar-benar pulih.
Ratna menahan tangan mungil Abra sembari tersenyum ia menggendong Abra.
'' mamah gakpapa sayang... Abra jangan menangis!!" ucap sang mamah "hikss maafin Abra mah, karena Abra mamah sakit hikss Abra janji gak akan minta apa-apa lagi,yang penting mamah sehat..'' Abra tak kuasa menahan tangisnya ia sangat menyayangi Ratna.
Aika, Ardi dan juga Adrian sempat terhenyuh melihat Abra dan Ratna.
''naiklah kita akan pergi untuk berlibur...'' ujar Ardi memecah keheningan. Ardi maju selangkah dan mencoba mengambil Abra yang berada di gendongan Ratna. Abra dengan luarsa langsung menerima Ardi yang menggendongnya. Sedangkan Ratna hanya tersenyum
''aku titip anakku ya mas...'' ucap Ratna
''kamu ikut juga.... Letakan saja sepedamu atau dititipkan ke satpam disana...Adrian bawa sepeda itu lalu titipkan ke penjaga sekolah sana. bilangin sepeda itu jangan sampai hilang atau kepalanya akan papah penggal...'' ucap Ardi tak terbantahkan.
''siappp...'' dengan cepat Adrian mengambil sepeda itu dan menuntunnya hingga ke satpam sekolah tak lupa keranjang makanan Adrian bawa.
''Den makanannya juga mau dibawa..'' Tanya penjaga satpam
''iyalah mang, emak gue buat nieh...''jawab Adrian sambil menenteng dagangan Ratna
Bagi Ratna ini sudah di luar batas ia tak berfikir jauh untuk hal seperti ini,ia berfikir kalau Abra sajalah yang di ajak jalan sedangkan dirinya menuggu didepan sekolah sambil mendagangkan jualannya.
''sudah pah yuk, Adrian bolos aja hari ini...''
Ardi menganguk lalu tanpa permisi langsung menarik Ratna naik ke dalam mobil dan diikuti oleh aika dan juga Adrian dari belakang sedangkan abra ia duduk dipangkuan Ardi yang sedang mengemudikan mobilnya.