55. Pelukan Hangat

2028 Words

Akhirnya, siang ini aku jadi makan bersama Ayah dan Ibu Mas Rifqi. Benar-benar tidak pernah kubayangkan sebelumnya kalau aku akan bertemu mereka secepat ini. Apalagi bertemu secara tak sengaja terlebih dahulu. Mas Rifqi bilang, sebenarnya mereka ada kondangan di Jakarta, jadi sekalian menjenguknya. Rencana di Jakarta hanya tiga sampai empat hari, lalu pulang. Ini sesuai dengan ucapan ibunya yang bilang akan kembali ke Semarang besok atau lusa. Ibu Mas Rifqi benar-benar ramah. Bayangkan saja Ibu-ibu yang tampak kalem dari segala sisi. Bahkan ketika menaikkan suaranya pun tetap enak didengar. Kalau Ayah Mas Rifqi, beliau sebelas dua belas dengan Papa. Ya, dari luar tampak kalem dan pendiam. Kalau dalamnya, aku tidak yakin. Beliau juga baru menyapaku ala kadarnya. Namun, aku sama sekali ti

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD